5 Kebutuhan Tersier yang Sebaiknya Gak Dibeli di 2025, Apa Saja?

Setiap tahun, tren belanja terus mengalami perubahan. Apa yang dulu dianggap penting bisa saja kehilangan relevansinya seiring waktu. Di tahun 2025, kamu mungkin harus lebih selektif dalam mengatur keuangan dan menimbang apakah suatu barang benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar keinginan sesaat.
Apalagi, kebutuhan tersier cenderung menjadi jebakan impulsif yang bikin kantong jebol tanpa kamu sadari. Ada banyak barang yang masuk kategori kebutuhan tersier yang sebenarnya bisa kamu skip tahun ini. Bukan hanya untuk menghemat uang, tapi juga demi hidup yang lebih minimalis dan sustainable. Yuk, cek daftar barang yang sebaiknya gak kamu beli di 2025!
1. Smartphone baru yang beda tipis dengan model sebelumnya

Setiap tahun, berbagai merek smartphone berlomba-lomba merilis model baru. Pertanyaannya, apakah kamu benar-benar butuh upgrade ke model terbaru? Kalau fitur dan spesifikasinya gak jauh beda dari yang kamu punya sekarang, lebih baik tahan dulu keinginan untuk beli HP baru.
Perusahaan teknologi sering menggoda kita dengan gimmick seperti kamera yang sedikit lebih baik atau desain yang lebih ramping. Padahal, kenyataannya, performa smartphone kamu yang sekarang mungkin masih cukup mumpuni untuk beberapa tahun ke depan. Daripada buang uang untuk gadget yang hanya beda tipis, lebih baik alokasikan uangnya ke kebutuhan lain yang lebih mendesak.
2. Peralatan dapur canggih yang jarang dipakai

Air fryer, coffee machine, slow cooker, hingga mesin pembuat roti, semua peralatan dapur canggih ini memang terlihat keren dan kekinian. Namun, coba kamu pikir lagi, seberapa sering kamu akan menggunakannya? Jangan sampai peralatan mahal itu cuma jadi pajangan di dapur.
Kalau kamu bukan tipe orang yang suka masak setiap hari atau bereksperimen dengan resep baru, sebaiknya tunda dulu pembelian peralatan dapur yang tidak esensial ini. Fokus pada alat masak dasar yang memang sering dipakai sehari-hari. Selain menghemat uang, pastinya kamu juga bisa menghemat ruang di dapur.
3. Pakaian branded yang bukan kebutuhan sehari-hari

Siapa yang gak tergoda dengan koleksi fashion terbaru dari merek terkenal? Namun, sebelum kamu memutuskan untuk membeli, pikirkan lagi apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya sekadar ikut tren. Tren fashion terus berubah, dan pakaian branded yang kamu beli tahun ini mungkin sudah out of style tahun depan.
Daripada menghabiskan uang untuk barang fashion yang hanya akan dipakai beberapa kali, lebih baik investasikan ke pakaian berkualitas yang timeless dan bisa digunakan dalam berbagai kesempatan. Pilihan bijak ini juga membantu mengurangi limbah fashion yang berdampak pada lingkungan.
4. Membership atau langganan yang jarang dimanfaatkan

Di era digital seperti sekarang, ada banyak layanan berlangganan yang ditawarkan. Mulai dari streaming platform, aplikasi olahraga, hingga keanggotaan di pusat kebugaran. Namun, coba cek kembali, apakah kamu benar-benar telah dan akan memanfaatkan semua langganan tersebut secara maksimal?
Kadang, kita lupa membatalkan langganan yang jarang dipakai. Hasilnya, uang terbuang sia-sia setiap bulan. Tahun 2025 bisa jadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi semua membership yang kamu punya. Pertahankan yang benar-benar berguna, dan hentikan langganan yang hanya menguras dompet tanpa memberikan manfaat signifikan.
5. Peralatan home decor yang gak fungsional

Barang dekorasi rumah memang bisa mempercantik ruangan, tapi jangan sampai kamu terlalu impulsif saat memilihnya. Peralatan dekorasi yang terlalu banyak justru bikin rumah terlihat penuh dan berantakan. Fokus saja pada home décor yang fungsional dan bisa digunakan dalam jangka panjang.
Misalnya, pilih meja atau rak multifungsi yang gak hanya cantik tapi juga berguna untuk menyimpan barang. Hindari membeli dekorasi yang hanya sekadar estetis tapi gak punya nilai guna yang jelas. Dengan menahan diri dari pembelian kebutuhan tersier yang kurang esensial, kamu bisa lebih fokus mengelola keuangan untuk hal-hal yang lebih penting.
Di tahun 2025, kamu perlu lebih selektif dalam mengatur prioritas keuangan. Dengan mengenali kebutuhan tersier yang sebenarnya gak perlu dibeli, kamu bisa menjaga anggaran tetap sehat dan menghindari pengeluaran yang sia-sia.