Apakah Malam Lailatul Qadar Selalu di Malam Ganjil? Ini Penjelasannya

- Lailatul Qadar adalah malam penuh berkah, lebih baik dari seribu bulan, dan menjadi momen istimewa bagi umat Islam.
- Rasulullah menganjurkan mencari Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam ganjil seperti ke-21, 23, 25, 27, dan 29.
- Beberapa ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar tidak terbatas hanya pada malam ganjil, namun bisa juga terjadi di malam genap dalam sepuluh malam terakhir Ramadan.
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh berkah dan lebih baik dari seribu bulan. Malam ini menjadi momen istimewa bagi umat Islam karena diyakini sebagai waktu diturunkannya Al-Qur’an serta saat doa-doa dikabulkan.
Namun, banyak yang bertanya-tanya, apakah Malam Lailatul Qadar selalu di malam ganjil atau bisa terjadi di malam lainnya? Untuk memahami lebih lanjut, simak penjelasannya berikut ini.
1. Apakah Malam Lailatul Qadar selalu di malam ganjil?

Dalam berbagai riwayat hadis, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mencari Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil, yaitu malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Hal ini didasarkan pada hadis:
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam-malam ganjil." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut buku Lailatul Qadar: Keutamaan dan Waktunya karya Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, hadis ini jadi dasar bagi banyak umat Islam untuk meningkatkan ibadah mereka, terutama di malam-malam ganjil. Bahkan, sebagian besar ulama berpendapat bahwa malam ke-27 Ramadan memiliki kemungkinan terbesar sebagai Lailatul Qadar.
Selain itu, dalam Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi, disebutkan bahwa beberapa sahabat bermimpi mendapatkan Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Rasulullah SAW kemudian bersabda:
"Aku melihat mimpi kalian itu saling bersesuaian pada sepuluh malam. Siapa yang hendak mencarinya, hendaklah dia mencarinya pada sepuluh malam terakhir, khususnya pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam itu, karena itu lebih diharapkan."
Berdasarkan berbagai riwayat ini, banyak umat Islam yang lebih fokus meningkatkan ibadahnya di malam-malam ganjil. Namun, apakah ini berarti Lailatul Qadar hanya terjadi pada malam ganjil?
2. Bisakah Lailatul Qadar terjadi di malam genap?

Meskipun banyak hadis yang menyebutkan keutamaan mencari Lailatul Qadar di malam ganjil, beberapa ulama berpendapat bahwa malam istimewa ini tidak terbatas hanya pada malam-malam ganjil. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Aku diperlihatkan Lailatul Qadar, lalu aku dibuat lupa akan malam itu. Maka carilah ia pada sepuluh malam terakhir dari Ramadan." (HR. Muslim)
Dari hadis ini, dapat disimpulkan bahwa Lailatul Qadar memang terjadi di salah satu dari sepuluh malam terakhir, tanpa menyebut secara spesifik apakah hanya di malam ganjil atau bisa juga di malam genap.
Pendapat ini juga didukung oleh Imam al-Hanbali dalam Latha'if Al-Ma'arif Fi Ma Li Mawasim Al-'Am min Al-Wazha'if, di mana ia mengutip riwayat al-Hasan dan Imam Malik yang menyebutkan bahwa Lailatul Qadar bisa terjadi pada seluruh malam terakhir, baik ganjil maupun genap. Hal ini diperkuat dengan sabda Rasulullah SAW:
"Carilah Lailatul Qadar pada malam kesembilan yang tersisa, atau malam ketujuh yang tersisa, atau malam kelima yang tersisa."
Jika bulan Ramadan berjumlah 30 hari, maka malam yang tersisa dihitung mundur, sehingga malam yang disebut dalam hadis tersebut bisa saja jatuh pada malam-malam genap. Namun, jika jumlah hari Ramadan hanya 29, maka malam-malam yang disebut akan jatuh pada malam ganjil.
Selain itu, perhitungan malam ganjil atau genap juga bisa berbeda di berbagai tempat karena adanya perbedaan dalam penentuan awal bulan Ramadan. Sebagai contoh, jika awal Ramadan ditetapkan berbeda di suatu wilayah, maka malam ke-27 di tempat tertentu bisa menjadi malam ke-26 di tempat lain. Hal ini menunjukkan bahwa Lailatul Qadar tidak terbatas hanya pada malam ganjil dalam arti absolut.
3. Amalan malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam tersebut agar mendapatkan keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan pada malam Lailatul Qadar:
- Iktikaf di masjid
Salah satu amalan utama di malam Lailatul Qadar adalah iktikaf, yaitu berdiam diri di masjid untuk fokus beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Iktikaf dilakukan dengan memperbanyak salat, zikir, membaca Al-Qur’an, dan doa.
Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya iktikaf, terutama di 10 hari terakhir Ramadan, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA:
"Rasulullah SAW biasa beriktikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan sampai beliau wafat, kemudian istri-istrinya pun beriktikaf setelah beliau." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan beriktikaf, seorang Muslim dapat lebih khusyuk dalam beribadah tanpa gangguan dari aktivitas duniawi.
- Memperbanyak salat dan doa
Malam Lailatul Qadar adalah waktu yang penuh keberkahan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak salat dan doa. Rasulullah SAW sendiri selalu menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan dengan ibadah.
Dari Aisyah RA, ia berkata:
"Apabila telah masuk sepuluh hari terakhir (Ramadan), Rasulullah SAW menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menghidupkan malam di sini berarti mengisinya dengan salat tahajud, membaca Al-Qur’an, zikir, dan amalan lainnya.
- Membaca doa yang dianjurkan Rasulullah SAW
Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca saat malam Lailatul Qadar adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Aisyah RA:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni.
Artinya: "Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, menyukai ampunan, maka ampunilah aku." (HR. Tirmidzi)
Doa ini mencerminkan harapan seorang Muslim untuk mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT di malam yang penuh keberkahan ini.
Jadi, apakah malam Lailatul Qadar selalu di malam ganjil? Meskipun banyak hadis menyebutkan malam ganjil, kita tetap dianjurkan untuk beribadah penuh di seluruh 10 hari terakhir Ramadan. Jangan sampai terlewat, ya!