Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Perilaku Kurang Mencintai Diri, Kamu Melakukannya Juga?

ilustrasi memukuli lantai (pexels.com/cottonbro)

Banyak artikel telah membahas mengenai mencintai diri sendiri. Beragam tips self love pun telah dikemukakan. Akan tetapi, bagaimana bila kamu belum tahu apakah kamu termasuk sudah mampu mencintai diri atau justru sebaliknya?

Sebab, jika kamu terbiasa tidak mencintai diri, sejumlah perilaku yang sebenarnya keliru pun akan dianggap wajar olehmu. Setop sekarang juga, berikut enam perilaku yang menjadi bukti kurangnya kemampuanmu mencintai diri sendiri.

1. Senang melakukan hal-hal yang berakibat buruk buat diri sendiri

ilustrasi seorang pria (pexels.com/cottonbro)

Seperti ilustrasi di atas, kamu terbiasa merusak dirimu dengan konsumsi minuman keras. Sekalipun terasa enak bagimu saat ini, akibatnya dalam jangka panjang amatlah buruk.

Jika mencintai diri, tidak mungkin kamu mau melakukannya. Kamu hanya akan mengonsumsi makanan dan minuman yang bermanfaat untuk tubuhmu. Bukan malah merusak kesehatan sendiri. Kamu selalu mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.

2. Setengah hati menjalani hidup dan membangun masa depan

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Ron Lach)

Makin sedikit usahamu buat membangun masa depan, makin rendah juga rasa cintamu pada diri sendiri. Secara tidak langsung, kamu mengatakan bahwa masa depanmu gak terlalu penting.

Jangankan soal masa depan, masa kini saja kurang kamu pedulikan. Tidak ada keteraturan dalam kegiatanmu sehari-hari. Semua hal dilakukan lebih sebagai pengisi waktu saja ketimbang punya tujuan yang jelas.

3. Merasa dirimu gak pantas buat dicintai

ilustrasi perempuan (pexels.com/Maria Verkhoturtseva)

Kamu memandang rendah kondisi fisik maupun kualitas dirimu. Sampai-sampai, bila ada seseorang yang mengatakan kamu menarik dan dia jatuh hati padamu, dirimu tidak mempercayainya. Hal yang ada dalam pikiranmu adalah "Apa yang membuatnya tertarik padaku?"

Kamu merasa gak punya daya tarik seperti yang dimiliki orang lain. Andai pun dia menjelaskan hal-hal dari dirimu yang membuatnya terpesona, bukannya tersanjung, kamu malah menganggapnya berbohong. Kapan kamu akan bertemu jodoh kalau begini?

4. Suka menyalahkan diri sampai tertekan

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Alvin Caal)

Kamu gak akan berhenti menyalahkan diri sebelum merasa buruk sekali. Terkadang, orang lain sampai harus turun tangan untuk mencegahmu mengambil keputusan fatal. Apa yang kamu lakukan ini bukan sekadar berintrospeksi untuk menemukan kesalahan diri.

Dalam posisi kamu tak melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya peristiwa buruk pun, tetap diri sendiri yang tertuduh. Bagimu tidak penting apakah kamu berada di dalam atau di luar lingkaran kejadian. Kamu selalu mengarahkan mata pisau pada diri sendiri.

Sebagai contoh, sahabatmu bertengkar dengan pasangannya. Masalahnya jelas hanya melibatkan mereka. Akan tetapi, kamu yakin bahwa dirimu pasti telah tanpa sengaja menyebabkan persoalan di antara mereka. Jika sampai mereka putus, kamu merasa pantas disalahkan karena tak bisa membuat hubungan mereka langgeng.

5. Berpikir tidak ada kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik

ilustrasi tahanan (pexels.com/RODNAE Productions)

Kesempatan itu bukannya tidak ada. Orang lain pun tak dalam posisi menghalangimu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kamu sendiri yang melenyapkan jalan menuju perbaikan diri.

Kamu sulit untuk memaafkan diri dan mengembangkan pemikiran tiadanya kesempatan buat memperbaiki diri merupakan caramu menghukum diri. Ada perasaan hidupmu gak lagi memiliki harapan dan kamu bukanlah manusia yang berguna.

6. Membiarkan orang lain terus menindasmu

ilustrasi penindasan atau tindakan represif (pexels.com/Yan Krukov)

Bila mencintai diri, kamu tak akan membiarkan penindasan terus berlangsung. Kamu akan membela diri dan melakukan perlawanan untuk menghentikannya. Jangan bersembunyi di balik dalih pentingnya bersikap sabar, ya!

Kamu gak akan kehilangan sifat sabarmu hanya dengan menghentikan sikap orang lain yang semena-mena padamu. Dirimu memang harus bersabar. Akan tetapi, orang lain juga wajib belajar mengendalikan dirinya apalagi dalam hubungannya dengan pihak lain.

Kurang tepat apabila rasa cinta pada diri hanya dibuktikan melalui memanjakan diri dengan pemenuhan setiap keinginan berupa materi. Mencintai diri adalah upaya yang terus-menerus untuk membangun kekuatan diri, kehidupanmu, sekaligus batasan yang mencegah kamu menjadi sasaran sikap toksik orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us