7 Nasihat Bijak Shahnaz Haque untuk Anak Muda yang Merantau

Anak merantau tentu akan jauh dari orang tuanya. Tak akan bisa dipantau selama 24 jam oleh kedua mata. Karena itu lah, pentingnya selalu berdoa dan beribadah setiap waktu.

Godaan kepada si perantau akan jauh lebih kuat ketika tak ada yang mengingatkannya. "Kejahatan akan menang bila orang baik tak bertindak". Dengan mendekatkan diri pada Tuhan, maka pasti ada kekuatan, ada rasa tanggung jawab kepada Tuhan dan diri sendiri sehingga dapat berpikir ulang sebelum ingin melakukan hal yang buruk.

Kehidupan merantau bisa dibilang adalah pengalaman paling keras tapi bermanfaat. Tentu siapapun tidak boleh menjadi kacang yang lupa pada kulitnya. Kamu sebaiknya harus kembali ke tempat asalmu berada ketika merantau ke negara lain.

Selama di sana, ada baiknya hidupmu tidak hanya menikmati pada hal-hal menyenangkan saja. Sebaliknya, banyak belajar dari mereka yang berbeda ras dan agama denganmu. Apa saja value hidup yang kamu dapatkan. Pengetahuan apa yang telah kamu serap. Setelah itu, coba untuk berkontribusi kepada negara melalui profesimu dengan bergantung penuh pada pelajaran hidup yang sudah kamu pegang dari tanah rantau. 

Bersyukurlah bila tak merantau sendirian. Alias, ada kakak, adik atau sepupu yang juga sekolah di kota yang sama. Itu artinya, baik-baiklah memperlakukan saudaramu. Ia satu-satunya yang akan menolongmu dan menemanimu bertukar pikiran saat kalian jauh dari keluarga. Banyaklah berbuat baik dan jujur kepadanya karena kamu tidak akan pernah tahu yang terjadi di hari esok. 

Alasan kamu tak diberi fasilitas yang lengkap, bukan karena orang tua tak sayang. Tujuannya untuk jangka panjang, ternyata. Dengan minim fasilitas, kamu dipaksa untuk kreatif dan akan berusaha untuk bisa beradaptasi dengan keadaan.

Kamu secara tak sadar akan menjadi pribadi yang tak mudah menyerah. Menjadi pribadi yang akan 'bangkit' kembali setelah jatuh berkali-kali. Menjadi pribadi yang mampu mengontrol diri sebelum terjatuh lagi. Di masa mendatang, proses ini akan membuatmu lebih mandiri dan tak menyusahkan orang lain.

Tidak perlu menangis berlarut-larut ketika harus berpisah dari mereka, karena namamu tentu akan selalu disebut dalam doanya. Di hari lain pasti akan ada pertemuan yang lebih indah.

Jika orang tua telah memberikan kebebasan untuk memilih jurusan, itu artinya kamu diberikan kesempatan untuk menentukan jalan hidupmu. Dipercaya untuk bertanggung jawab. Pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan.

Tanggung jawab diperlukan tidak hanya di awal perjalanan, tapi juga di tengah-tengah perjalanan. Tentu ini akan memberi kebaikan dan kebanggaan bagi orang tua dan saudara. Bahkan memberi efek domino yang mempengaruhi masa depan. 

Kehidupan dimulai dari sebuah keluarga. Sebelum masuk dalam kehidupan bermasyarakat, kamu harus pandai membawa diri di lingkungan keluarga. Meski nggak bisa memilih dari keluarga mana kamu dilahirkan, kamu harus bisa menerima baik ataupun buruk kehidupan keluargamu.

Bila ada keluarga yang tinggalnya dekat dengan tempat kamu sekolah, sisihkan waktu untuk menengok mereka. Rasa persaudaraan dan saling memiliki akan terbangun bila mau mengunjungi mereka secara rutin. Pelajaran baik tidak hanya didapatkan dari orang tua saja. Pelajaran baik bisa didapatkan dari siapapun, termasuk keluarga yang lain.

Meski tinggal jauh dari orang tua, tetaplah memiliki iman yang terang benderang seperti bintang di langit. Agar selalu tahu jalan pulang ketika masalah di luar sana begitu keras dan berat. Bahkan ketika keinginan kuat tak sejalan dengan rencana Sang Pencipta, ikuti saja alurNya. Ia lebih tahu kebutuhan kita dibanding kita sendiri. Sulit, tapi pasti akan paham ketika telah melewatinya.

Untuk kamu yang sedang merantau, tujuh petuah tadi tentu menguatkan dan memberi semangat baru. Pergi tanpa apa-apa, pulang membawa sesuatu. Selamat berproses menjadi lebih baik!