5 MBTI yang Merasa Tertinggal Saat Melihat Keberhasilan Orang Lain

- INFJ merasa tertinggal saat melihat orang lain sukses, meragukan arah hidup dan produktivitas.
- INFP merasa tertinggal karena membandingkan keberhasilan personal dengan pencapaian orang lain, perlu fokus pada pertumbuhan pribadi.
- ISFJ merasa kurang dihargai karena dorongan kuat untuk memenuhi ekspektasi sosial, potensi untuk menumbuhkan stabilitas emosional.
Perasaan tertinggal sering kali menjadi hal yang wajar dalam perjalanan hidup seseorang, terutama ketika melihat orang lain tampak lebih cepat mencapai kesuksesan. Dalam dunia yang dipenuhi dengan pencapaian dan pembaruan setiap hari, rasa membandingkan diri bisa muncul tanpa disadari. Perasaan seperti ini bukan hanya dipengaruhi oleh situasi sosial, tetapi juga oleh cara berpikir, kepribadian, dan preferensi seseorang dalam menghadapi kehidupan.
Beberapa tipe kepribadian MBTI cenderung lebih mudah terpengaruh oleh keberhasilan orang lain karena mereka memiliki sifat perfeksionis, kompetitif, atau terlalu reflektif terhadap diri sendiri. Mereka bisa tenggelam dalam pikiran bahwa waktu mereka sudah habis, atau bahwa mereka belum menemukan arah yang tepat. Meskipun demikian, bukan berarti mereka lemah, justru sensitivitas ini bisa menjadi kekuatan ketika diarahkan ke dalam motivasi yang sehat.
Bagi kamu yang penasaran, yuk simak kelima MBTI yang merasa tertinggal saat melihat keberhasilan orang lain di bawah ini.
1. INFJ (The Advocate)

Tipe INFJ dikenal memiliki idealisme tinggi serta pandangan hidup yang mendalam. Mereka sering memiliki visi besar tentang bagaimana hidup seharusnya berjalan dan apa yang ingin mereka capai. Namun, ketika melihat orang lain mencapai hal-hal yang mereka impikan, INFJ dapat merasa seolah tertinggal jauh. Mereka akan mempertanyakan apakah jalan yang mereka tempuh sudah benar atau justru terlalu lambat. INFJ mudah merasa tidak cukup produktif atau kurang berarti ketika melihat orang lain tampak sukses lebih cepat.
Perasaan tertinggal ini sering disebabkan oleh kecenderungan INFJ untuk merenung terlalu dalam. Mereka memiliki ekspektasi besar terhadap diri sendiri, dan ketika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, mereka akan menyalahkan diri. Walau begitu, INFJ memiliki kekuatan dalam refleksi dan makna. Dengan waktu dan kesadaran diri, mereka bisa mengubah rasa tertinggal menjadi dorongan untuk memperbaiki arah hidup serta membangun pencapaian yang lebih bermakna bagi diri sendiri.
2. INFP (The Mediator)

INFP merupakan tipe yang sangat idealis dan sering hidup dalam dunia nilai serta makna pribadi. Mereka ingin hidup selaras dengan panggilan batin dan sering membayangkan bentuk kehidupan yang bermakna dan autentik. Namun, ketika melihat orang lain mencapai keberhasilan yang lebih nyata atau materiil, INFP bisa merasa tertinggal dan tidak cukup berhasil. Perasaan ini muncul karena mereka sering membandingkan dunia batin yang kaya dengan kenyataan luar yang tampak lebih gemilang.
Tipe ini cenderung memproyeksikan keberhasilan sebagai sesuatu yang sangat personal, namun tetap merasa kecil ketika hasil mereka tidak terlihat oleh dunia. INFP perlu belajar bahwa keberhasilan tidak selalu harus diukur dengan standar orang lain. Dengan memahami nilai yang benar-benar penting bagi mereka, tipe ini bisa menemukan kedamaian dalam perjalanan uniknya. Fokus pada pertumbuhan pribadi dan makna hidup akan membantu INFP keluar dari perangkap perbandingan dan menemukan kepuasan sejati.
3. ISFJ (The Defender)

ISFJ dikenal sebagai tipe yang tekun, penuh perhatian, dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain. Mereka sering bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memastikan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Namun, dalam proses tersebut, ISFJ kadang lupa memerhatikan diri sendiri dan membandingkan hasil kerja mereka dengan keberhasilan orang lain yang tampak lebih menonjol. Mereka bisa merasa tidak cukup berharga ketika pencapaian mereka tidak mendapat pengakuan publik.
Rasa tertinggal bagi ISFJ sering muncul dari dorongan kuat untuk memenuhi ekspektasi sosial. Mereka ingin diakui sebagai seseorang yang mampu dan andal, namun ketika orang lain mendapat sorotan lebih, mereka merasa kurang dihargai. Meski begitu, ISFJ memiliki potensi besar untuk menumbuhkan stabilitas emosional. Ketika mereka menyadari bahwa kebaikan dan ketekunan yang dilakukan tidak selalu harus tampak di mata dunia, mereka bisa menemukan rasa puas dalam peran yang dijalankan dengan tulus dan konsisten.
4. ENFJ (The Protagonist)

Sebagai tipe yang karismatik dan penuh empati, ENFJ memiliki dorongan kuat untuk menjadi panutan bagi orang lain. Mereka gemar membantu dan menginspirasi, tetapi juga mudah terjebak dalam perasaan tertinggal ketika melihat orang lain berhasil melampaui pencapaian mereka. ENFJ sering merasa bahwa mereka harus selalu menjadi contoh kesuksesan, dan ketika gagal memenuhi standar itu, mereka bisa kehilangan rasa percaya diri.
Tipe ini sering menilai keberhasilan berdasarkan dampak yang mereka berikan kepada orang lain. Saat melihat rekan atau teman sebaya mencapai posisi lebih tinggi, ENFJ bisa merasa kehilangan arah dan mulai mempertanyakan kemampuan diri. Namun, kelebihan ENFJ terletak pada kemampuannya untuk bangkit dan menggunakan perasaan itu sebagai bahan bakar untuk menjadi lebih baik.
5. INTJ (The Architect)

INTJ dikenal sebagai pemikir strategis yang ambisius dan berorientasi pada hasil. Mereka memiliki rencana jangka panjang dan berupaya keras untuk mewujudkannya. Namun, ketika melihat orang lain mencapai tujuan yang serupa lebih cepat atau dengan cara yang tampak lebih mudah, INTJ bisa merasa frustrasi dan tertinggal. Mereka memiliki ekspektasi tinggi terhadap diri sendiri, sehingga kegagalan relatif kecil pun bisa memicu perasaan tidak puas.
Bagi INTJ, rasa tertinggal bukan hanya tentang pencapaian, tetapi juga tentang keefektifan strategi yang dijalankan. Mereka ingin merasa selalu selangkah lebih maju, dan ketika kenyataannya tidak sesuai, mereka bisa kehilangan fokus sejenak. Meskipun demikian, tipe ini cepat bangkit dan menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Dengan kemampuan analitis yang tajam, INTJ dapat mengubah perasaan tertinggal menjadi momentum untuk memperkuat rencana dan memperbaiki langkah menuju keberhasilan berikutnya.
Pada akhirnya, tidak ada standar tunggal tentang kapan seseorang harus mencapai sesuatu. Waktu setiap orang berbeda, dan keberhasilan sejati bukan hanya diukur dari pencapaian besar, tetapi dari kemampuan untuk tetap berjalan meskipun prosesnya panjang.


















