Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan INTJ Gak Mudah Memaafkan Kesalahan

ilustrasi dua orang saling bermaafan (unsplash.com/Chris Liverani)
Intinya sih...
  • Kepribadian INTJ rasional, analitis, dan memiliki standar tinggi dalam kehidupan
  • Kepercayaan adalah fondasi utama dalam interaksi, harus dibangun dengan konsistensi dan integritas
  • INTJ mengutamakan logika dalam menilai kesalahan, mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dan memisahkan emosi dari logika

Kepribadian INTJ dikenal sebagai individu yang rasional, analitis, dan memiliki standar tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka cenderung melihat dunia melalui logika yang terstruktur dan memiliki ekspektasi yang jelas terhadap orang-orang di sekitar mereka.

Ketika seseorang melakukan kesalahan besar yang melanggar prinsip atau nilai yang dijunjung tinggi oleh INTJ, kepercayaan yang telah dibangun dapat runtuh dengan cepat. Hal ini membuat mereka sulit untuk memberikan maaf, terutama jika kesalahan tersebut dianggap sebagai bentuk pengkhianatan atau ketidakmampuan untuk belajar dari pengalaman.

Supaya kamu menghindari pertengkaran dengan INTJ, yuk simak kelima alasan mengapa mereka tidak mudah memaafkan kesalahan besar. Cekidot!

1. Standar tinggi dalam hubungan dan kepercayaan

ilustrasi dua orang saling bermaafan (unsplash.com/Cytonn Photography)

INTJ memiliki standar tinggi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan interpersonal. Kepercayaan adalah salah satu fondasi utama dalam interaksi mereka dengan orang lain, baik dalam lingkup profesional maupun pribadi.

Sekali kepercayaan diberikan, INTJ mengharapkan adanya konsistensi dan integritas dari pihak lain. Ketika seseorang melakukan kesalahan besar, terutama yang menyangkut kepercayaan, INTJ akan merasa bahwa individu tersebut telah melanggar prinsip yang sangat dijunjung tinggi.

Bagi INTJ, kepercayaan bukan sekadar janji verbal atau hubungan sosial yang bisa diperbaiki dengan permintaan maaf. Kepercayaan harus dibangun dengan konsistensi, tindakan nyata, dan komitmen jangka panjang. Ketika seseorang gagal memenuhi ekspektasi tersebut, INTJ akan merasa bahwa hubungan tersebut tidak lagi memiliki dasar yang kuat.

2. Berorientasi pada logika dan konsekuensi

ilustrasi dua orang saling bermaafan (unsplash.com/Sebastian Herrmann)

Kepribadian INTJ cenderung mengutamakan logika dalam mengambil keputusan, termasuk dalam menilai suatu kesalahan. Ketika seseorang melakukan kesalahan besar, INTJ akan menelaah situasi secara mendalam dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk motif, dampak, dan kemungkinan pengulangan di masa depan.

Bagi INTJ, setiap tindakan memiliki konsekuensinya masing-masing. Jika seseorang melakukan kesalahan yang serius, maka konsekuensi dari perbuatannya harus diterima sepenuhnya. Memberikan maaf secara mudah tanpa adanya pertimbangan logis hanya akan menciptakan celah bagi kesalahan serupa terjadi lagi di kemudian hari.

3. Tidak terpengaruh oleh emosi dalam mengambil keputusan

ilustrasi dua orang saling bermaafan (pexels.com/Lukas)

Salah satu ciri khas INTJ adalah kemampuannya dalam memisahkan emosi dari logika saat membuat keputusan. Jika seseorang melakukan kesalahan besar, INTJ tidak akan terpengaruh oleh permintaan maaf yang emosional atau penuh drama. Mereka lebih fokus pada fakta dan bukti konkret mengenai apakah individu tersebut benar-benar layak untuk dimaafkan atau tidak.

Permintaan maaf yang penuh dengan emosi tanpa adanya tindakan nyata untuk memperbaiki kesalahan hanya akan dianggap sebagai manipulasi emosional bagi INTJ. Mereka akan lebih menghargai seseorang yang menunjukkan perbaikan nyata daripada sekadar kata-kata tanpa makna.

4. Pandangan jangka panjang terhadap suatu hubungan

ilustrasi wanita yang sulit memaafkan (pexels.com/Vera Arsic)

INTJ selalu berpikir dalam jangka panjang, termasuk dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Setiap hubungan yang mereka bangun memiliki tujuan dan nilai yang jelas. Ketika seseorang melakukan kesalahan besar, INTJ akan mempertimbangkan dampaknya terhadap hubungan tersebut dalam jangka waktu yang panjang.

Jika mereka merasa bahwa individu yang bersangkutan tidak lagi memiliki peran positif dalam hidup mereka, INTJ cenderung memilih untuk mengakhiri hubungan daripada mempertahankannya dengan risiko mengalami kesalahan yang sama di masa depan. Memberikan maaf bukan hanya tentang menghapus kesalahan, tetapi juga tentang menentukan apakah hubungan tersebut masih memiliki nilai strategis untuk dipertahankan atau tidak.

5. Keyakinan terhadap prinsip dan integritas

ilustrasi wanita yang sulit memaafkan (pexels.com/Alex Green)

Prinsip dan integritas adalah dua hal yang sangat dijunjung tinggi oleh INTJ. Mereka percaya bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas tindakannya sendiri dan tidak mencari jalan pintas untuk menghindari konsekuensi. Jika seseorang melakukan kesalahan besar, INTJ akan menilai apakah individu tersebut masih memiliki integritas yang dapat dipercaya.

Memberikan maaf kepada seseorang yang tidak menunjukkan perubahan nyata atau yang tidak memiliki kesadaran penuh terhadap kesalahannya hanya akan dianggap sebagai bentuk kompromi terhadap prinsip yang dipegang oleh INTJ. Mereka lebih memilih untuk tetap teguh pada prinsipnya meskipun harus kehilangan seseorang dalam hidup mereka.

INTJ adalah individu yang memiliki standar tinggi dalam hubungan dan interaksi sosial. Memaafkan bagi INTJ bukanlah sesuatu yang dilakukan hanya demi menjaga hubungan sosial atau demi kenyamanan emosional. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us