Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Efektif Menjalin Persahabatan Baru Meski Sudah Dewasa 

ilustrasi dua wanita bersahabat (pexels.com/Alex P)
ilustrasi dua wanita bersahabat (pexels.com/Alex P)
Intinya sih...
  • Mulai interaksi dengan prasangka positif.
  • Aktif ciptakan persahabatan, jangan menunggu.
  • Terus muncul meski terasa canggung, terlibat dalam aktivitas rutin yang menyenangkan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjalin persahabatan terasa lebih mudah saat kita masih duduk di bangku sekolah atau kuliah. Lingkungan yang mendukung, waktu luang yang lebih banyak, serta aktivitas bersama membuat interaksi berjalan secara alami.

Tapi ketika memasuki usia dewasa, semua terasa berbeda. Kesibukan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, dan keterbatasan waktu membuat peluang untuk membangun relasi baru semakin sulit. Namun, penting untuk diketahui bahwa kebutuhan akan koneksi sosial tetap penting dalam diri manusia di usia berapa pun.

Menurut Dr. Marisa Franco, seorang psikolog dan penulis buku Platonic: How the Science of Attachment Can Help You Make and Keep Friends, pertemanan adalah bagian penting dari kesehatan mental dan kebahagiaan kita. “Persahabatan itu tidak terjadi begitu saja. Ia perlu dibangun, dirawat, dan dipertahankan terutama saat dewasa,” ujarnya.

Lalu, bagaimana cara efektif menjalin persahabatan baru ketika usia sudah tak lagi muda dan waktu sedikit? Berikut tujuh langkah yang bisa kamu lakukan.

1. Berprasangka positif saat memulai interaksi

ilustrasi berkenalan dengan teman baru (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi berkenalan dengan teman baru (pexels.com/MART PRODUCTION)

Banyak orang dewasa enggan memulai interaksi karena merasa takut ditolak atau dianggap aneh. Tapi menurut Dr. Franco, hal ini sering kali didasarkan pada liking gap, yaitu kecenderungan untuk merasa orang lain tidak terlalu menyukai kita setelah interaksi sosial. Padahal kenyataannya, orang biasanya menilai kita lebih positif dari yang kita bayangkan.

Dengan kata lain, jika kamu memulai percakapan dengan prasangka positif bahwa orang akan menyukaimu, kamu akan terlihat lebih terbuka dan hangat. Dan sikap ini bisa menciptakan hubungan sosial yang lebih mudah berkembang. 

2. Jangan menunggu, tapi ciptakanlah persahabatan itu

ilustrasi berkenalan dengan teman baru (pexels.com/George Milton)
ilustrasi berkenalan dengan teman baru (pexels.com/George Milton)

Menurut Dr. Franco, banyak orang berpikir bahwa persahabatan akan terjadi secara alami. Padahal, anggapan ini justru membuat mereka pasif. “Kita cenderung berpikir bahwa teman akan datang sendiri seperti dulu, tapi kenyataannya, semakin dewasa kita, semakin perlu ada upaya sadar untuk menciptakan pertemanan,” jelasnya.

Artinya, kamu harus aktif mengambil langkah. Ajak orang ngobrol, tawarkan untuk bertemu, atau ikut dalam kegiatan sosial. Jangan takut terlihat “berusaha keras” karena pertemanan memang butuh usaha. Jika kamu menunggu sampai semuanya terasa cocok dan nyaman, bisa jadi akan lebih sulit untuk menjalin persahabatan.

3. Terus muncul meski awalnya terasa canggung

ilustrasi datang ke komunitas (pexels.com/Dani Hart)
ilustrasi datang ke komunitas (pexels.com/Dani Hart)

Awal persahabatan seringkali terasa canggung dan itu wajar. Tapi yang membuat hubungan berkembang bukan percakapan yang langsung nyambung, melainkan kehadiran yang konsisten. Bukan berarti harus selalu bicara panjang lebar. Terkadang, cukup menunjukkan bahwa kamu hadir dan peduli.

