Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Psikologis di Balik Perasaan Hidup yang Terasa Gak Adil

ilustrasi frustrasi
ilustrasi frustrasi (freepik.com/benzoix)
Intinya sih...
  • Manusia lebih peduli pada rasa adil daripada fakta adil
  • Rasa "tidak punya kendali" bisa bikin kamu merasa dizalimi
  • Perasaan gak adil muncul lebih dulu daripada logika
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu merasa bahwa hidup ini sangat tidak adil? Kamu sudah berusaha keras, tapi orang lain yang dapat keberuntungan. Atau, saat sesuatu yang buruk terjadi, kamu langsung bertanya-tanya, “Kenapa harus aku?”

Perasaan ini sebenarnya sangat manusiawi, lho, dan kita semua bisa jadi pernah mengalaminya. Ternyata, di balik perasaan ini ada penjelasan psikologis yang menarik.

Menurut penelitian dalam Journal of Personality and Social Psychology, perasaan itu bukan cuma sekadar ngeluh atau iri hati, tapi memang bagian dari cara otak manusia memproses keadilan. Fenomena ini disebut illusion of unfairness, yaitu kecenderungan manusia untuk merasa dirugikan bahkan saat sesuatu sebenarnya berjalan secara acak dan adil.

Berikut beberapa fakta psikologis menarik di balik kenapa hidup sering terasa gak adil meski sebenarnya enggak juga.

1. Otak manusia lebih peduli pada rasa adil daripada fakta adil

ilustrasi otak
ilustrasi otak (vecteezy.com/Titiwoot Weerawong)

Menurut penelitian dalam Journal of Personality and Social Psychology, manusia sering kali menilai keadilan dari perasaan mereka, bukan dari logika. Dalam eksperimen sederhana seperti lempar koin, banyak orang tetap merasa dirugikan kalau bukan mereka yang melempar koin, padahal peluangnya tetap 50:50.

Otak punya cara sendiri untuk menafsirkan keadilan, dan yang paling penting bagi kita bukan hasilnya, tapi apakah kita merasa ikut dilibatkan dalam prosesnya. Begitu kamu gak terlibat, otak langsung bereaksi seolah ada ketidakadilan yang terjadi, meskipun secara statistik semuanya sama rata.

2. Rasa “tidak punya kendali” bisa bikin kamu merasa dizalimi

ilustrasi kontrol atau kendali
ilustrasi kontrol atau kendali (freepik.com/freepik)

Psikolog Rémy A. Furrer, peneliti utama dalam studi tersebut, menemukan bahwa rasa tidak punya kontrol terhadap hasil membuat orang merasa prosesnya gak adil. Bahkan kalau hasilnya sama, orang yang gak ikut mengambil keputusan bakal lebih mudah merasa dikecewakan.

Kamu pasti pernah merasakan hal ini, misalnya saat keputusan di tempat kerja diambil tanpa pendapatmu didengar. Secara logika, keputusan itu mungkin benar, tapi secara emosional kamu merasa dirugikan. Jadi, bukan hasilnya yang bikin sakit hati, tapi perasaan gak punya kuasa di dalamnya.

3. Perasaan gak adil muncul lebih dulu daripada logika

ilustrasi frustrasi (pexels.com/(Ladood) Dawood Tafsir)
ilustrasi frustrasi (pexels.com/(Ladood) Dawood Tafsir)

Dalam eksperimen lanjutan yang dilakukan tim Furrer, peserta yang langsung diminta menilai seberapa adil suatu hasil tanpa waktu berpikir cenderung merasa lebih gak adil dibanding peserta yang diberi waktu untuk merenung dulu. Artinya, rasa gak adil itu reaksi emosional instingtif, bukan hasil berpikir rasional.

Otak bereaksi cepat lewat area yang sama dengan bagian otak yang memproses rasa sakit dan jijik. Jadi, gak heran kalau perasaan “hidup ini gak adil” bisa terasa sesakit ditolak atau kehilangan sesuatu yang penting.

4. Pemenang juga bisa merasa bersalah

ilustrasi bad mood (pexels.com/Stefan Stefancik)
ilustrasi bad mood (pexels.com/Stefan Stefancik)

Menariknya, dalam studi yang sama, peserta yang menang dalam situasi acak justru merasa bersalah kalau mereka ikut berperan dalam prosesnya. Misalnya, orang yang melempar koin dan menang sering merasa gak enak terhadap lawannya.

Ini membuktikan bahwa rasa keadilan bukan cuma tentang hasil, tapi juga soal tanggung jawab moral. Saat kamu merasa berperan dalam hasil akhir, kamu juga ikut memikul beban emosionalnya, bahkan ketika kemenangan itu murni karena keberuntungan.

5. Pikiran reflektif bisa menenangkan ilusi ketidakadilan

ilustrasi memejamkan mata (unsplash.com/Darya Ivanchuk)
ilustrasi memejamkan mata (unsplash.com/Darya Ivanchuk)

Kabar baiknya, perasaan hidup gak adil bisa diredam kalau kamu belajar untuk melambat dan berpikir ulang. Dalam studi yang sama, peserta yang diberi waktu untuk merenungkan bahwa hasilnya murni acak akhirnya merasa lebih tenang dan menerima.

Dengan kata lain, semakin kamu bisa menyadari bahwa gak semua hal di dunia bisa kamu kontrol, semakin kecil kemungkinan kamu merasa hidup ini “melawanmu”. Kadang, hidup memang gak berpihak ke siapa pun, bukan karena jahat, tapi karena hidup gak punya niat untuk adil atau gak adil.

Perasaan hidup gak adil sebenarnya bagian alami dari cara otakmu memahami dunia. Otakmu cuma pengin punya rasa kontrol, pengin merasa terlibat, dan pengin tahu bahwa usahamu berarti sesuatu.

Tapi begitu kamu sadar kalau gak semua hal bisa dikendalikan, kamu bakal lebih damai menerima hasil yang datang. Karena pada akhirnya, hidup gak selalu tentang menang atau kalah, tapi tentang bagaimana kamu memaknai setiap hasil, bahkan yang terasa “gak adil” sekalipun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Kursus Online Paling Berguna untuk Bangun Bisnis Sendiri

02 Nov 2025, 23:01 WIBLife