Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ethical Eating, Memahami Etika di Balik Pilihan Makanan

ilustrasi orang memilih makanan (freepik.com/freepik)
ilustrasi orang memilih makanan (freepik.com/freepik)

Di era perubahan iklim yang tampak mengkhawatirkan, masyarakat sudah semakin sadar dengan membuat keputusan-keputusan dalam hidup atas dasar peduli lingkungan. Beberapa orang yang digerakkan oleh nilai, sangat memperhatikan prinsip etika di balik pilihan makanan mereka. Bukan hanya soal rasa dan manfaat kesehatan, akan tetapi dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi mulai menjadi pertimbangan lain dalam mengonsumsi makanan. Ethical eating merupakan prinsip etika yang menawarkan kamu berkonsumsi secara sadar dan bertanggung jawab.

Meskipun terdengar cukup rumit dan merepotkan, namun ethical eating dapat membantu bumi menjadi lebih baik. Memilih apa yang kamu makan dengan bijak mampu memberikan kontribusi terhadap kelanjutan hidup manusia. Kamu ingin menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?  Mari simak artikel ini agar kamu lebih memahami apa itu ethical eating dan cara yang diperlukan untuk menerapkannya.

1. Memahami prinsip ethical eating

ilustrasi petani lokal (freepik.com/wirestock)
ilustrasi petani lokal (freepik.com/wirestock)

Ethical eating merupakan sebuah prinsip yang diturunkan dari etika lingkungan. Etika lingkungan adalah studi yang menekankan pada kewajiban masyarakat dalam menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem. Ethical eating mengacu pada etika pemilihan makanan yang mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, hingga ekonomi. Tujuan dari ethical eating adalah melindungi ekosistem secara berkelanjutan.

Prinsip ini memaksimalkan pencegahan kerusakan lingkungan hidup. Prinsip ini juga memastikan keputusan dalam pemilihan makanan harian tidak memberikan dampak buruk kepada iklim dan kelangsungan sumber daya alam. Prinsip ini memikirkan masalah etika yang meliputi metode pertanian berkelanjutan, upah petani lokal, pemborosan makanan, dan karbon dari produksi pangan. Pada dasarnya, ini juga tentang menerapkan prinsip etika dan moral berkonsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Seberapa penting menerapkan ethical eating?

ilustrasi gerakan save planet (freepik.com/freepik)
ilustrasi gerakan save planet (freepik.com/freepik)

Bayangkan jika kamu harus memakai payung setiap hari untuk menghindari teriknya panas matahari. Meskipun tidak setiap hari, namun itulah yang telah terjadi saat ini. Perubahan iklim yang terjadi begitu cepat sudah cukup membuat resah. Bukan hanya soal lingkungan, pada bagian ini kamu akan mengetahui bagaimana ethical eating berpengaruh di berbagai aspek kehidupan.

1. Aspek lingkungan

Ethical eating menjadi penting karena berkontribusi dalam kelangsungan hidup ekosistem. Penerapan prinsip ini memungkinkan orang untuk mengurangi, bahkan menganulir daging merah dalam konsumsi harian mereka. Faktanya, peternakan hewan seperti sapi menghasilkan gas metana yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Tidak hanya itu, industri makanan juga merupakan kontributor terhadap emisi gas efek rumah kaca dan deforestasi.

2. Aspek ekonomi

Ekonomi para petani lokal dan usaha kecil akan mengalami kenaikan jika ethical eating ini diterapkan. Penerapannya yang mengedepankan pemilihan makanan sehat, seperti sayuran dan buah organik akan membangkitkan ekonomi para petani lokal. Usaha kecil yang basisnya memproduksi makanan rumahan seperti: menu diet gluten-free dan menu diet organik pun dapat merasakan dampak positif dari penerapan ethical eating ini. Penerapan yang masif akan memberikan efek baik bagi perekonomian.

3. Aspek sosial

Pernahkah kamu berpikir ketika tidak menghabiskan makanan di piring, dampak apa yang akan terjadi? Tentu saja menambah limbah, namun ternyata ada hal lain yang perlu diperhatikan. Banyak pekerja tani dengan upah minim berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pasokan bahan makanan yang ada di piringmu. Ethical eating mampu mendorongmu untuk lebih bijak dalam kegiatan makan harian.

4. Aspek kesehatan

Menyadari bahwa kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kelangsungan hidup berkelanjutan juga menjadi dasar dari prinsip ethical eating. Menerapkan prinsip ini artinya kamu berinvestasi terhadap kesehatan jangka panjang. Terdapat banyak pilihan makanan yang mencerminkan prinsip ini, contohnya: pangan organik. Pemilihan makanan yang lebih sehat tersebut menjauhkan kamu dari berbagai jenis penyakit seperti: diabetes, jantung, dan tekanan darah tinggi.

3. Cara menerapkan ethical eating

ilustrasi orang belanja buah (freepik.com/DC Studio)
ilustrasi orang belanja buah (freepik.com/DC Studio)

Apakah perasaanmu sudah cukup tergugah untuk mengambil tindakan nyata yang akan berdampak pada banyak aspek di atas? Kira-kira apa alasan yang menjadi dasar kamu ingin menerapkan prinsip ethical eating? Apapun itu, kamu perlu mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menerapkannya. Berikut cara yang bisa kamu lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kurangi konsumsi daging merah, alihkan ke nabati

Hewan ternak seperti sapi, terbukti mengeluarkan gas metana yang dapat berdampak buruk bagi atmosfer. Bukan hanya itu, daging merah jika dikonsumsi terlalu banyak dapat meningkatkan risiko penyakit kanker, diabetes, dan kardiovaskular. Sebagai alternatif, ganti daging merah dengan jenis protein nabati seperti kacang-kacangan. Namun, mengonsumsi daging merah sesekali tetap diperbolehkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.  

2. Penggunaan bahan organik

Penggunaan pestisida pada proses pertanian memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan para pekerja tani. Saat pekerja tani mendapatkan paparan zat, risiko mereka terkena leukemia, limfoma, multiple myeloma, dan sarkoma akan meningkat. Pilihlah bahan-bahan organik untuk kebutuhan sayur dan buah kamu. Mengonsumsi makanan yang berasal dari bahan organik sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

3. Konsumsi bahan musiman

Mulailah mengonsumsi makanan dengan membeli bahan yang sedang musim saat itu. Bahan makanan di luar musim memiliki tingkat emisi yang lebih tinggi dibandingkan bahan makanan musim itu. Hal tersebut dikarenakan bahan dibawa dari tempat yang jauh dari toko. Mengonsumsi bahan musiman meminimalisir karbon di setiap produk makanan akan berdampak baik untuk lingkungan.

4. Menjadi kreatif dengan sisa makanan

Masakan semalam tidak habis, jangan langsung membuangnya. Kamu dapat melakukan kreasi menu dengan sisa makanan tersebut. Sebagai contoh, sayuran pada sup di kulkas bisa dijadikan nasi goreng sayur atau omelete sayur. Tidak ada salahnya untuk memaksimalkan bahan masakan yang sudah dibeli, selain dapat menjadi menu sarapan simple, juga dapat mengurangi limbah makanan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us