6 Tips Mengurangi Kebiasaan Beli Buku Tanpa Membacanya, Tantang Diri!

Sebagai konsumen, tentu kamu berhak membeli apa saja sebanyak-banyaknya termasuk buku. Dengan dirimu memborong buku asli, kamu juga berkontribusi untuk kesejahteraan penulis dan penerbitnya. Namun, jika buku-buku yang dibeli hanya terus ditumpuk tentu menjadi tidak bermanfaat untukmu.
Ini sangat disayangkan karena buku merupakan gudang ilmu. Semangatmu setiap melihat buku yang sepertinya menarik kemudian bergegas membelinya mesti diimbangi dengan suka membaca. Kalau buku sekadar dibeli lantas ditumpuk hingga berdebu, kamu tak mengalami perkembangan diri seperti yang diharapkan.
Jangan berhenti total dari membeli buku. Kamu cuma perlu mengatur ulang kebiasaan berbelanja bacaan serta melatih diri agar tekun membaca. Sama seperti makanan yang hanya akan berguna untuk tubuh bila disantap, buku juga mesti dibaca biar manfaatnya untuk pengembangan diri benar-benar terasa. Lakukan enam tips berikut supaya kebiasaan beli buku tanpa membacanya tidak terjadi padamu. Baca bukumu sampai tuntas, ya!
1. Tanya ke diri sendiri, paling penting fisik bukunya atau isinya?

Kalau kamu hanya mengutamakan fisik bukunya, ini sama dengan kolektor buku. Sebagai kolektor, membaca isi buku bukan hal yang utama untukmu. Terpenting dirimu mengumpulkan buku-buku serta menyimpan dan memajangnya dengan baik. Kamu bisa mengoleksi buku-buku versi cetakan pertama sampai kesekian dengan berbagai desain sampul.
Namun, apabila dirimu lebih ingin diakui sebagai pembaca maka tugasmu ialah membaca. Isi buku lebih penting daripada sekadar fisiknya. Buku dapat berbentuk cetak maupun digital. Ini bukan masalah untukmu karena kamu menekankan pada pengalaman membaca.
Mulailah belajar untuk fokus pada apa yang menurutmu paling utama. Jangan merasa puas cuma karena dirimu sudah berhasil memborong sejumlah buku. Jadikan kepuasan bisa membeli buku asli hanya 50 bahkan 30 persen. Sisa kepuasan yang lebih besar hanya didapatkan apabila kamu berhasil membacanya hingga tuntas.
2. Latihan rajin membaca dengan buku perpustakaan dulu

Beralih ke buku perpustakaan bukan artinya meremehkan kemampuanmu dalam membeli buku. Dengan banyaknya buku yang menumpuk di rumah, ini sudah bukti bahwa bagimu membeli buku merupakan urusan mudah. Namun, tidak demikian dengan membacanya yang malah terasa sangat memayahkanmu.
Membaca dengan memanfaatkan koleksi perpustakaan membantumu untuk lebih disiplin soal waktu. Umumnya waktu peminjaman hanya 3 hari. Lebih dari itu, kamu akan terkena denda atau buku digital yang dipinjam otomatis kembali. Dirimu belajar berpacu dengan waktu yang tersedia buat menuntaskan sebuah buku.
Nanti bila kamu sudah teratur membaca buku-buku dari perpustakaan, baru kembali membeli buku. Atau, habiskan dulu stok bacaan yang telanjur dibeli beberapa waktu lalu. Kalau setelah dirimu membeli buku kembali muncul rasa malas untuk membacanya, ulangi lagi latihan membaca buku perpustakan sampai semangatmu stabil. Atau, kamu memang lebih cocok menjadi anggota perpustakaan daripada membeli buku sendiri.
3. Satu buku selesai dibaca baru beli satu judul lagi

