Kebanyakan orang tidak suka dengan pertengkaran. Suasana penuh emosi membuat hati serta pikiran tak tenang dan akhirnya menghambat produktivitas mereka. Bahkan, beberapa orang mudah jatuh sakit kalau emosinya naik.
Itu sebabnya mereka berusaha menghindari pertengkaran dengan siapa pun, termasuk denganmu. Kamu perlu belajar peka dan mengendalikan diri apabila seseorang telah menunjukkan salah satu dari lima tanda di bawah ini.
Diamnya dia bukan berarti takut padamu atau tak punya kemampuan untuk membela diri. Ia hanya mencegah terjadinya adu mulut. Harapannya, kamu akan capek sendiri dan berhenti mengatakan hal-hal yang tak enak di telinganya.
Untuk harapan sesimpel ini, seharusnya kamu mampu memenuhinya, kan? Jangan malah diamnya dia diartikan sebagai kesempatan bagus buat kamu tambah mencecarnya. Tunjukkan kedewasanmu dengan mengerem ucapan.
Kalau dia telah mencoba menahan diri dengan diam tetapi kamu tak juga mampu melakukan hal yang sama, ini langkah berikutnya. Sepertinya, berada di satu ruanganmu denganmu bukanlah ide yang bagus.
Soalnya, dia bakal terus mendengar kata-kata pedasmu. Daripada terpancing emosi, dia memilih buat menyingkir dari hadapanmu. Ia pun secara berharap jika dinding dan udara sekitar bisa mendengar ocehanmu tadi.
Seiring perkembangan teknologi komunikasi, pertengkaran tak hanya bisa terjadi bila dua orang atau lebih bertatap muka. Sering kali pertengkaran justru mewarnai grup chat seperti WA.WhatsApp.
Sebab keterbatasan kemampuan orang dalam menyampaikan maksudnya melalui tulisan maupun memahami pesan teks dari anggota grup yang lain. Ketika suasana mulai panas dan ada yang keluar dari grup, jangan cepat menganggapnya telah memutuskan hubungan dengan anggota.
Barangkali itu justru caranya menjaga agar hubungan baik tak rusak selamanya akibat pertengkaran hebat di grup chat. Keluarnya seseorang dari grup chat sama dengan orang yang menyingkir dari hadapanmu ketika suasana gak kondusif lagi.
Dia tahu bahwa kamu bukan orang yang mau mengalah. Jadi, dialah yang menurunkan egonya dengan membiarkan segala sesuatu mengikuti kemauanmu saja. Sebagai konsekuensinya, ia hanya menurutimu dan seperti tak punya inisiatif saking pasifnya.
Apabila seseorang telah bersikap mengalah begini, kamu harus sangat menghargainya. Berjalanlah di depannya dengan fokus supaya dia mudah mengikutimu. Bukan kamu malah bikin ulah lagi di tengah jalan dan membuatnya bingung tentang apa maumu yang sebenarnya.
Ini adalah peringatan terakhir darinya. Dia telah melakukan keempat hal di atas, tetapi kamu terus saja mencari cara untuk menyeretnya dalam pertengkaran. Ayolah, kamu tentu tak mau dia tiba-tiba balas menyerangmu, kan?
Baik dia sebatas menyerang balik dengan kata-kata maupun kekuatan otot, itu bisa saja jauh melebihi perkiraanmu. Kamu mungkin akan syok berat kalau melihat orang yang tadinya hanya diam atau menghindar mendadak berbalik arah dan melawanmu.
Tanpa adanya upaya balik darimu untuk mengontrol emosi, kesabaran siapa pun bisa habis juga. Jangan biarkan emosi menguasai kalian berdua karena akibatnya pasti buruk. Cooling down, yuk.