5 Kesalahan Mengatur Uang Jajan Anak, Jadi Makin Boros!

Orangtua memang harus mengajarkan banyak sekali hal pada anak-anaknya dalam beraktivitas sehari-hari, termasuk dalam hal ini adalah mengenai urusan keuangan. Banyak anak yang kurang cermat dalam mengelola keuangan, sebab memang tidak pernah diajarkan sebelumnya oleh orangtua.
Orangtua semestinya bisa mengajarkan anak dengan baik tentang bagaimana mengatur uang jajan agar bisa dikelola dengan bijak dan tidak berlebihan. Jangan sampai orangtua sampai melakukan beberapa kesalahan berikut ini dalam mengajarkan anak soal uang jajan. Maka ini akan menyebabkan masalah pada kemampuan anak dalam mengelola keuangan.
1. Anak tidak dijelaskan soal uang jajan

Anak-anak memang semestinya diberikan pengertian tentang bagaimana caranya mengatur uang jajan dengan bijak. Banyak orangtua yang justru hanya memberikan uang, namun tidak pernah menjelaskan sama sekali soal uang jajan tersebut, sehingga anak tak akan memahami cara mengelolanya dengan baik.
Jika anak tak diberikan penjelasan dan tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, maka dampak negatifnya akan membuat anak jadi rentan sekali boros. Oleh sebab itu, orangtua tetap perlu meluangkan waktu untuk menjelaskan hal tersebut pada anak, sehingga nantinya anak mampu mengatur keuangannya dengan bijak.
2. Orangtua tak tahu apa yang dibutuhkan anak

Anak-anak biasanya akan selalu memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu mengenai kesehariannya. Kebutuhan anak ini bisa berkaitan dengan jajannya, ongkosnya, atau pun kebutuhan-kebutuhan lain yang memang bisa menunjang aktivitas anak sehari-hari.
Hal yang sangat disayangkan adalah bila orangtua tak tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak, sehingga uang tersebut digunakan tanpa tahu apa yang menjadi kebutuhan anak. Tentunya jika orangtua tak tahu kebutuhan anak, maka sulit bagi orangtua untuk mengira-ngira biaya yang sekiranya dibutuhkan anak untuk uang jajan.
3. Tidak membuat daftar pengeluaran

Mengatur dan mengelola uang jajan anak memang sebaiknya dilakukan dengan sebijak mungkin, sehingga tak sampai salah. Ini penting agar nantinya anak bisa mengelola uang jajan dengan benar-benar cermat, sehingga uang jajannya tak akan sampai mudah habis begitu saja.
Kesalahan yang paling umum adalah bila anak tak dibiasakan untuk membuat daftar pengeluaran terlebih dahulu, sehingga justru uang jajannya mudah habis. Oleh sebab itu, orangtua harus mengajarkan anak bagaimana caranya membuat daftar pengeluaran yang cermat dan teliti, sehingga semua pengeluaran tercatat dengan baik.
4. Terlalu mempercayakan anak soal uang

Mempercayai anak mungkin menjadi hal baik yang bisa orangtua lakukan, apalagi kepercayaan dalam keluarga memang merupakan hal penting. Namun, di lain sisi tentu orangtua juga harus tahu bahwa terlalu mempercayakan anak soal uang ternyata bukanlah ide yang bagus.
Anak sering kali masih belum mampu mengendalikan dirinya, termasuk mudah terbawa arus dari orang-orang di sekitarnya. Bukan tidak mungkin jika anak tak mampu mengelola uangnya dengan baik apabila orangtua terlalu percaya, sehingga uangnya bisa habis sebelum waktu yang ditentukan.
5. Mudah memberi uang saku tambahan

Orangtua harus benar-benar tegas dalam memberlakukan sistem uang jajan pada anak, sehingga jangan sampai lembek dan mudah luluh pada anak. Banyak kesalahan yang dilakukan anak dengan tidak mengatur uang jajannya, sehingga habis bahkan sebelum waktu yang ditentukan.
Kesalahan yang sering pula dilakukan oleh orangtua adalah dengan menuruti anak dengan memberikan uang tambahan jika uang bulanan atau mingguannya habis. Hal ini tentu keliru karena akan membuat anak jadi mudah menggampangkan orangtuanya, sehingga uang jajan pun terus habis.
Orangtua semestinya bisa lebih bijak dalam mengajarkan anak soal uang jajan. Banyak anak yang melakukan kesalahan-kesalahan serupa, sehingga uang jajannya pun jadi rentan boros. Ajarkan anak cara mengatur keuangannya dengan bijak!