6 Alasan Gak Perlu Gengsi Pakai Barang Murah

Kita seringkali mengutamakan gengsi dalam setiap aspek. Terutama dari segi barang-barang fashion yang dikenakan. Seolah merasa malu menjadi pengguna barang dengan harga miring. Alih-alih menyesuaikan dengan kemampuan, justru memburu barang-barang beranda dengan harga menguras kantong.
Sudah saatnya kita berpikir dengan logis dan realistis. Tidak perlu gengsi menggunakan barang dengan harga murah. Apalagi kita memperoleh kualitas yang sepadan dengan biaya yang tidak seberapa. Setelah membaca enam alasan gak perlu gengsi pakai barang murah, semoga hal tersebut bisa membentengi kita dari perilaku hedon dan konsumtif.
1. Mengutamakan gengsi belum tentu menjamin kepuasan

Sebagian orang cenderung merasa malu saat menggunakan barang-barang berharga murah. Mereka memaksa diri untuk mengoreksi barang-barang branded meskipun di luar batas kemampuan. Sikap demikian ini yang harus dibenahi. Terdapat beberapa hal yang menjadi dasar untuk tidak merasa gengsi menggunakan barang berharga murah.
Karena mengutamakan gengsi belum tentu menjamin kepuasan. Bisa jadi ini hanya memberikan rasa bahagia dalam waktu sesaat. Tapi saat pandangan dan pengakuan orang lain memudar, kita akan merasa hampa. Barang-barang berharga mahal yang dijadikan sebagai alat meraih validasi tidak ada lagi artinya.
2. Barang murah belum tentu berkualitas buruk

Apakah kamu masih termasuk tipe orang yang menganggap barang berharga murah itu buruk? Untuk kemudian memaksakan diri membeli barang-barang branded dengan harga di luar kemampuan. Bahkan rela mengorbankan kebutuhan yang seharusnya menjadi prioritas utama.
Semoga alasan ini bisa menyadarkan kamu yang masih memiliki kebiasaan tersebut. Barang-barang yang memiliki harga murah pada faktanya belum tentu berkualitas buruk. Bisa jadi ini hanya sekadar pengaruh brand dan popularitas. Kebetulan barang-barang berharga murah tersebut belum dikenal oleh banyak orang.
3. Utamakan nilai dan fungsi nyata

Tanpa sadar , karena pengaruh tren seringkali kita mengutamakan gengsi saat menggunakan barang. Termasuk dengan membanggakan barang-barang yang memiliki harga menguras kantong. Kemudian merasa gengsi jika harus menggunakan barang-barang dengan harga murah.
Mari kita berpikir logis dan realistis menyikapi fenomena tersebut. Padahal sikap gengsi justru merusak keteraturan hidup. Kunci utama dari memanfaatkan barang adalah mengutamakan nilai dan fungsinya. Terpenting adalah bagaimana barang tersebut memenuhi kebutuhan kita.
4. Barang murah lebih praktis dan realistis

Seringkali kita melihat gaya hidup konsumtif yang dijadikan sebagai patokan utama. Meskipun memiliki pendapatan terbatas, namun memaksakan diri mengoleksi barang-barang branded. Kemudian merasa malu jika harus mengenakan barang yang memiliki harga cukup murah.
Sudut pandang demikian ini harus segera diperbaiki. Perlu diketahui, sebagian barang yang murah ternyata lebih praktis dan realistis. Kita dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan yang terbatas. Selain itu, juga tidak memerlukan perawatan khusus sebagaimana barang-barang dengan harga fantastis.
5. Kita harus mengalokasikan uang dengan cermat

Fenomena sosial yang kerap dijumpai adalah tipe orang gengsi menggunakan barang dengan harga murah. Entah karena pengaruh lingkungan sekitar yang mengedepankan gaya hidup hedon. Atau karena pengaruh flexing yang bertebaran di media sosial. Kebiasaan yang mulai menjamur ini harus dibenahi.
Terdapat alasan untuk tidak gengsi mengenakan barang-barang berharga murah. Salah satunya mempertimbangkan alokasi keuangan yang terbatas. Dengan memilih barang murah, kita bisa mengalokasikan keterbatasan pendapatan untuk kebutuhan lain yang jauh lebih penting.
6. Upaya menghargai keunikan diri sendiri

Barang berharga murah tentu bukan hal yang asing lagi. Tapi tidak semua orang mau mengenakan barang-barang tersebut. Sebagian diantaranya adalah tipe individu yang merasa gengsi juga harus menekan barang dengan harga tidak fantastis. Di sinilah kita harus memperbaiki kembali pola pikir dan sudut pandang.
Tidak perlu merasa gengsi menggunakan barang dengan harga murah. Langkah ini sebagai upaya menghargai keunikan diri sendiri. Memiliki barang-barang murah bisa menjadi cerminan kepribadian yang unik dan mandiri. Kita tidak perlu bergantung pada pengakuan orang lain untuk merasa berharga.
Mulai sekarang, kamu gak perlu gengsi pakai barang murah, ya! Pakai barang bukan soal memperoleh validasi dari sekitar, tapi harus disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan. Seharusnya hal tersebut menjadi pertimbangan untuk tidak gengsi menggunakan barang-barang dengan harga murah. Bukan hanya mengedepankan ego dan validasi sesaat.