Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Pindahan dari Rumah ke Kos, Gak Usah Bawa Banyak Barang

ilustrasi berkemas (pexels.com/Timur Weber)

Selamat buat kamu yang sudah memastikan satu kursi di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Perjuangan yang tidak mudah telah mengantarkanmu menjadi calon mahasiswa baru. Dirimu tinggal mengikuti tahapan-tahapan selanjutnya seperti melengkapi berkas pendaftaran dan membayar biaya-biaya sampai resmi berstatus mahasiswa.

Untukmu yang berasal dari luar kota pastinya juga harus segera mencari kos-kosan dan pindahan. Biasanya kamu perlu tinggal di kos-kosan begitu proses daftar ulang dimulai. Biar bila ada informasi apa pun dan perlu kehadiranmu di kampus, dirimu menjadi lebih cepat tahu serta bisa datang tanpa repot mencari tiket dulu.

Karena ini kepergian pertamamu buat merantau, perihal berkemas di rumah mungkin terasa membingungkan. Khususnya jika kamu gak dibantu orangtua karena mereka sibuk, sedang sakit, atau malah sudah meninggal dunia. Biar dirimu lebih cepat mengepak barang tanpa ada yang ketinggalan, simak enam tips pindahan dari rumah ke kos berikut ini.

1. Kalau gak diantar, bawa barang yang penting-penting saja

ilustrasi bepergian (pexels.com/Oleksandr P)

Kebanyakan calon mahasiswa baru yang merantau akan diantar oleh keluarga terutama ayah dan ibunya. Biasanya orangtua yang mencarikan kos-kosan dan anak cuma tahu beres. Adanya orang yang mengantar sampai kos-kosan apalagi dengan kendaraan pribadi tentu akan sangat memudahkan proses pindahan.

Namun kamu yang kudu berangkat sendiri naik bus, kereta api, pesawat, atau kapal juga jangan berkecil hati. Tetap semangat sebab perjuanganmu menembus seleksi masuk perguruan tinggi sudah sejauh ini. Biar pindahanmu lebih gampang, bawa barang yang penting-penting saja.

Misalnya, pakaian buat kuliah dan di kos-kosan, berkas-berkas dari SMA untuk daftar ulang, obat-obatan, serta peralatan makan buat satu orang saja. Gelas, piring, mangkuk, dan sendok sudah cukup untuk memudahkanmu hidup di kos-kosan. Pilih bahan antipecah sehingga dapat dimasukkan ke tas dengan aman. 

2. Sisanya bisa dipaketkan setelah kamu cukup betah

ilustrasi mengepak barang (pexels.com/SHVETS production)

Karena kamu cuma bisa bawa sedikit barang saat meninggalkan rumah, tentu masih ada barang yang sebenarnya juga diperlukan di kos-kosan. Misalnya, tambahan pakaian dan sepatu, setrika, rice cooker, serta lainnya. Semua ini dapat disusulkan melalui jasa ekspedisi.

Terpenting sebelum kamu berangkat, barang-barangnya telah disiapkan. Nanti orang di rumah tinggal mengirimkannya setibanya dirimu di kos-kosan. Atau jika barang-barang yang dibawa saat kamu berangkat masih memadai buat hidup sebulan, barang-barang lain baru dikirimkan di bulan kedua.

Jarak waktu yang lumayan lama sekalian buat mengetes seberapa betah dirimu tinggal di kos-kosan itu. Bila tempatnya terlalu gak nyaman seperti berisik sekali, kemungkinan kamu bakal pindah. Repot apabila di kamarmu telanjur ada begitu banyak barang. 

3. Tinggalkan barang kenangan semasa SMA

ilustrasi buku-buku (pexels.com/Karolina Kaboompics)

SMA memang masa yang paling indah karena banyak meninggalkan kenangan. Pun baru kemarin kamu menjadi anak SMA sehingga segala tentangnya terasa amat istimewa. Berbeda dengan bangku kuliah yang walaupun membuatmu cukup antusias, tetapi dirimu gak tahu bakal menyenangkan atau tidak.

Perasaan dan pikiranmu yang masih amat lekat dengan masa SMA bakal bikin kamu ingin membawa sebanyak mungkin barang sebagai kenang-kenangan. Misalnya, album fotomu bersama teman-teman, buku kenangan menjelang kelulusan, sampai berbagai hadiah yang pernah diberikan teman-temanmu.

Sebaiknya dirimu belajar untuk tidak terlalu sentimental dengan barang-barang tersebut. Menambahkannya ke dalam tasmu akan mengurangi ruang buat barang-barang lain yang lebih utama. Tinggalkan saja semua barang kenangan itu di rumah agar langkahmu menuju kehidupan baru sebagai mahasiswa terasa lebih ringan.

