6 Red Flag dalam Perilaku Diri Sendiri yang Sering Kamu Abaikan

Pernah gak sih kamu merasa ada sesuatu yang nggak beres dalam dirimu sendiri, tapi diabaikan karena merasa “ah, nanti juga baik-baik aja”? Seringkali kita terjebak dalam perilaku-perilaku tertentu yang kelihatannya sepele, tapi lama-lama malah berdampak negatif ke kehidupan kita. Nah, ini nih yang disebut red flags! Bukan hanya soal hubungan sama orang lain aja, red flags ini juga muncul dalam diri kita sendiri dan sering gak kita sadari.
Yuk, kita bahas enam tanda red flag dalam perilaku diri sendiri yang sering banget terlewat, tapi sebenarnya perlu kita perhatikan. Siapa tahu ada yang nyambung nih sama kamu, jadi bisa jadi warning untuk memperbaiki diri lebih baik lagi. Siap buat intropeksi diri?
1. Sering menunda pekerjaan hingga detik terakhir

Sering bilang, “Ah, nanti aja deh!” atau “Masih banyak waktu, santai dulu”? Nah, kebiasaan menunda ini bisa jadi tanda bahaya. Pada awalnya mungkin kelihatan sepele, cuma jadi makin lama kita cenderung membiarkan pekerjaan menumpuk. Akibatnya, kita stres karena harus menyelesaikan banyak hal dalam waktu singkat, dan kualitas hasilnya pun sering kali nggak maksimal.
Menunda pekerjaan juga bisa menghambat produktivitas. Bayangkan kalau setiap tugas dibiarkan sampai detik terakhir, kita gak punya ruang buat mengembangkan ide atau mengevaluasi hasil. Perlahan tapi pasti, ini bisa bikin kita kehilangan kepercayaan diri dan makin sering merasa cemas. Hati-hati, ya!
2. Terlalu sering mencari validasi dari orang lain

Siapa yang gak senang dipuji atau dihargai? Namun, jika kamu terlalu sering membutuhkan validasi dari orang lain untuk merasa percaya diri, ini bisa jadi tanda red flag. Tanpa disadari, kamu akan selalu bergantung pada pendapat orang lain, dan akhirnya jadi takut untuk mengambil keputusan sendiri.
Keinginan berlebihan akan validasi ini bisa menghalangi kamu buat mengeksplorasi potensi diri. Setiap langkah yang diambil, kamu malah sibuk mikirin apa pendapat orang lain alih-alih fokus ke tujuan pribadi. Yuk, coba belajar untuk lebih menghargai diri sendiri tanpa selalu mencari pengakuan dari orang lain!
3. Mengabaikan kebutuhan fisik dan emosional diri sendiri

Kamu sering merasa capek, tapi tetap maksa lanjut kerja tanpa istirahat? Atau mungkin sering menahan emosi dan bilang ke diri sendiri, “Nanti aja dipikirinnya”? Nah, mengabaikan kebutuhan fisik dan emosional ini bisa menjadi alarm bahaya dalam jangka panjang. Tubuh dan pikiran kita butuh istirahat, bukan robot yang bisa terus-menerus bekerja tanpa henti.
Ketika kita mengabaikan kebutuhan diri sendiri, tubuh akan “protes” dalam bentuk stres atau kelelahan fisik yang berlebihan. Akibatnya, bukannya makin produktif, kita malah bisa burn out. Yuk, mulai dengarkan tubuh dan emosi kita, self-care itu penting!
4. Susah berkata "tidak" dan cenderung mengiyakan semua permintaan

Apakah kamu tipe orang yang gak bisa bilang “tidak” setiap kali ada yang minta bantuan? Wah, hati-hati, ini bisa jadi tanda kalau kamu terlalu ingin menyenangkan orang lain dan mengorbankan dirimu sendiri. Akibatnya, kamu jadi kewalahan karena menerima terlalu banyak tugas atau permintaan yang sebenarnya gak bisa kamu tangani.
Sulitnya berkata “tidak” ini juga bisa merusak kesehatan mental, lho! Kamu jadi merasa terbebani dan kurang punya waktu buat diri sendiri. Kadang, belajar untuk menolak itu perlu demi menjaga keseimbangan hidup. Inget, gak semua hal harus kita terima, kok!
5. Kecenderungan untuk menyalahkan keadaan atau orang lain

Merasa kalau apa yang terjadi di hidup ini adalah akibat dari kesalahan orang lain? Kalau iya, kamu mungkin sering menyalahkan keadaan atau orang lain saat menghadapi masalah. Perilaku ini adalah bentuk red flag yang secara nggak sadar membentuk pola pikir negatif dan menghalangi kita buat berkembang.
Dengan terus menyalahkan orang lain, kita jadi susah untuk introspeksi diri. Padahal, tanggung jawab atas kehidupan kita sepenuhnya ada di tangan kita sendiri. Mulai deh belajar untuk lebih menerima situasi dan fokus mencari solusi, bukan mencari kambing hitam.
6. Menghindari konflik dengan terus-menerus menyembunyikan perasaan

Sering memilih diam atau mengalah setiap kali terjadi konflik? Wah, ini bisa jadi tanda kalau kamu lebih suka menghindari konfrontasi, bahkan jika itu merugikan diri sendiri. Menyembunyikan perasaan demi menghindari konflik cuma akan menumpuk emosi negatif di dalam diri, dan lama-lama bisa bikin stres atau bahkan meledak.
Menghindari konflik memang nyaman di awal, tapi sebenarnya konflik bisa jadi kesempatan untuk berkomunikasi lebih baik. Cobalah untuk mulai mengungkapkan perasaan dengan bijak, tanpa perlu takut akan respon orang lain. Kejujuran adalah kunci!
Itulah beberapa red flags dalam perilaku kita yang sering banget terabaikan. Memperhatikan tanda-tanda ini bukan berarti kita harus terus mengkritik diri sendiri, tapi lebih kepada belajar untuk mencintai diri dan menjalani hidup yang lebih seimbang. Yuk, jangan takut buat memperbaiki diri dan menjadi versi terbaik dari kita!