Apa Itu Berpikir Kritis? Ini Manfaat dan Cara Melatihnya!

Berpikir kritis berbeda dengan berpikir biasanya. Bisa dikatakan ini merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir akan menilai kualitas pemikirannya atau bahkan mempertanyakannya. Pasalnya, berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan, menilai pengamatannya, dan berargumentasi.
Berpikir kritis menggunakan alasan yang logis untuk menilai tentang sesuatu. Jadi, tidak akan menerima sebuah informasi secara mentah. Lalu, apa itu berpikir kritis? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
1. Apa itu berpikir kritis?

Mengutip PPT tentang Critical Thinking Universitas Negeri Malang (UM), telah dijelaskan apa itu berpikir kritis. Adalah proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi untuk memandu keyakinan dan tindakan.
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif dan independen. Dikutip dari e-jurnal Universitas Sebelas Maret tentang Berpikir Kritis, pola pikir ini meliputi pemikiran dan penggunaan alasan logis yang mencakup sebagai berikut:
- Ketrampilan membandingkan
- Mengklasifikasi
- Melakukan pengurutan (sekuensi)
- Menghubungkan sebab dan akibat
- Mendeskripsikan pola
- Membuat analogi
- Menyusun rangkaian
- Memberi alasan secara deduktif dan induktif
- Peramalan
- Perencanaan
- Perumusan hipotesis dan penyampaian kritik.
Berpikir kritis menentukan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan. Kemudian kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai.
2. Manfaat berpikir kritis

Berpikir kritis memungkinkan kamu memanfaatkan potensi diri dalam melihat masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri. Jadi, berpikir kritis sangat penting, karena bisa memberi banyak manfaat. Berikut beberapa di antaranya.
- Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen.
- Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas.
- Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif.
- Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat.
- Membiasakan berpikiran terbuka.
- Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya.
3. Melatih berpikir kritis

Menurut Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. Si., Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, dilansir dari situs UIN Malang, berpikir kritis sebenarnya bisa dilatih. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mempertanyakan apa yang dilihat dan didengar.
Setelah itu, kamu bisa bertanya mengapa dan bagaimana tentang hal tersebut. Jadi, jangan langsung menerima mentah-mentah informasi yang masuk. Semua harus dicerna dengan baik dan cermat sebelum akhirnya disimpulkan.
Oleh karena itu, berlatih berpikir kritis juga perilaku yang hati-hati dan tidak terburu-buru dalam menyikapi permasalahan. Kamu bisa menanyakan bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi dengan diikuti suatu tindakan yang kreatif.
Membiasakan selalu memperbaiki diri karena merasa masih memiliki banyak kekurangan, disiplin, dan konsentrasi ketika mengerjakan sesuatu pekerjaan merupakan tanda seseorang memiliki pikiran kritis. Jadi, penting untuk kamu latih.
Jadi, apa itu berpikir kritis? Adalah proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi untuk memandu keyakinan dan tindakan. Semoga informasi ini menambah wawasanmu, ya.