5 Cara Keliru dalam Mengatasi Stres, Jadi Toksik ke Orang Lain

Rasa stres memang gak bisa sepenuhnya dihindari. Stres dapat dipicu oleh interaksimu dengan orang lain, harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan, atau tugas perkembangan yang tak terlaksana dengan baik.
Daya tahan orang terhadap stres pun berbeda-beda. Sebagian orang mungkin bisa cuek dengan suatu masalah yang membuatmu stres sekali. Terpenting ketika kamu merasa stres adalah tidak memperburuknya dengan melakukan cara-cara yang keliru dalam mengatasinya. Lima hal berikut wajib dihindari.
1. Bersikap toksik pada orang lain untuk menularkan rasa stresmu

Secara sadar, kamu tentu gak ingin menjadi sosok yang menyebalkan buat orang lain. Namun kalau rasa stresmu tidak diatasi dengan tepat, itulah yang akan terjadi. Kamu bakal mulai bersikap toksik pada orang-orang terdekatmu. Rasanya kamu puas apabila kalian dapat bersama-sama dalam situasi yang menekan mental. Di mata mereka, dirimu dikenal suka memancing masalah. Hubunganmu dengan orang-orang menjadi rusak dan terkadang gak bisa diperbaiki lagi.
2. Mengingkari rasa stres dan gak mencari solusi nyata

Sekalipun kamu tidak perlu mengumbar rasa stresmu dan menularkannya ke orang lain, bukan artinya dirimu kudu mengingkarinya. Kejujuranmu pada diri sendiri tentang apa yang dirasakan amatlah penting. Berangkat dari situ, kamu bisa bergerak mencari solusi.
Bila dirimu justru berpura-pura bahagia atau menyepelekan sesuatu yang sesungguhnya membuatmu stres, masalahnya bakal lebih rumit. Ini seperti kamu menyembunyikan nyala api di gudang yang berisi jerami kering. Usahamu sia-sia belaka ketika api itu membesar dan membakar seluruh gudangmu.
3. Berputar-putar di masalah lain, gak fokus di penyebab aslinya

Di tengah rasa stres, kamu sangat mungkin keliru menandai penyebab utamanya. Atau sebetulnya dirimu tahu hal itu, tetapi enggan mengakuinya. Contoh, kamu merasa keluarga di rumah gak ada yang bisa memahamimu.
Menurutmu, mereka tidak suportif terhadapmu. Padahal, masalahmu sebenarnya ialah kamu stres karena lama menganggur. Dirimu menjadi jauh lebih sensitif, rendah diri, dan ingin lebih diperhatikan.
Kamu bahkan mulai mencari-cari kesibukan dengan cara yang salah karena menganggap biasa pertikaian dengan mereka. Bukan keluargamu yang perlu mendapatkan penanganan.
4. Melampiaskan rasa stres ke kegiatan makan atau belanja

Inilah yang dapat menyebabkan seseorang kecanduan makan atau belanja. Padahal, sebanyak apa pun makanan yang dilahap atau barang yang dibeli tak menyelesaikan masalahmu. Pun bahaya obesitas serta kesulitan finansial mengintaimu.
Awalnya kamu cuma berusaha mencari hiburan untuk mengalihkan perhatian. Akan tetapi, dirimu akhirnya tak bisa berhenti dari keinginan terus makan atau membeli apa saja. Beri sekat yang jelas antara masalah yang harus diatasi dengan makan atau belanja sebagai kebutuhan.
5. Setelah stres reda, tidak menjauh dari lingkungan penyebab stres

Redanya stres yang dirasakan dapat menimbulkan efek tipuan. Kamu seperti melupakan apa yang kemarin membuatmu stres luar biasa dan bertahan di lingkungan yang sama. Padahal, lingkungan itu memang gak sehat buat mentalmu.
Ini sama seperti kamu tinggal di bantaran sungai. Rasa cemasmu akan bahaya banjir reda ketika musim kemarau. Akan tetapi, di musim hujan yang akan datang kecemasan kembali muncul dan bahaya itu mungkin menjadi nyata.
Solusi paling tepat ialah kamu pindah ke lokasi yang lebih aman. Itu pula yang perlu dilakukan apabila dirimu telah beberapa kali dibuat stres oleh orang yang sama. Terus bertahan di dekatnya, bukan keputusan yang tepat.
Semua orang bisa merasa stres oleh berbagai penyebab. Akan tetapi, cegah rasa stresmu membuat orang lain ikut tertekan psikisnya. Kamu harus menanganinya dengan tepat atau mencari bantuan psikolog jika diperlukan.