4. Lebih sedikit barang lebih baik

ilustrasi berkemas (pexels.com/Vlada Karpovich)

Baik kamu akan pindahan sendirian atau diantar oleh keluarga, membawa lebih sedikit barang tetap lebih baik. Pertimbangannya, di kos-kosan dirimu benar-benar cuma punya sekotak kamar. Itu pun ukurannya mungkin lebih sempit daripada kamarmu di rumah.

Atau, dirimu perlu berbagi kamar dengan teman sehingga lemari pun dipakai berdua. Banyak barang hanya akan merepotkanmu tanpa betul-betul seluruhnya terpakai. Saat kamu tinggal di tempat yang baru sebaiknya tidak langsung memenuhinya dengan barang.

Proses pindahan selalu melelahkan. Apalagi kesibukanmu sebagai mahasiswa baru akan segera dimulai dan dirimu dalam proses adaptasi baik sebagai mahasiswa maupun anak rantau. Banyak barang cuma akan meningkatkan rasa stresmu. Biarkan kamarmu lebih lega hanya dengan sedikit barang supaya perasaanmu juga lebih terkendali.

5. Segera tata barang setibanya di kos-kosan

ilustrasi baru datang (pexels.com/cottonbro studio)

Nah, jika barang bawaanmu dari rumah banyak sekali, kamu bakal kewalahan di tahap ini. Apalagi orangtua harus segera pulang lagi dan gak sempat membantumu beres-beres. Bagaimanapun juga, barang-barang dalam tas dan kardus perlu dikeluarkan serta ditata di tempat yang tersedia.

Walaupun kamu capek, jangan terus menunda membongkar isi bawaanmu. Nanti ketika dirimu membutuhkan satu benda saja malah memberantakkan semuanya karena bingung mencari. Bila kamar sudah dalam kondisi bersih, mulailah mengeluarkan isi tas.

Taruh pakaian di lemari sesuai dengan jenisnya. Peralatan makan dapat ditempatkan di meja dulu kalau belum ada rak. Sepatu dan sandal ditata dekat pintu. Kalau orangtua membekalimu dengan uang tunai yang cukup banyak, sebaiknya jangan semuanya disimpan di dompet.

Sebagian bisa disembunyikan di atas lemari misalnya, karena kamu belum tahu tingkat keamanan kos-kosan. Makin cepat kamarmu rapi dan barang-barang mudah dicari, makin siap dirimu memulai kehidupan ala mahasiswa. Meski ini mungkin pengalaman pertamamu menata kamar sendiri dan membuatmu cukup bingung harus meletakkan apa di mana, lakukan saja secara bertahap sampai terbiasa. 

6. Barang yang risiko rusaknya tinggi di perjalanan dibeli di sana saja

ilustrasi tempat perbelanjaan (pexels.com/Alexander Isreb)

Contohnya, televisi, komputer, kipas angin, dan sebagainya. Benda elektronik berukuran besar rawan rusak kalau dibawa dalam perjalanan jauh apalagi dipaketkan tanpa pengemasan yang baik. Daripada sampai kosan rusak dan kamu repot mencari tukang servis lebih baik beli baru di sana.

Barang elektronik yang sudah ada di rumah biar buat keluarga. Demikian juga kasur, meja, kursi, dan lemari. Sekalipun risiko rusaknya tidak sebesar barang elektronik, ukurannya yang besarnya menyusahkan pengangkutan. Hendak dipaketkan atau menyewa mobil bak terbuka pun malah biayanya mahal.

Walaupun kamar kosmu tidak dilengkapi fasilitas apa-apa selain listrik, gak usah bawa barang-barang di atas. Atur jadwal kedatanganmu biar tiba di kos-kosan pagi hari. Begitu sampai, kamu dapat langsung pergi ke toko mebel dan toko elektronik.

Prioritaskan kasur dan meja lipat dulu agar bisa digunakan hari itu juga. Lainnya menyusul secara bertahap. Bila dirimu perlu lemari pakaian, pilih model kabinet bertingkat yang ukurannya gak terlalu besar. Kelak jika kamu pindah kos-kosan biar gampang membawanya.

Pindahan memang selalu merepotkan. Kamu bisa sibuk berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk menyiapkan barang yang akan dibawa dan membongkarnya kembali di kos-kosan. Inti dari tips pindahan dari rumah ke kos adalah selalu pikirkan pilihan praktis untuk mengurangi capek badan dan pikiran plus menekan pengeluaran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us