David Hidayat, Berdayakan Laut dan Masyarakat Lewat Konservasi

“Terumbu karang butuh pencahayaan matahari untuk tumbuh dan tetap hidup. Kita khawatir dengan kabut asap yang terjadi sekarang ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan terumbu karang kita,” tutur David Hidayat saat menyuarakan kekhawatirannya.
Siapa sangka, di tengah pemberitaan kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumatra akhir-akhir ini, ternyata ada seorang pemuda pesisir yang justru mengkhawatirkan nasib terumbu karang, yang beberapa tahun belakangan sedang dirawatnya. Lebih dikenal dengan nama David Hidayat, pria berdarah Minang ini memelopori kelompok Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) dalam upaya konservasi lingkungan pesisir di desanya.
Inisiasi yang dicanangkan dan terus diusahakan David Hidayat sejak 10 tahun lalu ini akhirnya mengantarkannya menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Award 2022 bidang lingkungan yang diselenggarakan Astra Indonesia.
1. Dari klub selam hingga konservasi alam

David Hidayat merupakan putra daerah yang lahir dan tumbuh besar di Desa Sungai Pinang setidaknya hingga selesai sekolah dasar. Pernah menempuh pendidikan menengah hingga kuliah di Padang ternyata tidak membuat pria kelahiran Desa Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, ini lupa jalan pulang. Alih-alih bekerja kantoran dengan seragam di kota, David Hidayat justru ingin kembali dan membangun desa tanah kelahirannya.
Berbekal hobi menyelam yang dilakoninya selama kuliah, mulanya David berkeinginan untuk membuka klub selamnya sendiri di desanya yang ada di pesisir pantai pada 2014. Namun, ide ini justru menjadi awal di mana ia menyadari kondisi lingkungan pesisir di Desa Sungai Pinang kala itu tengah mengalami abrasi akibat rusaknya hutan mangrove. Lingkungan bawah laut pun mengalami kerusakan yang tak kalah berat. Keresahan inilah yang mengawali perjalanan kelompok Andespin dalam berbagai upaya konservasi laut hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
2. Bukti nyata program Andespin menjadi restu bagi David Hidayat

Perjalanan David Hidayat dalam membangun Andespin tidak berjalan mulus sejak pertama kali mencetuskan idenya. Respons tidak setuju berdatangan dari berbagai pihak, khususnya keluarga, yang mengharapkan David bekerja kantoran di kota setelah lulus dari kuliahnya di Universitas Bung Hatta. Tak lantas mundur, David makin bersemangat untuk membuktikan dan meyakinkan serta mengajak sebanyak mungkin masyarakat untuk ikut terlibat memanfaatkan potensi yang ada di desa.
David mengawali kegiatannya di Andespin melalui rangkaian program hingga pengadaan peralatan selam yang diperolehnya saat menjabat sebagai salah satu perangkat Desa Sungai Pinang. Melalui program yang dijalankan bersama pemerintah desa ini, David perlahan mulai bisa menanamkan pikiran, terumbu karang dan mangrove memiliki peran penting utamanya untuk pesisir. Perlahan, dampak positif dari program dan berbagai upaya konservasi yang David mulai bisa dirasakan keluarga hingga masyarakat setempat. Hal inilah yang menjadi bukti keseriusannya untuk melestarikan alam di desanya, yang hingga detik ini masih dan akan terus berjalan.
3. Mengajak sebanyak mungkin masyarakat untuk terlibat di berbagai program konservasi

Sebagai desa yang berlokasi di wilayah pesisir, warga Desa Sungai Pinang mayoritas berprofesi sebagai nelayan, yang juga bertani saat tidak melaut. Sayangnya, kegiatan berburu ikan di laut ini sering kali dilakukan dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Ini berakibat kepada rusaknya terumbu karang di wilayah perairan.
Masih minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem pesisir inilah yang menjadi perhatian utama David Hidayat sejak awal berdirinya Andespin. Ia meyakini, ketika masyarakat telah menyadari potensi dan manfaat dari hutan mangrove hingga terumbu karang, akan makin banyak pula pihak yang terus berupaya menjaga ekosistem pesisir Desa Sungai Pinang. Oleh sebab itu, David selalu berusaha untuk bisa menggaet perhatian masyarakat setempat agar tergerak untuk mengikuti program yang dicanangkannya di Andespin melalui berbagai upaya persuasif. Hingga kini, banyak masyarakat yang dengan sendirinya tergerak untuk mengikuti program yang diselenggarakan mereka.
4. Kunjungan wisata hingga produk mangrove membantu menggerakkan roda perekonomian

Meskipun bisa ditempuh dengan 1 jam perjalanan dari Padang, hanya segelintir orang yang pernah menginjakkan kaki ke Desa Sungai Pinang. Selain karena akses menuju desa kurang memadai, dahulu juga belum ada objek wisata yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Kondisi ini mulai berubah sejak upaya konservasi hutan mangrove yang digagas David Hidayat.
Momen ini juga didukung dengan diresmikannya jalan nasional menuju Desa Sungai Pinang oleh Presiden Joko Widodo pada 2018. Kawasan hutan mangrove yang tersebar di beberapa titik di sepanjang pesisir Desa Sungai Pinang pun mulai banyak dikunjungi berbagai wisatawan. Bahkan, David menyebut kawasan ini sebagai laboratorium hidup hutan mangrove karena banyaknya mahasiswa hingga dosen yang ikut belajar langsung dan melakukan penelitian di hutan mangrove.
Selain itu, keberadaan hutan mangrove ini membawa dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar yang terlibat. Sebagai kelompok sosial, David terus berusaha untuk melibatkan masyarakat pada tiap program yang sedang berjalan. Misalnya, pada program CSR perusahaan mitra yang bekerja sama dengan Andespin untuk penanaman mangrove. David akan melibatkan warga setempat untuk menyiapkan bibit mangrove. Mereka nantinya mendapatkan upah atau bagi hasil.
Melalui bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2020, Andespin juga mulai fokus menghasilkan produk mandiri khas Desa Sungai Pinang. Batik mangrove dengan pewarna daun atau kulit pohon mangrove hingga kopi berbahan dasar buah mangrove menjadi produk mandiri yang saat ini terus dikembangkan. Ini agar produk bisa dipasarkan dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga sekitar.
5. Rintangan dan kendala merupakan bahan bakar bagi Andespin

“Kita sebenarnya hampir tidak menemui kendala, karena kita memulai kegiatan di Andespin dimulai dari hobi kita. Jadi, apa pun rintangan dan kendala di lapangan, kita menganggapnya sebagai penyemangat kita,” ujar David penuh semangat.
David Hidayat mengharapkan dukungan dan peran aktif dari pemerintah, khususnya yang bergerak di bidang konservasi, untuk membantu terlaksananya program-program yang dirancang Andespin. Kontribusi lainnya berupa pemberian pendampingan dan pembinaan sangat diharapkan. Ini untuk meningkatkan kompetensi masyarakat Desa Sungai Pinang.
Asa yang terus ada ini juga menjadi semangat bagi David dan enam orang anggota Andespin untuk terus mengupayakan hutan mangrove, terumbu karang, hingga segenap masyarakat Desa Sungai Pinang. Mereka berharap masyarakat pesisir pantai bisa terus berdaya.