Masalah sekecil apa pun tentu menimbulkan perasaan tertekan. Hanya saja makin besar masalah yang dihadapi, akan makin stres juga kamu dibuatnya.
Selagi masalah sepele bisa cepat diatasi, beberapa masalah mungkin membuat pikiranmu buntu. Terkadang, satu masalah malah menimbulkan masalah lain sehingga makin pelik. Seperti lima persoalan berikut ini.
Masalah pekerjaan dapat berarti adanya hambatan dalam pekerjaanmu. Misalnya, proyek yang gak berjalan lancar, suasana kerja yang gak kondusif, atau tugas-tugas yang melebihi kemampuanmu menyelesaikannya.
Semua itu membuatmu waswas kalau-kalau penghasilanmu ikut terpengaruh atau kamu menjadi gak betah untuk terus bekerja di sana. Namun bisa juga kamu malah belum mendapatkan pekerjaan.
Ya, terlalu lama menganggur memang mengikis kepercayaan diri, kan? Apalagi dengan tingkat pendidikanmu yang tinggi. Kamu bakal sering dibandingkan dengan orang lain yang pendidikannya gak setinggi kamu, tetapi lebih cepat mendapatkan pekerjaan.
Seperti disebutkan di awal, satu masalah dapat menimbulkan masalah lain yang membuatmu kian pusing. Masalah pekerjaan misalnya, terkait erat dengan problem keuangan.
Dari penghasilanmu yang berkurang sampai kamu sama sekali gak mendapatkan penghasilan lagi, atau malah masih harus ikut menanggung kerugian perusahaan. Akan tetapi, bisa juga pekerjaan dan penghasilanmu sebetulnya baik-baik saja.
Sayangnya, kamu gak bisa mengelola penghasilan dengan baik alias terbiasa boros. Atau, kamu tidak boros tetapi jumlah tanggunganmu bertambah. Dahulu hanya menghidupi diri sendiri, sekarang harus menafkahi keluarga kecilmu plus orangtua atau mertua yang sudah lansia.
Jika sekadar meriang sedikit, mungkin gak terlalu terasa mengganggumu. Kamu masih dapat beraktivitas nyaris senormal saat kamu sehat. Akan tetapi bila sakitnya berat, semua hal dalam hidupmu bisa terpengaruh.
Pengeluaran menjadi berlipat-lipat untuk membiayai pengobatan. Di saat yang sama, kamu kesulitan untuk bekerja atau malah harus berhenti total sehingga gak memiliki penghasilan.
Belum lagi seandainya pasangan atau keluarga bukannya menyemangatimu untuk lekas sembuh, malah menunjukkan ketidakpedulian. Kondisi seperti ini bakal membuatmu merasa sedih dan gak berguna.
Masalah dengan teman dan pacar juga bisa bikin stres. Namun paling tidak, kalian masih dapat mengurangi pertemuan sampai suasana hati masing-masing membaik.
Akan tetapi, bila kamu bermasalah dengan suami atau istri, mau gak mau kalian harus bertemu di rumah. Apalagi dengan adanya anak. Kasihan mereka kalau sampai kamu atau pasanganmu pergi begitu saja.
Oleh karena itu, kamu mengalami dua konflik sekaligus. Konflik dengan suami/istri, juga konflik dengan diri sendiri sebab harus tetap bisa tampil seharmonis mungkin dengan pasangan di hadapan anak-anak.
Kondisi serupa juga terjadi ketika kamu bermasalah dengan keluarga kandung. Hubungan yang sangat dekat membuat emosimu lebih gak stabil. Di sisi lain, kamu masih harus menjaga nama baik keluarga dengan pura-pura akur di depan tetangga.
Kamu ingin sekali meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi, sayangnya belum ada biaya. Kamu sudah mencoba mencari beasiswa, tetapi belum juga berhasil mendapatkannya.
Padahal, kamu yakin gak kurang pintar untuk menjadi mahasiswa. Pun semua temanmu dengan mudahnya langsung melanjutkan kuliah. Namun, kamu malah harus bekerja membantu ekonomi keluarga.
Manusiawi ,kok, bila kamu merasa iri pada nasib baik teman-temanmu. Atau, masalah pendidikan yang kamu hadapi bukan gak berkesempatan untuk kuliah melainkan susah lulus!
Padahal kamu gak malas. Namun skripsimu gak kunjung disetujui dosen pembimbing. Hidupmu jadi serasa berhenti di skripsi. Kamu menjadi minder melihat teman-temanmu yang telah lulus dan bekerja.
Semoga kamu gak sedang mengalami satu pun masalah di atas, ya! Kalaupun kamu mengalaminya, tetaplah menjaga semangat. Yakini bahwa cepat atau lambat, masalah itu akan bisa diatasi.