Membeli buku satu per satu bisa bermakna ganda. Pertama, kamu membeli satu buku, membacanya sampai selesai, lalu baru belanja buku lagi. Kedua, dirimu minggu ini beli satu buku. Minggu depan dan seterusnya juga begitu, tetapi tidak satu pun dibaca.
Maka perlu dipertegas bahwa tugasmu ialah yang pertama. Sekalipun kamu baru gajian atau ada obral buku besar-besaran, tetaplah hanya membeli satu buku. Cara ini sesuai dengan persoalanmu yaitu gemar menumpuk buku tanpa membacanya. Percuma dirimu dapat membeli sekardus buku obral bila sampai berbulan-bulan kemudian tak satu pun buku dibaca.
Sebaliknya, walaupun dirimu membeli buku tanpa diskon sedikit pun, keuntungannya tetap besar sebab kamu benar-benar membacanya. Jadikan aturan baru boleh beli buku lagi setelah satu buku habis sebagai motivasi buatmu terus membaca. Memang dengan membeli satu buku saja setiap kamu ke toko membuatmu kurang terlihat sebagai penyuka bacaan. Namun, ada yang lebih penting dari citra yaitu kenyataan.
4. Beli buku hanya saat kamu benar-benar luang untuk membacanya

Jika kamu sedang sibuk-sibuknya bekerja atau mendekati waktu ujian, ini bukan saat yang tepat buat belanja buku. Bukan karena dirimu gak ada waktu untuk pergi ke toko buku. Akan tetapi, meningkatkan kemungkinan kamu bakal punya alasan buat terus menunda membacanya.
Dirimu bisa saja membeli buku secara online di sela-sela kesibukan. Namun, hingga kesibukanmu berakhir pun paket buku itu boleh jadi masih utuh dan hanya ditumpuk di sudut ruangan. Oleh karenanya, belilah buku hanya saat kamu betul-betul senggang. Beli sekarang dan baca seketika itu juga.
Jika pun membeli lewat marketplace perlu waktu pengiriman, pesanlah 1 atau 2 hari menjelang kesibukanmu berakhir. Buku sampai bertepatan dengan dimulainya waktu luangmu sehingga dirimu dapat langsung membacanya. Tak usah khawatir kehabisan buku menarik lainnya. Kamu dapat membelinya di waktu luang berikutnya.
5. Ikut tantangan membaca

Tantangan membaca yang sering dibuat komunitas atau penerbit dapat membantumu lebih bersemangat menyelesaikan bacaan. Ada beberapa jenis tantangan seperti membaca buku tertentu atau bebas. Pastinya setelah itu juga mesti memberikan ulasan sebagai bukti kamu sungguh-sungguh telah membacanya.
Mengingat tumpukan bukumu sudah tinggi, carilah tantangan membaca yang membebaskan judul buku pilihan. Untuk memudahkanmu yang baru mengikuti tantangan ini, pilih buku-buku yang tipis dulu. Jika kamu langsung mengambil buku yang tebal, nanti malah gagal menyelesaikannya karena bosan atau tak sanggup dengan tenggatnya.
Kegagalan ini dapat membuatmu tambah enggan membaca walau terus berbelanja buku. Sebenarnya kamu juga bisa menantang diri sendiri dengan cara yang sama. Akan tetapi bila tak ada orang lain sebagai lawan atau penilai atas ketekunanmu membaca pasti nanti rasa malas kembali muncul.
6. Minta orang di rumah mengambil buku-bukumu dalam waktu tertentu

Strategi penyitaan buku juga dapat diterapkan dengan bantuan anggota keluarga. Beri mereka kewenangan untuk mengambil buku-buku yang sudah kamu beli, tetapi tidak juga dibaca dalam waktu tertentu. Misalnya, enam bulan sekali penyitaan buku dilakukan.
Tindakan selanjutnya setelah buku-bukumu diambil paksa ada beberapa pilihan. Pertama, buku ditahan sementara sampai kamu serius mengambil satu per satu untuk dibaca. Kedua, buku-buku dijual kembali. Ketiga, semua buku sitaan dari kamarmu didonasikan.
Tentu sebagai pemilik buku, dirimu bakal syok dengan penyitaan ini. Akan tetapi, cara ini juga memaksamu buat lebih bertanggung jawab atas buku-buku yang sudah dibeli. Kamu akan merasa jera dan fokus membeli buku dalam rangka agar bisa membacanya. Bukan sekadar bikin menara kertas di kamar.
Bisa rutin menyisihkan uang untuk belanja buku merupakan kebiasaan yang baik. Namun, jangan berhenti hanya sampai di situ. Pastikan kamu juga membaca semua buku yang telah dibeli, jangan berhenti di kebiasaan beli buku tanpa membacanya supaya bermanfaat untuk pengembangan diri. Ingat bahwa buku-buku itu dipilih sendiri olehmu. Maka pasti ada hal-hal menarik yang perlu lebih dicari tahu dengan cara kamu membacanya.