5 Tips Ketika Temanmu Tidak Memvalidasi Perasaanmu Saat Curhat

Pernah gak, kamu lagi merasa sedih, lelah, sakit, lalu ketika cerita dengan seseorang, mereka malah meremehkan perasaanmu? Alih-alih memberi penghiburan, mereka malah membalas, “Ah, kayaknya gak seburuk itu. Mungkin kamu yang terlalu baperan”, atau “Apa yang kamu alami gak sebanding dengan pengalamanku dulu”.
Kamu jadi merasa semakin frustrasi dan meragukan perasaan diri sendiri. Jangan gampang ciut ketika berhadapan dengan tipe orang seperti itu. Sebaliknya, lakukan lima tips di bawah.
1.Berpikir sebelum menerima responnya mentah-mentah

Menjadi pihak yang “ditolak” pasti dapat memicu perasaanmu untuk menjadi defensif. Bila terus dipikirkan, kamu malah terjebak dalam emosi semata. Kamu jadi terfokus pada penolakan yang kamu terima alih-alih masalah yang sebenarnya sedang kamu hadapi sekarang.
Sebelum kamu menerima responsnya, pertimbangkan dulu hal-hal seperti berikut: apa kamu cukup dekat dengan orang itu sehingga pendapatnya penting? Apa orang ini pernah memahami perasaanmu di masa lalu? Bila jawabannya adalah tidak, jangan kaget ketika kamu curhat padanya dan ia malah memberi reaksi buruk.
2.Gunakan "I" statement

Pernah mendengar I Statement? Ini merupakan gaya komunikasi yang fokusnya adalah kepercayaan dan perasaan si pembicara, yaitu dirimu sendiri. Kamu bisa mulai dengan berkata, “Aku merasa sedang sedih, aku hanya ingin didengar sekarang”.
Dengan ini, orang lain pun akan mengerti apa yang kamu inginkan dan butuhkan. Ia akan mencoba dengan melakukan hal yang kamu minta alih-alih terfokus dengan pendapatnya sendiri. Cobalah untuk berani jujur dan mengutarakan perasaanmu pada orang lain.
3.Pilah-pilah sebelum bercerita

Yang menjadi masalah ketika kita sudah jujur dengan perasaan kita sendiri, orang tersebut masih tidak atau belum mau mengerti. Karena itu, pilah-pilah sebelum bercerita. Jangan hanya karena “dekat” atau “butuh teman cerita”, kamu jadi mengumbar perasaan pribadimu.
Karena, belum tentu semua orang akan mengerti. Bila kamu bercerita pada orang yang salah, alih-alih mencoba mengerti keadaanmu, ia malah memandang rendah masalahmu. Kamu jadi semakin merasa terpukul karena respons negatif temanmu.
4.Validasi perasaanmu sendiri

Adalah hal yang wajar untuk memiliki keinginan dimengerti dan diterima orang lain. Namun, kamu tidak bisa terus mengharapkan orang lain untuk terus memvalidasi dan mengerti perasaanmu. Melakukan ini hanya akan merusak self-worth-mu sendiri.
Belajarlah untuk memvalidasi perasaanmu. Akui dan jujur pada diri sendiri apa pun yang kamu rasakan, bahkan ketika itu merupakan perasaan negatif. Juga, jangan ragu untuk memuji dirimu ketika kamu berhasil melakukan pekerjaan dengan baik. Dengan ini, kamu tidak perlu bergantung pada orang lain untuk mengerti perasaanmu.
5.Tidak usah diterima secara personal

Pada akhirnya, hanya kamu yang mengerti dirimu. Orang lain bisa memberi nasihat dan saran, tapi bila itu kritikan yang sifatnya menjatuhkan alih-alih membangun, tidak usah didengar.
Dibanding harus stres sendiri karena kata-kata doi, lebih baik kamu fokus mencari penyelesaian agar tidak terus dirundung perasaan negatif itu. Perlakukan dirimu sendiri sebagai sahabat. Dengan demikian, kamu tidak akan mudah jatuh ketika perasaanmu diremehkan.
Tidak semua orang yang kita temui bisa dijadikan tempat bercerita. Karena itu, penting untuk kita memilah pada siapa kita mau mencurahkan keluh kesah. Jangan sampai karena salah orang, kamu jadi semakin stres karena respons buruk mereka.