Psikologi sosial menyebut ini efek mere exposure yaitu semakin sering kita melihat seseorang dalam konteks yang positif, semakin tumbuh rasa akrab dan nyaman. Jadi, meski suasananya belum seru, tetaplah hadir. Lama-lama, hubungan yang tadinya terasa kaku bisa berubah jadi hangat.

4. Terlibat dalam aktivitas rutin yang menyenangkan

ilustrasi bergabung dengan komunitas relawan (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi bergabung dengan komunitas relawan (pexels.com/RDNE Stock project)

Daripada memaksakan obrolan yang kaku, coba cari kegiatan rutin yang kamu nikmati dan lakukan bersama orang lain. Bisa lewat kelas bahasa, klub buku, relawan komunitas, atau sekadar jogging bareng.

Aktivitas ini menciptakan momen interaksi yang lebih alami, karena kalian fokus pada hal yang disukai bersama. Dari sinilah percakapan berkembang tanpa tekanan. Menurut Dr. Franco, partisipasi berulang dalam aktivitas positif mempermudah proses membangun kepercayaan dan keterikatan emosional.

5. Aktiflah di komunitas, bukan sekadar hadir

ilustrasi berbincang dengan teman di komunitas (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi berbincang dengan teman di komunitas (pexels.com/Edmond Dantès)

Menghadiri acara komunitas saja tidak cukup jika kamu hanya diam di pojok ruangan sambil memandangi ponsel. Cobalah hadir secara aktif. Ucapkan salam, mulai percakapan ringan, atau tanyakan sesuatu yang relevan dengan situasi.

Dr. Franco mendorong siapa pun yang ingin membangun koneksi untuk bersikap proaktif. Bahkan percakapan kecil seperti “Halo, kamu sering datang ke sini?” bisa membuka jalan bagi percakapan yang lebih dalam. Ingat, teman tidak datang dari diam dan berharap, tapi dari interaksi nyata, meski terlihat sepele.

6. Tunjukkan rasa suka dan ketertarikan dengan tulus

ilustrasi memberikan pujian kepada teman (pexels.com/nappy)
ilustrasi memberikan pujian kepada teman (pexels.com/nappy)

Kadang kita ragu menunjukkan bahwa kita menyukai seseorang karena takut terlihat terlalu berharap. Tapi justru ekspresi ketertarikan yang tulus, seperti memberi pujian, tertawa pada cerita mereka, atau mengucapkan terima kasih atas waktu yang dihabiskan bersama adalah hak penting bagi persahabatan.

Dr. Franco mengatakan bahwa orang lebih cenderung menyukai kita jika mereka merasa disukai. Jadi jangan ragu menunjukkan bahwa kamu menikmati kebersamaan. Ungkapan sederhana seperti, “Senang banget bisa ngobrol sama kamu tadi,” bisa memperkuat koneksi dan membuat orang merasa dihargai.

7. Buat momen eksklusif di luar konteks awal

ilustrasi ke cafe bersama sahabat (pexels.com/ELEVATE)
ilustrasi ke cafe bersama sahabat (pexels.com/ELEVATE)

Setelah merasa cukup nyaman dengan seseorang di lingkungan komunitas, coba ajak dia untuk bertemu di luar acara rutin. Misalnya, “Ngopi yuk sebelum kelas minggu depan?” atau “Mau ikut nonton bareng akhir pekan ini?”

Dr. Franco menyebut hal ini sebagai “memindahkan konteks”, yaitu membawa hubungan ke luar dari ruang awalnya untuk menciptakan kedekatan yang lebih pribadi. Ketika kamu dan orang itu mulai berbagi momen di luar komunitas, kedekatan emosional bisa tumbuh lebih kuat dan cepat.

Menjalin pertemanan baru di usia dewasa memang tidak semudah masa muda. Tapi dengan niat, usaha, dan keberanian, kamu bisa membangun hubungan yang tulus dan bermakna. Ingat, tidak ada kata terlambat untuk punya sahabat baru.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us