- Bentuk pengakuan bahwa fatwa yang disampaikan adalah terbatas dan memungkinkan untuk dapat ditinjau ulang di kesempatan lain. Dengan mengucapkan Wallahu A’lam Bishawab, ulama juga memberi tanda bahwa ia tak segan untuk mengubah fatwanya ketika ditemukan dalil hukum lain yang dapat mengubah pendapatnya.
- Bentuk pengakuan ulama bahwa fatwa mereka bersumber dari ilmu yang mereka dapatkan, sementara seluruh ilmu bersumber dari Allah. Oleh karenanya, kalimat Wallahu A’lam Bishawab menjadi bentuk kerendahan hati di hadapan Allah dalam memahami ilmu.
Arti Kata Wallahu A’lam Bishawab, Kapan Sebaiknya Digunakan?

- Makna Wallahu A’lam Bishawab: Hanya Allah yang mengetahui kebenaran sesungguhnya, sebagai bentuk kerendahan hati dan memasrahkan hakikat permasalahan kepada Allah.
- Kapan menggunakan kalimat Wallahu A’lam Bishawab: Digunakan oleh ulama untuk menutup fatwa atau pidato, kode etik dalam ajaran Islam, dan ketika seseorang tidak tahu jawaban atas suatu pertanyaan.
- Hikmah mengucapkan Wallahu A’lam Bishawab: Bentuk pengakuan bahwa fatwa terbatas dan dapat ditinjau ulang, serta bentuk kerendahan hati di hadapan Allah dalam memahami ilmu.
Kalimat Wallahu A’lam Bishawab mungkin sering terdengar ketika seseorang menutup pengajian atau penjelasan seputar ilmu agama. Biasanya dikatakan di akhir pidato atau ceramah oleh ulama maupun pengajar lainnya.
Selain itu, umat Muslim juga menggunakan kalimat Wallahu A’lam Bishawab untuk menjawab sesuatu yang tidak benar-benar dipahaminya. Jadi, apakah makna dari kalimat Wallahu A’lam Bishawab dan bagaimana penggunaan yang benar dalam ajaran Islam?
1. Makna Wallahu A’lam Bishawab

Wallahu A’lam Bishawab memiliki arti “hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya”, hal ini dikutip dari laman resmi NU Online. Kalimat tersebut digunakan sebagai bentuk kerendahan hati (tawadhu) dan upaya memasrahkan kembali hakikat permasalahan tersebut kepada Allah.
Hal ini diajarkan oleh sahabat Rasulullah, Abdullah bin Mas'ud yang mengatakan, barang siapa yang ditanya tentang suatu permasalahan ilmu kepadanya dan ia mengetahuinya, maka hendaklah dia menjawab. Namun bila tidak tahu, katakan Wallahu A’lam Bishawab. Sebab, sebagian dari ilmu adalah mengatakan Wallahu A’lam Bishawab terhadap sesuatu yang tidak dimengerti. Wasiat ini dituliskan oleh Imam Ahmad Hanbal.
2. Kapan menggunakan kalimat Wallahu A’lam Bishawab?

Wallahu A’lam Bishawab digunakan oleh para ulama untuk menutup fatwa atau pidato mereka. Dalam NU Online disebutkan, ini menjadi kode etik dalam menutup pengajian atau pemaparan pendapat dari ulama terhadap suatu ajaran Islam.
Tak hanya itu, ulama juga menggunakan kalimat tersebut sebagai penutup dari penjelasan dalam kitab yang mereka tulis. Menurut ulama mahzab Syafii, Sulaiman bin Muhammad al-Bujairami, tujuannya adalah memasrahkan kembali ajaran yang telah mereka paparkan kepada Allah yang memiliki segala pengetahuan. Kalimat Wallahu A’lam Bishawab juga bertujuan untuk melepaskan diri dari pengakuan paling alim.
Akan tetapi, terdapat perbedaan pandangan terkait penggunaan kalimat Wallahu A’lam Bishawab. Menurut sebagian ulama mahzab Hanafi, makruh menggunakan kalimat Wallahu A’lam Bishawab untuk pertanda ditutupnya pengajian. Namun bila diniatkan untuk berzikir, maka hukumnya sunah. Kalimat tersebut juga digunakan ketika seseorang tidak tahu jawaban atas suatu pertanyaan. Katakan Wallahu A’lam Bishawab untuk menjawab ketidaktahuan itu.
3. Hikmah mengucapkan Wallahu A’lam Bishawab

Ada pun hikmah pengucapan Wallahu A’lam Bishawab menurut para ulama adalah sebagai berikut:
Demikian penjelasan terkait kalimat Wallahu A’lam Bishawab. Penjelasan di atas semoga dapat menambah pemahaman dan pengetahuanmu.