Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kebiasaan Buruk yang Bikin Otak Cepat Menua, Hindari!

ilustrasi merasa stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi merasa stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika otak mengalami penuaan lebih cepat dari usia seharusnya, sering kali itu disebabkan oleh kebiasaan buruk yang terbentuk dari pola hidup sehari-hari. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya aktivitas mental yang merangsang. Misalnya, seperti kurangnya latihan otak yang melibatkan pembelajaran baru dan berpikir kritis.

Terkadang, tanpa sadar kita melakukan sesuatu yang dapat menganggu ketajaman otak, sehingga tidak dapat berfungsi secara optimal. Hal ini akhirnya menyebabkan penuaan yang tidak sesuai dengan usia.

Nah, berikut ini ada beberapa kebiasaan buruk penyebab otak lebih cepat menua yang sebaiknya dihindari. Perhatikan dengan baik agar fungsi otakmu tetap maksimal, ya!

1. Kurang bergerak

ilustrasi aktivitas fisik (pexels.com/Nathan Cowley)
ilustrasi aktivitas fisik (pexels.com/Nathan Cowley)

Kurangnya aktivitas fisik dapat mempercepat penuaan otak. Olahraga dan aktivitas fisik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan otak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan aliran darah ke otak, merangsang pertumbuhan sel-sel otak baru, dan meningkatkan fungsi kognitif tubuh.

Selain itu, aktivitas fisik juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit-penyakit yang dapat memengaruhi kesehatan otak, seperti penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Penting untuk menjadwalkan waktu untuk bergerak setiap hari, baik itu dalam bentuk latihan terstruktur maupun aktivitas fisik sehari-hari agar otak tetap segar dan sehat.

2. Kebiasaan rutin yang monoton

ilustrasi aktivitas monoton (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi aktivitas monoton (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terjebak dalam rutinitas yang sama dapat mempercepat penuaan otak. Sebagian besar dari kita cenderung menjalani hari-hari dengan jadwal yang sama. Oleh karena itu, perlu untuk belajar keterampilan baru, karena dapat membantu otak tetap muda. Belajar dapat menumbuhkan kreativitas serta meningkatkan kognisi secara keseluruhan.

Melibatkan diri dalam latihan yang merangsang secara mental juga sangat penting untuk menjaga otak tetap tajam. Kegiatan ini bisa berupa mengerjakan teka-teki silang sambil minum kopi di pagi hari atau mempelajari bahasa baru. Dengan ini, kegiatan sehari-hari tidak terasa monoton dan membosankan.

3. Stres kronis yang berkepanjangan

ilustrasi stres kronis (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi stres kronis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kita menyimpan stres dan kecemasan secara mendalam dalam tubuh yang juga terhubungan dengan otak. Merasa stres secara langsung memengaruhi kesehatan otak. Stres kronis dapat membunuh sel-sel otak dan menyusutkan korteks prefrontal, bagian otak yang bertanggung jawab atas ingatan dan pembelajaran.

Paparan pada tingkat kortisol yang tinggi dapat memengaruhi kesehatan mental. Namun, ada cara-cara kecil yang dapat dilakukan untuk mengelola stres dan kecemasan. Berlatih pernapasan, menulis jurnal tentang kecemasan, dan memberi diri izin untuk istirahat adalah beberapa taktik yang dapat membantu meredakan ketegangan yang dirasakan

4. Pola makan tidak seimbang

ilustrasi orang makan (pexels.com/Tim Samuel)
ilustrasi orang makan (pexels.com/Tim Samuel)

Makanan yang kita konsumsi berdampak langsung pada kesehatan otak. Konsumsi makanan yang kaya akan gula dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes, yang juga dapat merusak kesehatan otak. Sebaliknya, makanan yang kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral penting dapat memperlambat penuaan sel otak.

Pentingnya memperhatikan pola makan yang seimbang bagi kesehatan otak tidak bisa diremehkan. Dengan mengonsumsi makanan yang tepat, kita dapat memberikan nutrisi yang diperlukan bagi otak untuk berfungsi secara optimal dan memperlambat proses penuaan sel otak. Menjaga pola makan yang seimbang juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit serius.

5. Kurangnya tidur yang berkualitas

ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selama tidur, otak melakukan proses penting untuk memperbaiki dan memperbaharui dirinya sendiri. Kurang tidur dapat mengganggu proses ini karena mengakibatkan penumpukan zat-zat beracun yang dapat merusak sel-sel otak. Selain itu, kurang tidur juga dapat mengganggu fungsi kognitif dan memengaruhi daya ingat serta konsentrasi.

Dengan menjaga pola tidur yang teratur, kita dapat membantu otak untuk melakukan proses pentingnya secara efektif. Tidur yang baik juga dapat membantu mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan mental dan memperlambat proses penuaan otak.

6. Kurangnya interaksi sosial

ilustrasi orang kesepian (pexels.com/Rafael Barros)
ilustrasi orang kesepian (pexels.com/Rafael Barros)

Kurangnya interaksi sosial dapat mempercepat penuaan otak. Sebuah jurnal pada  2019 yang diterbitkan oleh Frontiers in Medicine menegaskan bahwa kesehatan otak bergantung pada interaksi sosial. Semakin sedikit seseorang berinteraksi sosial, mereka akan kehilangan semakin banyak lapisan luar otak yang berfungsi untuk memproses informasi.

Orang yang menjaga hubungan dengan komunitasnya cenderung memiliki kesehatan otak yang lebih baik. Merasa terhubung dengan teman dan keluarga sangat penting untuk menjaga otak kita tetap dalam kondisi terbaik. Jadi, jangan ragu untuk menyapa kembali teman-teman yang sudah lama tidak pernah bertemu.

Sama seperti umur, otak juga dapat menua seiring waktu. Namun, ada banyak kebiasaan yang membuat otak lebih cepat menua dari usia seharusnya. Oleh karena itu, sebaiknya hindari keenam kebiasaan buruk di atas yang dapat mempercepat penuaan pada otak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Emma Kaes
EditorEmma Kaes
Follow Us