5 Fakta Hyperbolic Discounting, Rahasia di Balik Gratifikasi Instan!

- Hyperbolic Discounting adalah kecenderungan manusia untuk lebih menghargai hadiah segera daripada hadiah yang ditunda, mempengaruhi perilaku prokrastinasi dan pengambilan keputusan buruk.
- Konsep ini pertama kali dijelaskan oleh psikolog Richard Herrnstein pada tahun 1961, setelah penelitian pada tikus dan merpati. Fenomena ini juga terkait dengan perilaku merugikan diri seperti kebiasaan berjudi dan penggunaan zat adiktif.
Pernahkah kamu merasa lebih tergoda untuk memilih camilan manis hari ini daripada menabung untuk membeli gadget impian di masa depan? Atau, kamu lebih memilih untuk menunda mengerjakan tugas penting sampai detik-detik terakhir? Jika ya, kamu mungkin mengalami fenomena yang disebut Hyperbolic Discounting.
Hyperbolic Discounting adalah sebuah konsep dalam psikologi dan ekonomi yang menjelaskan kecenderungan manusia untuk lebih memilih gratifikasi instan daripada imbalan yang lebih besar di masa depan. Semakin dekat waktu tunggu untuk mendapatkan hadiah, semakin besar kemungkinan kamu akan memilih opsi yang memberikan kepuasan segera.
Fenomena ini dapat menjelaskan berbagai perilaku manusia, seperti kecanduan, prokrastinasi, dan pengambilan keputusan yang buruk. Berikut adalah lima fakta menarik tentang Hyperbolic Discounting yang perlu kamu tahu.
1. Hyperbolic discounting menjelaskan kecenderungan memilih gratifikasi instan

Hyperbolic Discounting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kecenderungan manusia untuk lebih menghargai hadiah yang dapat diterima segera daripada hadiah yang lebih besar namun harus ditunda. Ini menunjukkan bahwa semakin dekat waktu tunggu untuk mendapatkan hadiah, semakin besar kemungkinan seseorang akan memilih opsi yang memberikan kepuasan segera. Fenomena ini mencerminkan kesulitan kita dalam menilai nilai waktu dan bagaimana kita sering kali mengutamakan kebutuhan jangka pendek daripada manfaat jangka panjang.
Dalam praktiknya, ini berarti bahwa jika diberi pilihan antara menerima Rp100.000 sekarang atau Rp150.000 dalam sebulan, banyak orang akan memilih opsi pertama meskipun nilai kedua opsi tersebut sebenarnya sama.
2. Hyperbolic discounting memiliki sejarah dan latar belakang yang panjang

Konsep Hyperbolic Discounting pertama kali dijelaskan oleh psikolog Richard Herrnstein pada tahun 1961. Dia mengamati perilaku tikus dan merpati dalam eksperimen yang melibatkan pilihan antara hadiah kecil segera dan hadiah yang lebih besar namun ditunda. Herrnstein menemukan bahwa hewan-hewan tersebut, seperti manusia, cenderung memilih hadiah yang lebih kecil dan segera. Temuan ini kemudian diterapkan pada perilaku manusia, menunjukkan bahwa kita memiliki kecenderungan serupa untuk menghargai hadiah segera.
Penelitian lebih lanjut oleh psikolog lain telah mengembangkan pemahaman ini dan menunjukkan bahwa Hyperbolic Discounting mempengaruhi berbagai keputusan dalam kehidupan manusia, dari pilihan finansial hingga kesehatan dan kebugaran.
3. Hyperbolic discounting terhubung dengan perilaku merusak diri

Salah satu aspek yang menarik dari Hyperbolic Discounting adalah hubungannya dengan perilaku merusak diri. Kecenderungan untuk memilih hadiah jangka pendek dapat menyebabkan keputusan yang berpotensi merugikan diri sendiri dalam jangka panjang. Misalnya, seseorang mungkin memilih untuk merokok karena nikotin memberikan efek relaksasi segera, meskipun menyadari risiko kesehatan jangka panjang. Fenomena ini juga dapat dilihat dalam kebiasaan berjudi atau penggunaan zat adiktif lainnya, di mana kepuasan instan sering kali diprioritaskan daripada mempertimbangkan konsekuensi negatif di masa depan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan Hyperbolic Discounting yang kuat cenderung memiliki kontrol diri yang lebih rendah dan lebih rentan terhadap perilaku impulsif yang merugikan. Oleh karena itu, memahami dan mengatasi Hyperbolic Discounting dapat menjadi langkah penting dalam mencegah perilaku merusak diri dan mempromosikan kesejahteraan jangka panjang.
4. Hyperbolic discounting dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang inkonsisten

Dampak Hyperbolic Discounting pada pengambilan keputusan sangat signifikan. Ini sering menyebabkan pilihan yang tidak konsisten seiring waktu, yang dikenal sebagai ‘preference reversal’. Misalnya, seseorang mungkin memutuskan untuk mulai diet atau menabung uang di masa depan, tetapi ketika waktu tiba untuk mengambil tindakan, mereka memilih opsi yang memberikan kepuasan segera, seperti makan makanan yang tidak sehat atau membelanjakan uang.
Pemahaman tentang Hyperbolic Discounting dapat membantu individu mengenali dan mengatasi kecenderungan ini, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih sejalan dengan tujuan jangka panjang mereka.
5. Hyperbolic discounting memiliki berbagai dampak dalam kehidupan sehari-hari

Hyperbolic Discounting dapat dilihat dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari. Dalam keuangan pribadi, fenomena ini dapat menjelaskan mengapa orang lebih cenderung membelanjakan uang daripada menabung atau berinvestasi untuk masa depan. Dalam kesehatan, ini dapat menjelaskan mengapa orang sering kali memilih kepuasan instan dari makanan yang tidak sehat daripada manfaat jangka panjang dari diet yang seimbang.
Memahami Hyperbolic Discounting dapat membantu kamu membuat pilihan yang lebih baik dengan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakanmu saat ini. Ini adalah langkah pertama untuk mengatasi kecenderungan alami kita untuk mengutamakan gratifikasi instan dan bekerja menuju tujuan yang lebih berkelanjutan dan memuaskan dalam jangka panjang.
Hyperbolic Discounting adalah fenomena yang kompleks dan dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita. Memahami fenomena ini dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik dan mencapai tujuan kita. Semoga bermanfaat!