Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Ampuh Memfilter Teman yang Layak Dipertahankan

ilustrasi seorang pria (unsplash.com/James Marty)
ilustrasi seorang pria (unsplash.com/James Marty)
Intinya sih...
  • Memperhatikan prinsip dan nilai-nilai hidupnya, seperti menghargai waktu dan keberanian dalam menghadapi situasi sulit
  • Lihat cara mereka menghadapi situasi sulit yang menunjukkan seberapa dewasa seseorang
  • Berikan kepercayaan dan perhatikan bagaimana mereka memperlakukannya serta arah kecenderungan mereka

Sebagai pribadi yang tegas, kamu harus punya cara untuk memfilter siapa yang layak jadi temanmu. Tujuannya jelas, agar kamu tidak menyesal. Karena bagaimanapun, teman pasti punya pengaruh pada kehidupanmu.

Nah, lewat artikel ini, kita akan membahas tentang itu dengan ulasan yang menyeluruh. Tanpa berlama-lama, simak.bersama sampai akhir, ya. Agar kita jadi tahu.

1. Memperhatikan prinsip dan nilai-nilai hidupnya

ilustrasi seorang pria (unsplash.com/Yogendra Singh)
ilustrasi seorang pria (unsplash.com/Yogendra Singh)

Ini adalah hal pertama yang harus kamu perhatikan. Perihal prinsip dan nilai-nilai yang melekat pada diri mereka. Apakah mereka cenderung menghargai waktu, atau justru tidak keberatan jika melakukan hal yang sia-sia dengan durasi yang terbilang lama.

Pada akhirnya, kamu dapat simpulkan sendiri. Apakah itu cocok dengan dirimu, atau bertolak belakang dengan prinsip yang kamu anut. Jangan paksakan diri. Bisa-bisa energimu terkuras pada tempat yang tidak semestinya.

2. Lihat caranya menghadapi situasi yang sulit

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Dany Kurniawan)
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Dany Kurniawan)

Ini menunjukkan seberapa dewasa seseorang. Kalau mereka panik saat situasi sulit, atau nampak tidak berusaha mencari solusi, kamu harus mulai waspada. Karena ini berkaitan dengan karakter seseorang. Sementara itu adalah hal yang tidak dibangun dalam waktu satu malam.

Jadi, jangan ambil risiko. Pilihlah teman yang ketika ada masalah, ia tetap berpikir dengan tenang, dengan kepala yang dingin, serta mengambil langkah dengan perhitungan yang terukur. Bukan malah berbuat serampangan.

3. Berikan kepercayaan dan lihat seberapa tulus hatinya

ilustrasi seorang pria (pixabay.com/StockSnap)
ilustrasi seorang pria (pixabay.com/StockSnap)

Kamu bisa menguji mereka. Untuk lebih dalam menengok isi hatinya. Berikan kepercayaan. Pada bentuk apa pun itu. Entah materi atau non materi. Kemudian saksikan apa yang dilakukannya.

Kalau ia adalah tipe yang tahu diri, tentu ia akan menjalankan amanah itu dengan rasa penuh tanggung jawab. Tapi jika hatinya masih keruh, pengkhianatan bisa jadi buktinya. Tapi itu adalah upaya yang paling cocok untuk dirimu. Dibanding menyesal di kemudian hari.

4. Perhatikan cara mereka perlakukan orang lain

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Roberto Lee Cortes)
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Roberto Lee Cortes)

Ini adalah gambaran dari kecerdasan seseorang. Entah itu ranah intelektual dan emosional. Karena kombinasi dari keduanya melahirkan apa yang disebut sebagai cerminan sikap juga perilaku. Bagaimana mereka ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua. Pasti berbeda ketika berbicara dengan teman sebaya.

Tapi tidak jarang, ada orang yang tidak dapat membedakan itu. la berbicara sesuka hati. Malah melawan ketika diberi nasihat oleh mereka yang usianya jauh di atasnya. Apakah itu tindakan yang pantas? Tentu tidak. Itu kurang beradab.

5. Perhatikan arah kecenderungan mereka

ilustrasi seseorang (unsplash.com/Nima Motaghian Nejad)
ilustrasi seseorang (unsplash.com/Nima Motaghian Nejad)

Apakah mereka mendukung hal-hal positif. Seperti gerakan untuk mengembangkan diri. Atau malah sibuk pada hal-hal yang tidak memberikan dampak apa pun. Kecuali kerugian yang nyata. Sorry to say, misal, nongkrong setiap hari sampai larut malam. Main video game tanpa kenal batasan waktu. Begitu seterusnya.

Pertanyaannya, mau sampai kapan?

Sementara jatah hidup di dunia ini makin berkurang. Malah makin asyik terlena pada euforia yang menipu. Tentu itu situasi yang tidak kondusif. Bisa menimbulkan kekacauan di masa depan nanti.

Pada akhirnya, pilihan ada di tanganmu. Entah kamu mau berteman dengan semua orang, atau kamu pagari mereka. Memperbolehkan yang benar-benar lolos seleksi saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us