Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

5 Cara Validasi Eksternal Merusak Mental dan Pikiran Seseorang

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Yan Krukau)

Pasti kamu sudah pernah mendengar komentar-komentar yang berasal dari luar. Ini yang biasa disebut dengan validasi eksternal. Tidak jarang komentar tersebut bersifat menyudutkan dan menjatuhkan. Pada situasi yang lain, adakalanya validasi justru seperti pujian.

Tapi tahukah kamu?. Ternyata validasi eksternal yang terlihat sederhana dapat merusak mental dan pikiran. Pada akhirnya kita tumbuh menjadi individu yang tidak mampu berpikir logis dan realistis. Ternyata pengaruh ini sering muncul tanpa disadari. Supaya lebih waspada, kamu perlu mengetahui lima cara validasi eksternal Merusak mental dan pikiran seseorang.

1. Mengikis rasa percaya diri yang sudah terbangun

ilustrasi merasa minder (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi merasa minder (pexels.com/Alex Green)

Validasi eksternal dalam beberapa situasi memang dapat mendorong kita agar introspeksi diri. Tapi di sisi lain, validasi eksternal bisa merusak mental dan pikiran. Kita tumbuh menjadi individu dengan emosi yang tidak seimbang dan pikiran kacau.

Tahapan awal dari validasi eksternal tersebut adalah mengikis rasa percaya diri yang sudah terbangun. Ketergantungan pada validasi eksternal membuat seseorang merasa tidak cukup baik kecuali mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain. Hal ini mengurangi rasa percaya diri karena harga diri menjadi tergantung pada opini.

2. Menyebabkan overthinking terus-menerus

ilustrasi overthinking (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi overthinking (pexels.com/Gustavo Fring)

Tercepat dalam overthinking merupakan situasi yang identik dengan kekacauan. Bahkan kita tidak mampu mengistirahatkan pikiran meskipun hanya sejenak. Tapi tahukah kamu apa yang menyebabkan seseorang overthinking terus-menerus?

Salah satunya terlalu peduli pada validasi eksternal. Seseorang yang mencari validasi dari luar sering kali overthinking atau terlalu banyak berpikir tentang apa yang orang lain pikirkan. Mereka menciptakan beban dan tekanan yang membuat kehidupan terasa sulit dijalani.

3. Mendorong pada perilaku tidak autentik

ilustrasi lingkungan toxic (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi lingkungan toxic (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Validasi eksternal berasal dari lingkungan luar. Jika kita melihat lebih jauh, tentu akan mengetahui jika validasi eksternal merusak mental dan pikiran seseorang. Namun, proses ini ternyata tidak terjadi dalam waktu instan. Namun berlanjut secara bertahap.

Di antara cara validasi eksternal merusak mental dan pikiran seseorang dengan mendorong perilaku tidak autentik. Seseorang yang terlalu mencari validasi sering mencoba menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang lain. Mereka mungkin kehilangan jati diri, merasa tidak mampu menjalani hidup sesuai dengan keinginan sendiri.

4. Meningkatkan ketergantungan emosional

ilustrasi menerima pujian (pexels.com/George Milton)
ilustrasi menerima pujian (pexels.com/George Milton)

Keberadaan validasi eksternal memang tidak bisa diterima mentah-mentah. Kita harus mampu menyaring dan mempertimbangkannya dengan teliti. Karena beberapa validasi eksternal justru memiliki cara paling kuat Merusak mental dan pikiran seseorang.

Ini terjadi kena validasi eksternal meningkatkan ketergantungan emosional. Seseorang bergantung pada orang lain untuk merasa puas atau bahagia. Ketika validasi ini tidak diberikan, mereka merasa kecewa, sedih, atau terpuruk. Bahkan beranggapan kehidupan yang dijalani sia-sia.

5. Memunculkan Perasaan tidak pernah cukup

ilustrasi serakah (pexels.com/Cottonbro studio)
ilustrasi serakah (pexels.com/Cottonbro studio)

Sudahkah kamu mengetahui jika validasi eksternal merusak mental dan pikiran seseorang? Situasi ini tentu tidak bisa dianggap remeh. Ketika mental dan pikiran tidak seimbang, kualitas hidup juga mengalami penurunan.

Lantas, bagaimana cara validasi eksternal merusak mental dan pikiran seseorang? Salah satunya memunculkan perasaan tidak pernah cukup. Bahkan setelah menerima pujian, mereka tetap merasa kosong karena kebahagiaan sejati tidak bersumber dari luar diri.

Validasi eksternal berkaitan dengan pengakuan maupun persetujuan dari orang lain. Ternyata validasi eksternal memiliki cara tersendiri dalam merusak mental dan pikiran seseorang. Bahkan kita kehilangan jati diri perilaku tidak autentik. Penjelasan di atas tentu menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Jangan sampai menjadi sosok manusia yang ketergantungan dengan validasi eksternal!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian