Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Melepaskan Diri dari Hustle Culture, Kewarasan Nomor Satu!

ilustrasi lelah bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi lelah bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hustle culture adalah budaya kerja yang yang menekankan kerja keras dan jam kerja panjang sebagai kunci kesuksesan sehingga hanya memiliki sedikit waktu istirahat. Fenomena ini populer di media sosial. Ditambah, teknologi dan pertumbuhan kerja virtual telah mempermudah orang untuk melakukan pekerjaan ekstra setiap hari.

Namun, budaya ini ternyata memiliki dampak negatif. Hal ini dapat membuat seseorang merasa kewalahan sehingga memicu kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan sosial. 

Jika kamu terjebak budaya kerja yang berlebihan, berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan.

1. Pahami tujuan sendiri

ilustrasi bekerja di depan laptop (pexels.com/olia danilevich)
ilustrasi bekerja di depan laptop (pexels.com/olia danilevich)

Salah satu hal pertama yang dapat kamu lakukan untuk menghindari hustle culture adalah mengubah pola pikir. Kamu harus merenungkan apa yang kamu inginkan versus apa yang benar-benar kamu butuhkan.

Misalnya, kamu melakukan pekerjaan ekstra untuk mendapatkan uang tambahan demi membeli suatu barang sehingga mengorbankan waktu tidur. Rutinitas ini baik-baik saja dalam jangka pendek, tetapi memperpanjangnya mungkin lebih banyak merugikan daripada manfaatnya.

Setelah kamu memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuanmu sendiri, kamu dapat mulai fokus pada apa yang diperlukan untuk mencapainya. Ini akan membantu mencegahmu bekerja terlalu keras dan berlebihan. 

2. Tetapkan waktu istirahat

ilustrasi membaca buku (pexels.com/cotton bro studio)
ilustrasi membaca buku (pexels.com/cotton bro studio)

Meskipun tergoda untuk menghabiskan waktu kerja hingga 16 jam, hal ini bisa membuat otak lelah dan menyebabkan lonjakan hormon stres. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan aktivitas yang membantu beralih ke mode bersantai. Ini bisa berupa jalan-jalan, mandi, atau makan.

Selain itu, luangkan waktu satu atau dua jam sebelum tidur untuk keluar dari mode kerja. Ini akan membantu mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh respons stres tubuh sehingga kamu akan mendapatkan tidur malam yang nyenyak. 

Selain mode bersantai harian, luangkan waktu istirahat dan masukkan ke dalam kalender sebagai tugas rutin. Perlakukan seolah-olah itu adalah pertemuan penting dengan atasan. Kamu bisa menghabiskan waktu ini dengan membaca buku yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, bergaul dengan teman dan keluarga, atau mengerjakan hobi.

3. Tetapkan batasan

ilustrasi seorang wanita memberikan isyarat kata "tidak" (pexels.com/Picas Joe)
ilustrasi seorang wanita memberikan isyarat kata "tidak" (pexels.com/Picas Joe)

Kamu tidak harus mengatakan 'ya' untuk semua hal. Jika kamu merasa cukup aman untuk melakukannya, sampaikan batasan seputar pekerjaan dengan rekan kerja. Misalnya, jelaskan kapan kamu bersedia menjawab email atau beri tahu mereka bahwa penting bagimu untuk beristirahat sepanjang hari.

Menetapkan sikap lebih awal dapat membuat rekan kerja mengetahui apa yang diharapkan darimu sehingga meminimalkan adanya konflik. 

4. Komunikasikan

ilustrasi bicara dengan teman kerja (pexels.com/nappy)
ilustrasi bicara dengan teman kerja (pexels.com/nappy)

Cara lain untuk menolak hustle culture adalah dengan mengomunikasikan kebutuhanmu sendiri. Itu berarti, kamu harus jujur tentang perasaan dan apa yang kamu butuhkan.

Jika kamu merasa terbebani dengan tugas, jelaskan situasi ini kepada atasan atau rekan kerja se-tim. Kamu dapat mencoba memberi tahu mereka bahwa kamu memerlukan lebih banyak dukungan atau lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas. Hal ini membantu mereka memahamimu sehingga dapat melakukan penyesuaian.

5. Jangan merasa bersalah

ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Karolina Grabowska)

Salah satu masalah terbesar dalam hustle culture adalah adanya rasa bersalah yang timbul ketika beristirahat. Kamu merasa bahwa harus selalu bekerja, jadi ketika beristirahat, kamu merasa belum melakukan cukup banyak hal.

Penting untuk diingat bahwa istirahat bukanlah hal yang buruk. Faktanya, hal ini justu penting untuk kesejahteraan. Saat berstirahat, kamu dapat memulihkan tenaga sehingga kembali bekerja dengan energi dan ide yang lebih segar.

Selalu ingat, mengejar kesuksesan tidak boleh mengorbankan kesehatan. Hustle culture mungkin membuat orang-orang tergiur akan kesuksesan. Namun, memaksakan diri hingga kelelahan juga bukanlah cara yang tepat. Tidak apa-apa untuk memperlambat dan mengejar definisi kesuksesanmu sendiri sesuai kecepatanmu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Rohmatusyarifah
EditorDwi Rohmatusyarifah
Follow Us