Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Kamu Mengalami Masalah Kepercayaan

ilustrasi pasangan berantem (IDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar)

Ketika seseorang memiliki masalah kepercayaan atau trust issue, hal ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Trust issue dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, kepercayaan diri yang rendah, atau perasaan tidak aman.

Jika kamu merasa kesulitan untuk mempercayai orang lain atau merasa sulit untuk membuka diri kepada orang lain, maka kamu mungkin memiliki trust issue. Dalam artikel ini, akan membahas tujuh tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin memiliki masalah kepercayaan.

1. Tidak percaya dengan perkataan orang lain

ilustrasi cemas (pexels.com/Monstera)

Seseorang yang memiliki masalah trust issue cenderung sulit untuk mempercayai ucapan orang lain. Rasa kurang percaya ini menyebabkan mereka sering mengorek informasi dan fakta mengenai hal-hal yang disampaikan orang lain, meskipun orang tersebut sebenarnya tidak berbohong.

Mereka hanya akan merasa yakin setelah meverifikasi kebenaran informasi tersebut dengan caranya sendiri. Hal ini merupakan akibat dari adanya krisis kepercayaan yang dialami oleh orang-orang dengan kondisi trust issue.

2. Selalu berpikiran buruk terhadap orang lain

ilustrasi cemas (pexels.com/Liza Summer)

Krisis kepercayaan dapat mempengaruhi seseorang menjadi lebih sensitif dan sulit untuk mempercayai orang lain. Sehingga, seseorang dengan kondisi trust issue cenderung memiliki pikiran yang negatif terhadap orang di sekitarnya.

Ketika seseorang sudah memiliki pemikiran buruk, maka akan sulit untuk menghilangkannya. Hal ini dapat memengaruhi hubungan dengan orang lain, terutama dengan pasangan atau orang yang dekat dengan mereka.

3. Pencemburu dalam hubungan

ilustrasi mudah cemburu (pexels.com/Vera Arsic)

Krisis kepercayaan dalam hubungan dapat membuat seseorang menjadi sangat cemburu terhadap pasangan. Rasa cemburu ini biasanya muncul dari kekhawatiran dan kecurigaan yang tidak beralasan mengenai kesetiaan pasangan.

Akibatnya, seseorang tersebut dapat berperilaku tidak rasional, seperti memeriksa isi ponsel pasangan secara diam-diam untuk mencari bukti ketidaksetiaan. Hal ini dapat memperburuk kondisi hubungan dan menimbulkan konflik yang tidak perlu.

4. Menjaga jarak dengan orang lain

ilustrasi bully (pexels.com/cottonbro studio)

Orang yang mengalami trust issue cenderung sulit untuk mendekatkan diri dengan orang lain. Mereka cenderung menjaga jarak dan tidak ingin terlalu dekat dengan orang lain karena khawatir akan disakiti atau dikhianati.

Selain itu, kondisi trust issue juga membuat mereka sulit untuk bersikap terbuka, bahkan dengan orang-orang terdekat seperti pasangan, sahabat, atau keluarga. Hal ini dapat memengaruhi hubungan dengan orang lain dan membuat mereka merasa kesepian.

5. Merasa harus melakukan semuanya sendiri

ilustrasi susah konsentrasi (pexels.com/energepic.com)

Seseorang yang mengalami trust issue memiliki kecenderungan untuk sulit bergantung pada orang lain untuk melakukan tugas tertentu, dan akhirnya melakukan segala sesuatu sendiri. Kondisi ini dapat mendorong seseorang pada perilaku perfeksionis, tingkat stres yang tinggi, dan bekerja secara berlebihan.

Situasi ini juga dapat mempengaruhi kinerja di tempat kerja, yang mana seseorang mungkin merasa tidak nyaman dalam bekerja dalam tim, karena kesulitan dalam mendelegasikan tugas atau bergantung pada orang lain untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

6. Menyimpan dendam

ilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu tanda trust issue adalah kemampuan untuk menyimpan dendam dalam waktu yang lama. Jika seseorang merusak kepercayaan kamu atau melakukan sesuatu yang mengecewakan, maka kamu cenderung sulit untuk melupakan hal tersebut.

Kamu mungkin terus mengingatnya dan tidak akan pernah memaafkan atau mempercayai orang tersebut lagi. Konsep memberikan kesempatan kedua tidak ada dalam kamusmu, sehingga kamu sering memutuskan hubungan dengan orang lain yang dianggap tidak bisa lagi dipercaya setelah melakukan kesalahan.

7. Memendam semuanya sendirian

ilustrasi sedih (pexels.com/Engin Akyurt)

Membuka hati dan bercerita mengenai perasaan seseorang kepada orang lain membutuhkan rasa nyaman dan kepercayaan. Namun, jika seseorang memiliki trust issue, mereka lebih memilih untuk menahan perasaannya sendiri daripada membuka diri pada orang lain.

Hal ini disebabkan oleh pemikiran bahwa membicarakan masalah atau perasaan pribadi kepada orang lain dapat membawa risiko, karena harus mempercayai orang lain untuk mengetahui kisah hidup atau perasaan yang sedang dialami.

Jika kamu mengalami salah satu atau beberapa tanda trust issue yang telah dibahas dalam artikel ini, jangan khawatir, karena ada banyak cara untuk mengatasinya. Mulailah dengan mengidentifikasi masalah yang mendasarinya, kemudian coba untuk membuka diri secara perlahan kepada orang lain dan mengembangkan kepercayaan diri. Selalu ingat bahwa mengatasi trust issue memerlukan waktu dan upaya, tetapi hasilnya dapat memperbaiki kualitas hidup dan hubungan kamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us