5 Tips Menerapkan Gaya Hidup Sustainable buat Pemula, Mudah Diikuti!

Kebiasaan-kebiasan kecil seperti menggunakan plastik sekali pakai, membakar sampah, lupa mematikan listrik saat gak dipakai, merupakan hal yang oleh banyak orang dianggap sepele, namun punya dampak besar bagi kerusakan lingkungan. Jika kebiasaan tersebut terus berlanjut, maka akan ada beberapa dampak negatif yang bisa timbul seperti kerusakan ekosistem, punahnya spesies, hingga berbagai masalah kesehatan.
Menanggapi permasalahan tersebut, DBS Foundation melalui program DBS Foundation Business for Impact Grant Award Programme 2023 pada peringatan Hari Bumi atau Earth Day 22 April 2024, memberikan dana hibah senilai 710 ribu dolar Singapura atau setara dengan Rp8,2 miliar kepada 4 social enterprise (SE) asal Indonesia, yakni Liberty Society, Magalarva, Nafas, serta PLANA.
Dana ini diberikan karena solusi inovatif dari keempat SE tersebut dalam mengatasi permasalahan lingkungan dan sosial seperti polusi udara, limbah plastik, dan pemberdayaan perempuan. Lewat gerakan tersebut, diharapkan bisa menginspirasi banyak orang untuk melakukan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan
Untuk kamu yang ingin mulai menerapkan gaya hidup sustainable, para social enterprise tersebut juga membagikan tips sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari. Yuk, simak pemaparannya di bawah!
1. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai (single use plastic)

Berdasarkan penelitian dari United Nations Environment Programme (UNEP), pada tahun 2016 sampah plastik di lautan berkisar antara 9 - 14 juta ton dan diperkirakan polusi plastik ini akan melonjak drastis hingga tiga kali lipat menjadi 23 - 27 juta ton pada tahun 2040 jika gak dilakukan langkah pencegahan. Ini menjadi kian mengkhawatirkan karena gak bisa dipungkiri, bahwa saat ini penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan, dan botol plastik menjadi hal lumrah yang digunakan saat ini.
Nah, sebagai langkah awal dalam menerapkan perilaku hidup sustainable, kamu bisa mulai dari mengurangi konsumsi plastik sekali pakai. Salah satu caranya yakni dengan menerapkan conscious living dengan membawa tas belanja sendiri saat berbelanja, menggunakan botol minum isi ulang, serta menghindari penggunaan sedotan.
Salah satu gerakan untuk mengurangi sampah plastik ini juga dilakukan oleh Liberty Society, yakni secara aktif mendorong gerakan conscious living untuk mengurangi single use plastic. Dalam upaya tersebut, Liberty Society mengolah sampah korporat seperti plastik, tekstil, dan kardus menjadi merchandise dan gift sets dalam skema penjualan Business-to-Business (B2B).
"Kunci menerapkan gaya hidup sustainable adalah mulai dari diri sendiri. Kita perlu secara sadar mempertimbangkan apa saja yang kita butuhkan, memikirkan dampak jangka panjang yang akan timbul saat membeli produk, serta meminimalisir single use plastic dengan mencari alternatif yang lebih sustainable. Setelah terbiasa, barulah kita bisa membagikan kesadaran (awareness) kepada orang lain dan menyebarluaskan dampaknya," kata Marketing Associate Liberty Society Rachel Dwieputri.
2. Pilah sampah anorganik dan organik

Selanjutnya dengan memilah sampah berdasarkan kategorinya, apakah itu organik atau anorganik. Langkah ini dilakukan sebagai upaya agar barang bekas yang kamu gunakan gak menjadi sampah bertumpuk yang gak terpakai. Sebab, tanpa kita sadari barang-barang bekas tersebut masih punya nilai fungsi yang bisa turut menyelamatkan bumi.
Misalnya, sampah anorganik seperti wadah plastik, botol kaca, serta logam bekas bisa diolah menjadi produk pakai baru, entah itu menjadi aksesori tas, hiasan, atau perabotan baru. Sementara itu, sampah organik seperti sisa bahan dapur, makanan, sayuran, juga kulit buah bisa dimanfaatkan menjadi kompos tanah atau pakan hewan ternak.
SE yang punya program untuk mengolah sampah ini adalah Magalarva, yang punya misi untuk mengeliminasi sampah makanan dan membangun ekosistem lingkungan yang mendukung petani dalam menyediakan pakan hewan berbasis serangga yang berkelanjutan. Dalam hal ini, Magalarva berfokus pada pengumpulan sampah makanan yang diolah dengan black soldier fly (BSF) untuk menjadi pakan ternak dan piaraan berkualitas tinggi.
Rendria Labde, pendiri Magalarva, menuturkan, "Memilah/memisahkan sampah itu menjadi bagian penting dari pengelolaan sampah. Jika sudah dipilah, maka ini akan sangat memudahkan banyak pihak yang berkomitmen untuk mengelola sampah lebih lanjut, seperti Magalarva. Bahkan, memilah sampah ini juga bisa menjadi pemasukan tambahan untuk kita karena ada beberapa pihak yang bersedia membayarnya”.
3. Stop pembakaran sampah

