Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Penyebab Umum Lupa Balas Pesan, Perlukah Chat Ulang daripada Baper?

ilustrasi menunggu balasan (pexels.com/Gallus Valdes)
ilustrasi menunggu balasan (pexels.com/Gallus Valdes)

Bisa berkirim pesan pada siapa saja dan kapan pun tentu sangat membantu untukmu berkomunikasi dengan orang-orang yang tak dapat ditemui secara langsung. Teknologi berbalas pesan bikin manusia tidak lagi bergantung pada pertemuan tatap muka. Akan tetapi, di samping manfaatnya yang besar juga ada kekurangannya.

Pertama, komunikasi tertulis kadang disalahpahami oleh orang lain. Kamu sendiri belum tentu dapat menyampaikan maksud dengan singkat serta jelas pada mereka. Kedua, lambatnya seseorang membalas pesan juga bisa bikin dirimu baper parah. Berbagai pikiran buruk tentangnya seketika melintas.

Seperti kamu merasa gak lagi dianggap sebagai teman atau saudaranya. Memang ada potensi seseorang tidak menyukaimu sehingga ia malas membalas pesanmu. Akan tetapi, masih lebih banyak kemungkinan lain yang tak seburuk itu dan manusiawi saja. Dalam situasi seperti di bawah ini, dirimu juga dapat urung merespons chat atau surel seseorang.

1. Saat hendak membalas pesan terjeda oleh sesuatu

ilustrasi membalas pesan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi membalas pesan (pexels.com/cottonbro studio)

Adanya pengalih perhatian bisa bikin fokus orang gak kembali ke hal-hal yang tadinya hendak dilakukan. Misalnya, dia sudah membaca pesanmu. Ia hampir mengetik balasan ketika seseorang memanggilnya dan memintanya segera mendekat, seperti anak atau orangtuanya. Otomatis smartphone ditaruhnya dulu. 

Kalau kegiatan berikut membutuhkan waktu yang lama serta perhatian yang besar, pesanmu menjadi tidak kunjung berbalas. Tak semua orang dapat memperhatikan dua hal sekaligus di waktu yang sama. Orang-orang yang terbiasa multitasking lebih mungkin melakukannya.

Namun, seseorang yang hanya fokus ke satu hal di suatu waktu baru akan mengingat lagi pesanmu selepas kegiatan yang tadi menjedanya selesai. Itu pun hanya jika ketika dia membuka smartphone masih di folder percakapan kalian. Kalau tadi ia sudah sempat keluar dulu dari chat kemungkinan dia bakal sepenuhnya lupa.

2. Terlalu asyik membaca balasan di grup, lupa dia belum berkomentar

ilustrasi membaca chat (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi membaca chat (pexels.com/Ron Lach)

Untukmu yang mengirim pesan melalui grup, sangat mungkin tidak semua orang membalasnya. Ada beberapa penyebab sebagian dari mereka tak merespons. Pertama, mereka mungkin sudah merasa kurang dekat denganmu. Contohnya, di grup alumni yang makin lama orang-orang yang aktif berkomentar cuma itu-itu saja.

Alasan kedua, mereka benar-benar tak tahu jawaban atas pertanyaanmu. Diamnya mereka untuk memberi kesempatan pada orang-orang yang mengerti saja buat membalasnya. Alasan ketiga, sesimpel mereka lupa lantaran terlampau asyik membaca aneka balasan yang terlebih dahulu masuk.

Walaupun jawabannya dibutuhkan juga, dia gak ingat bahwa dirinya belum mengetik apa pun. Bila kamu masih menunggu respon sejumlah orang yang tak kunjung muncul dalam obrolan teks, tandai namanya. Ini membantu orang-orang yang lupa buat ingat mesti membalasnya. Jika pesanmu dibalas dengan cepat oleh mayoritas anggota grup dan percakapan melebar ke mana-mana, anggota yang telat membuka chat cenderung gak akan menimbrung.

3. Perlu memastikan jadwal atau mencari file dulu

ilustrasi dua gawai (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi dua gawai (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bila jadwalnya sudah ada dan tinggal dilihat di catatan tentu seseorang bisa segera membalas pesanmu. Misalnya, ketika kamu meminta waktunya untuk bertemu. Demikian pula kalau dokumen yang ditanyakan olehmu berada dalam jangkauannya. Ia tetap butuh waktu buat mengambil dan membacanya, tetapi tidak akan sampai lupa membalas pesanmu.

Lain halnya dengan ketika jadwalnya sendiri belum pasti. Dia perlu waktu lebih lama guna menetapkan jadwalnya beberapa hari bahkan pekan ke depan. Tadinya ia memintamu menunggu ketimbang keliru menjanjikan waktu. Namun, sampai lama sekali setelahnya tetap gak ada kabar lagi.

Usut punya usut ketika jadwalnya jadi, dia telah lupa denganmu yang pernah menghubunginya. Hal yang sama terjadi dalam urusan yang berkaitan dengan file tertentu. Apabila ia perlu meminta dokumen tersebut dari orang lain atau lupa tempat penyimpanannya, lama-lama pesanmu juga ikut terlupakan. Daripada kamu terus menunggu lebih baik mengubunginya kembali.

4. Isi pesan gak urgen

ilustrasi menunggu balasan (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
ilustrasi menunggu balasan (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Tentu urgen di sini dari penilaiannya. Meski kamu gak sabar menunggu jawabannya, bila menurutnya pesanmu dibalas kapan-kapan juga tak masalah maka itulah yang akan terjadi. Contoh, dirimu bertanya di mana membeli papan luncur? Untukmu yang ingin memperbarui papan luncur lantaran papan yang lama rusak tentu balasannya amat dinantikan.

Akan tetapi, buat dia pertanyaanmu malah gak mendesak untuk dibalas. Dirimu telah memiliki papan luncur yang dibeli sendiri. Ini artinya, menurutnya kamu tinggal kembali membelinya di toko yang sama. Jika pun dirimu ingin membeli dari toko berbeda, mudah buat mencarinya melalui internet.

Malah boleh jadi hasil penulusuran internet lebih lengkap serta terkini. Temanmu kan, tak setiap hari membeli papan luncur sehingga mungkin saja ada toko baru di kotamu. Atau, terdapat papan luncur dari produsen lain yang lebih berkualitas daripada papan luncurnya. Untuk mengantisipasi orang lain lambat menjawab, kamu dapat menambahkan kata urgen dan tolong balas dalam pesanmu.

5. Terlalu banyak pesan yang masuk

ilustrasi dua smartphone (pexels.com/mktomasik)
ilustrasi dua smartphone (pexels.com/mktomasik)

Pada dasarnya, kamu tidak tahu sepadat apa isi aplikasi percakapan orang lain. Dirimu sendiri mungkin hanya menerima beberapa pesan dalam sehari. Begitu pula dengan kotak surelmu yang jarang dikirimi pesan pribadi. Akan tetapi, orang lain boleh jadi menerima banyak sekali pesan teks per harinya. 

Ini menyebabkan pesan darimu dengan mudah tertimbun oleh pesan-pesan yang lebih baru. Manusiawi apabila seseorang gak selalu cermat dalam membalas pesan sebanyak ini. Atau, ia mencoba bersikap selektif dengan mendahulukan untuk membalas pesan-pesan yang dirasa lebih penting.

Jika setelah itu dia punya cukup banyak waktu luang, pesan-pesan lain termasuk darimu bakal diingat serta diresponsnya. Akan tetapi kalau ia telah terlalu lelah atau ada kegiatan lain, senantiasa ada pesan di berbagai aplikasinya yang tak pernah dijawab. Bila dirimu mengetahui seseorang sering kebanjiran pesan, menemuinya secara langsung atau meneleponnya lebih efektif. 

6. Gadget sedang digunakan untuk bekerja, menonton, atau main game

ilustrasi memegang gadget (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi memegang gadget (pexels.com/Los Muertos Crew)

Smartphone memungkinkan pengguna memakainya untuk berbagai keperluan. Komunikasi lisan dan tulisan bukan satu-satunya fitur. Banyak orang juga menggunakannya buat bekerja seperti menulis artikel, live streaming, menonton film, dan bermain. Ketika pesanmu masuk bertepatan dengan gawai digunakan buat hal lain, kemungkinan dijawabnya menjadi lebih kecil.

Seseorang tahu ada notifikasi pesan masuk. Akan tetapi, ia tak mau aktivitasnya yang menggunakan gawai tersebut terjeda untuk membaca dan membalas pesan. Dia melanjutkan kegiatannya memakai smartphone.  Setelahnya, ia bisa ingat atau lupa akan pesanmu. Dia bakal lupa jika mesti bergegas melakukan hal lain seperti pergi.

Biar kamu gak baper, sebaiknya dirimu mengenali apa saja yang biasa dilakukan seseorang dengan gawainya. Apabila dia banyak menggunakannya buat bekerja, hindari terlalu sering mengiriminya pesan atau bertelepon. Itu malah terasa sebagai gangguan untuknya. Tanpa dia mengangkat telepon atau membalas pesanmu saja, notifikasinya terasa mengusik.

Pesan yang tidak dibalas memang dapat membuatmu berpikir negatif. Apalagi dia tampak sedang online.  Kamu bisa mencoba kembali mengiriminya pesan beberapa saat kemudian. Jika tetap gak direspons, stop menghubunginya. Tunggu saja dengan sabar daripada usahamu untuk berkomunikasi dengannya malah bikin dia gak berkenan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us