Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Bullying Tidak Boleh Dianggap Wajar, Harus Tanggap!

ilustrasi bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sudah berapa kali kamu menjumpai fenomena bullying di lingkungan sekitar? Baik perundungan dari segi verbal maupun kekerasan fisik. Pada faktanya banyak fenomena perundungan yang terjadi. Hanya saja pihak yang seharusnya menjadi pengayom justru menutup mata.

Padahal bullying berpotensi menimbulkan dampak negatif yang luar biasa. Apapun alasannya, bullying tidak bisa dianggap wajar. Masyarakat sebagai pengayom harus memiliki kesadaran akan hal tersebut. Pastinya ada penjelasan mengapa persoalan satu ini tidak boleh dianggap remeh. Mari pertimbangkan baik-baik.

1. Mengganggu keseimbangan mental seseorang dalam jangka panjang

ilustrasi bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sadar atau tidak, fenomena bullying masih sering dianggap wajar. Apalagi perundungan secara verbal. Sikap demikian sering dianggap sebagai bentuk dari bercanda. Padahal, perundungan tidak bisa dianggap wajar.

Karena dampak negatif dari bullying tidak hanya bertahan sementara waktu. Tapi akan selalu teringat dan menjadi pengalaman menyakitkan seumur hidup. Seseorang tidak memiliki pengendalian emosi dan kestabilan mental yang baik ke depannya.

2. Pembentukan karakter negatif yang sama di kemudian hari

ilustrasi bullying (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi bullying (pexels.com/Keira Burton)

Tidak dapat dimungkiri jika beberapa orang kurang memiliki kepedulian terhadap fenomena bullying. Bentuk penindasan kepada mereka yang lebih lemah sering dianggap wajar. Padahal apapun alasannya, fenomena bullying tetap tidak bisa dipandang sebelah mata.

Terdapat alasan logis akan hal tersebut. Karena fenomena perundungan membentuk karakter negatif yang sama di kemudian hari. Seorang korban bullying tidak menutup kemungkinan melakukan balas dendam kepada yang lebih lemah untuk memperoleh kepuasan.

3. Mampu menciptakan kekacauan di lingkungan sekitar

ilustrasi menyalahkan(pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi menyalahkan(pexels.com/Antoni Shkraba)

Menjalani kehidupan selalu berkaitan dengan lingkungan sekitar. Sudah seharusnya suatu lingkungan mampu menjadi support system. Tapi hal ini tidak akan terjadi saat suatu lingkungan masih menganggap sebelah mata fenomena bullying.

Mengapa perundungan tidak boleh diwajarkan? Tentu berkaitan dengan kekacauan yang mungkin tercipta dibaliknya. Akibat satu pihak yang tertindas, bisa memunculkan fenomena perundungan lain dalam skala yang lebih parah. Jika persoalan sudah merembet ke banyak hal, banyak pihak akan terlibat konflik.

4. Setiap manusia memiliki hak dan martabat yang sama

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Sejatinya setiap orang memiliki hak dan martabat yang sama. Setiap individu harus diperlakukan dengan baik dan terhormat. Tapi hal ini tidak sejalan dengan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.

Tidak dapat dimungkiri fenomena bullying masih kerap terjadi. Akibatnya, terjadi pelanggaran hak dan martabat dari manusia yang bersangkutan. Pihak yang lama dan tertindas tidak memiliki kesempatan untuk bersuara.

5. Mampu memupus keberanian dan rasa percaya diri

ilustrasi bullying (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi bullying (pexels.com/Yan Krukau)

Pada kenyataannya banyak orang menganggap sebelah mata fenomena bullying. Baik perundungan melalui ucapan maupun perbuatan. Mereka tidak memikirkan dampak yang akan ditanggung dari korban bullying.

Mulai sekarang, kamu harus memahami bullying secara menyeluruh. Ini adalah persoalan yang tidak bisa dianggap sederhana. Perundungan bisa memupus keberanian dan rasa percaya diri. Seseorang berjalan di atas kegelisahan dan ketakutan.

6. Bullying adalah bentuk melanggar nilai-nilai kemanusiaan

ilustrasi bullying (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi bullying (pexels.com/Yan Krukau)

Manusia adalah makhluk yang dikaruniai akal, hati, dan pikiran. Sudah seharusnya bisa menyesuaikan tingkah laku sesuai aturan. Bukan malah membiarkan perilaku liar yang bisa membawa dampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Penjelasan di atas menjadi alasan bullying tidak boleh diwajarkan. Karena perundungan turut melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Seseorang tumbuh dan berkembang jauh dari tatanan. Ia hanya bertindak menuruti nafsu dan emosi.

7. Secara tidak langsung sudah menunjukkan kegagalan masyarakat sekitar sebagai pengayom

ilustrasi pusing (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi pusing (pexels.com/Yan Krukau)

Fungsi masyarakat sekitar bukan sebagai lawan berinteraksi. Lebih dari itu, harus berperan menjaga situasi agar tetap kondusif. Termasuk menjadi pengayom bagi mereka yang lebih lemah. Mari cermati kembali lingkungan tempat kamu tinggal.

Mengapa bullying tidak boleh diwajarkan? Karena secara tidak langsung sudah menunjukkan kegagalan masyarakat sebagai pengayom. Akibatnya, pihak yang lemah justru tertindas tanpa pembelaan. Bullying merupakan bukti lingkungan sekitar tidak bisa menjadi support system.

Seringkali kita menganggap remeh tentang fenomena bullying. Padahal persoalan ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Apapun yang terjadi, bullying tidak boleh diwajarkan. Untukmu yang masih tidak memperdulikan fenomena perundungan, renungkan tujuh alasan di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
Delvia Y Oktaviani
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us