Praktik pembakaran sampah jadi permasalahan selanjutnya yang kerap dilakukan untuk memusnahkan sampah-sampah yang dianggap gak terpakai. Selain bisa menyebabkan pencemaran udara, praktik ini juga bisa berdampak buruk pada kesehatan dalam jangka panjang. Ini karena asap dari hasil pembakaran tersebut mengandung bahan kimia beracun yang bisa terhirup oleh hewan dan manusia.
"Pembakaran sampah menjadi salah satu penyumbang polusi udara, sehingga menghindari kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya simpel yang dapat dilakukan masyarakat dalam kesehariannya agar tidak memperparah kualitas udara," terang Co-founder & CEO Nafas Nathan Roestandy.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kualitas udara bagi lingkungan dan kesehatan, Nafas menghadirkan aplikasi yang bisa diakses oleh siapa saja. Aplikasi ini diberi nama Nafas dan bisa diakses oleh siapa saja untuk mengetahui kualitas udara secara real time, terlokalisir, dan akurat.
4. Gunakan produk alternatif yang ramah lingkungan

Untuk mulai gaya hidup yang sustainable, kamu juga bisa mengganti produkmu ke yang lebih ramah lingkungan. Langkah ini bisa jadi investasi jangka panjang untuk kamu ikut berkontribusi dalam menjamin kesejahteraan planet di masa mendatang. Selain itu, produk ramah lingkungan juga sering kali diproduksi dengan teknologi tinggi dan bahan baku yang lebih berkelanjutan.
Untuk mendukung gerakan tersebut, PLANA (Plastic For Nature) startup green-tech, menghadirkan rangkaian produk yang mendaur ulang plastik dan gabah padi menjadi decking husk plastic composite, seperti Planawood dan Planabrick menjadi hasil inovasi pengolahan sampah plastik menjadi material bangunan yang berkelanjutan. Inovasi tersebut merupakan perwujudan misi PLANA dalam memberikan solusi permasalahan penggunaan kayu yang berlebih dalam bangunan guna menyelamatkan bumi dari limbah dan deforestasi.
Co-founder & Chief of Sustainability PLANA, Joshua C. Chandra, menjelaskan, "Banyak orang masih menganggap produk ramah lingkungan itu mahal dan kualitasnya rendah, sehingga menjadi hambatan berkembangnya pasar produk ramah lingkungan di Indonesia. Untuk menyikapinya, masyarakat Indonesia perlu memiliki keterbukaan dan melakukan riset terhadap produk ramah lingkungan demi bumi yang lebih lestari kini dan nanti".
5. Kurangi sampah makanan

Jarang disadari, mengurangi sampah makanan bisa jadi langkah sederhana berikutnya dalam menjalankan perilaku hidup sustainable dengan meningkatkan ketahanan pangan (food security). Pengurangan jumlah sisa makanan dapat menjaga sumber daya alam yang terbatas, mengurangi tekanan pada pasokan pangan, serta mendukung ketahanan pangan masyarakat.
Dengan menyimpan makanan secara bijaksana serta mendaur ulang sisa makanan, kamu dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan dan sejahtera.
Untuk mendukung gerakan ini, Bank DBS meluncurkan gerakan kampanye #MakanTanpaSisa yang telah diperkenalkan sejak tahun 2020. Gerakan ini dibuat sebagai bagian dari inisiatif Towards Zero Food Waste. Hingga tahun 2023 gerakan ini telah berhasil menyelamatkan 650.000 kg makanan dari berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Demikianlah beberapa langkah sederhana yang bisa kamu terapkan untuk memulai gaya hidup sustainable. Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, menyebut, dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan kecil yang bermakna, kita dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif.