5 Penyeimbang untuk Sifat Keras Kepala, Gak Boleh Takut Risiko

Semua sifat pada manusia sebetulnya ada plus dan minusnya. Maka setiap sifat yang dominan dalam diri perlu penyeimbang supaya sisi negatifnya bisa dikurangi. Begitu pula dengan karaktermu yang keras kepala.
Sifat tersebut ada bagusnya karena membuatmu tak mudah goyah dalam menghadapi berbagai pengaruh dari orang lain. Dirimu selalu punya kemantapan hati dalam memutuskan sesuatu. Kamu bukan tipe orang yang gampang bingung kemudian sibuk meminta pendapat dan dukungan yang kian membuat pikiran penuh.
Tanpa kedua hal tersebut pun, dirimu bisa jalan sendiri. Ada kepercayaan diri yang besar, tetapi sifat ini juga dapat menjerumuskanmu dalam keburukan bila tak diimbangi dengan lima hal di bawah ini. Jadikan sifat keras kepala bagian dari kekuatan diri, bukan justru melemahkanmu.
1. Harus berani menanggung risiko

Orang yang keras kepala amat sulit dinasihati. Apalagi jika nasihat itu berbeda dari keinginannya, pasti ditabrak saja dan kamu memilih tetap mengacu pada pandangan pribadi. Wajib untukmu memiliki keberanian dalam menanggung risiko atas setiap tindakan yang diambil.
Itu baru namanya nyali sebanding dengan kesukaranmu diperingatkan oleh orang lain. Jangan dirimu keras kepala, tetapi gak punya nyali buat menghadapi risiko terburuk dari perbuatanmu. Tak ada orang yang mau membantu kamu mengatasi akibat dari keputusan-keputusanmu yang salah.
Bukannya membantu, mereka justru cenderung akan menyalahkanmu. Salahmu sendiri tidak mendengarkan masukan mereka dan sekarang apa yang sempat mereka khawatirkan sungguh-sungguh terjadi. Kamu berani melangkah tanpa memedulikan nasihat orang, maka kudu bernyali juga menghadapi segala risiko yang paling tidak diinginkan.
2. Tahu situasi terkait keputusan buat diri sendiri atau orang banyak

Kamu boleh saja begitu keras kepala mengenai hal-hal dalam kehidupan pribadimu, seperti menentukan cita-cita yang akan diperjuangkan dengan biaya sendiri. Akan tetapi, sifat keras kepala ini mesti dikurangi jika telah menyangkut orang lain. Misalnya, terkait pekerjaan di kantor atau kehidupan rumah tanggamu.
Jangan menganggap gak ada orang lain di sekitarmu yang pendapatnya perlu dipertimbangkan dengan serius. Ingat bahwa bila sampai keputusanmu yang cuma mengacu pada pendapat sendiri ternyata keliru, mereka juga terkena imbasnya. Kamu tidak boleh meminta mereka semua menanggung kesalahanmu.
Kalau sifat keras kepalamu gak memedulikan orang-orang yang berurusan denganmu, hubungan kalian akan rusak bahkan berakhir. Mereka semua perlu didengar supaya merasa keberadaannya dianggap penting olehmu. Jika ada perasaan tidak dihargai, orang berpikir lebih baik mengakhiri hubungan atau kerja samanya denganmu.
3. Wawasan kudu luas

Kesukaan mengabaikan masukan membuatmu lebih rentan melakukan kesalahan. Kalau kamu gak bisa dinasihati, tambah terus pengetahuanmu biar lebih tepat saat mengambil berbagai keputusan. Jika sifat keras kepala tak diimbangi dengan luasnya wawasan, peluangmu terjerumus dalam kekeliruan menjadi makin besar.
Dengan senantiasa belajar dan mengikuti berbagai informasi terbaru, setiap hal yang diyakini menjadi ada dasarnya. Bukan sekadar karena kamu mengotot dan mengabaikan benar atau salahnya. Selama wawasanmu terus bertumbuh bahkan hingga melebihi orang-orang di sekitarmu, sifat keras kepala boleh jadi mengantarkanmu pada keputusan yang paling tepat.
Lebih banyak tahu juga menambah kebijaksanaanmu. Meski cenderung abai pada masukan orang lain, dirimu pada dasarnya tetap berhati-hati dan berpikir panjang sebelum bertindak. Bila hanya sekadar mengeyel, dirimu akan sering menyesali ketidakmampuanmu dalam mendengarkan orang lain.
4. Meningkatkan kewaspadaan diri

Nasihat dari siapa pun dimaksudkan untuk menghindarkanmu dari hal-hal yang buruk. Mereka ingin kamu gak gegabah melakukan apa saja. Apabila dirimu sulit mendengarkan perkataan mereka, apakah artinya kehati-hatian tidak penting?
Itu tetap utama, tetapi kamu perlu menumbuhkannya sendiri. Kalau diri sendiri yang memerintahkanmu buat mewaspadai ini dan itu, kamu mau memperhatikannya. Akan tetapi saat orang lain mengatakan hal serupa, belum tentu membuatmu percaya.
Baik kamu berkarakter keras kepala maupun tidak, tentu dirimu tak mau sesuatu yang buruk kerap menimpa. Tingkatkan kewaspadaanmu sekalipun sulit untukmu menurut pada peringatan dari orang-orang terdekat. Sering-seringlah memikirkan kembali situasi yang dihadapi, tindakan-tindakan yang dapat diambil, serta kemungkinan risiko dari setiap langkah tersebut.
5. Jangan suka mengeluh dan minta saran kalau tak serius menerimanya

Sifat keras kepalamu juga bisa membingungkan orang kalau dirimu suka mengeluh dan minta saran, tetapi akhirnya tetap jalan sendiri. Mereka menjadi sulit memahami tujuanmu bertanya. Seiring waktu mereka bahkan kesal sebab sudah repot-repot ikut berpikir, tetapi kamu gak menggubrisnya.
Rasanya seperti membuang-buang energi saja untuk mendengarkanmu dan memberikan nasihat terbaik. Sadari sifat keras kepalamu dan jadilah lebih mandiri dalam mengatasi berbagai persoalan. Sudah menjadi bagian dari risikomu sebagai orang yang keras kepala untuk pusing sendirian.
Bukan kamu membuat orang lain ikut pusing, tetapi hasil pemikiran mereka dimentahkan. Orang biasanya tidak merasa terganggu dengan sifat keras kepalamu selama kamu berpikir dan bergerak dengan diam berbekal keyakinan diri. Kamu memang berhak menolak sebanyak mungkin nasihat, hanya saja sikap begini menjadi menjengkelkan bila dirimu pula yang memintanya.
Karakter keras kepala sukar hilang, paling-paling cuma berkurang sedikit. Itu pun hanya saat kamu berhadapan dengan orang-orang tertentu, seperti sosok yang sangat dihormati atau ditakuti. Tidak apa-apa punya sifat keras kepala asalkan mengimbanginya dengan kelima hal di atas biar orang lain tak merasa terganggu bahkan dirugikan.