5 Perbedaan Cinta Diri dan Memanjakan Diri, Beda Banget Lho!

Self-love atau cinta diri muncul sebagai salah satu isu penting beberapa tahun terakhir. Dianggap ampuh dalam mengurangi jumlah penderita depresi, konsep soal cinta diri juga semakin meluas dan bahkan mulai kehilangan esensi yang sebenarnya. Buktinya, banyak orang yang menyamakan antara cinta diri dan memanjakan diri.
Padahal, dua hal ini bagai dua sisi koin yang gak akan pernah bisa disamakan. Ini nih 5 perbedaannya yang paling jelas.
1. Orang yang cinta diri melakukan atau membeli hal yang dibutuhkan, bukan sekadar diinginkan Orang yang cinta diri membuat sesuatu, bukannya sekadar membeli sesuatu

Ketika kamu menjadikan alasan cinta diri untuk berbelanja lebih banyak barang, apalagi hal-hal yang sifatnya hanya sekadar keinginan, udah jelas banget kalau ini masuk kategori memanjakan diri. Kamu gak benar-benar sedang membutuhkan hal itu tapi hanya membuatnya sebagai alasan untuk shopping. Mindset kayak gini nih yang harus diperbaiki, guys.
2. Orang yang cinta diri membuat sesuatu, bukannya sekedar membeli sesuatu

Cinta diri biasanya berupa tindakan yang membuat pelakunya merasa bahagia, puas, dan tekanan dalam hidupnya terasa berkurang. Yang pasti tindakan ini gak cuma sebatas membeli sesuatu yang sudah lama diinginkan. Tapi juga bisa dengan menghasilkan sebuah karya seperti tulisan, lukisan, atau hal lainnya.
3. Cinta diri tercermin dalam setiap tindakan, bukan yang hanya terjadi sekejap

Cinta diri juga bukan hanya dilakukan sekali, tapi berkali-kali hingga jadi sebuah kebiasaan baik. Misalnya, kamu yang terbiasa mengucapkan terima kasih pada diri sendiri, atau mengapresiasi apa yang sudah berhasil kamu lakukan. Beda banget sama memanjakan diri yang dilakukan sekali dalam beberapa periode waktu.
4. Memanjakan diri seringkali jadi alasan ketika sudah melakukan sesuatu, cinta diri bukanlah alasan

Memanjakan diri biasanya dijadikan sebagai alasan, misalnya, kamu yang telah bekerja selama 10 jam dalam sehari kemudian menjadikan hal itu sebagai alasan untuk tidur selama 14 jam berikutnya. Ini, sih gak bisa masuk kategori cinta diri sama sekali, 'kan? Karena, konsep dari cinta diri itu sama sekali bukan sebuah alasan.
5. Memanjakan diri sifatnya merugikan sementara cinta diri justru sebaliknya

Konsep terakhir nih yang paling jelas, cinta diri biasanya menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Misal, kamu jadi lebih produktif setelah me-time berkualitas selama beberapa jam di hari libur. Berbeda banget sama memanjakan diri yang justru menimbulkan kerugian misalnya dompet yang jadi kosong karena belanja ini itu.
Jadi intinya, kita semua harus pandai-pandai dalam membedakan dua konsep ini. Agar, waktu, tenaga, dan uang yang dimiliki, gak terbuang percuma hanya untuk pembenaran soal cinta diri. Setuju?