Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Logika Hidup Itu Adil di Tengah Beratnya Beban Hidup, Kok Bisa?

ilustrasi masalah hidup (pexels.com/cottonbro studio)

Siapa, sih yang tidak berdukacita saat hidup tengah diterpa cobaan yang bertubi-tubi? Wajar rasanya jika ingin mengeluh, ya. Apalagi, keluh kesah ini dibumbui oleh perbandingan kehidupan dengan orang lain yang terasa lebih ringan masalah hidupnya, pun lebih besar kenikmatan hidupnya.

Alhasil, kamu jadi berpikir bahwa hidup ini gak adil. Rasanya kamu menjadi anak tiri di alam semesta ini. Padahal, nyatanya hidup ini sudah berjalan adil sesuai dengan porsinya, lho.

Bagaimana mungkin? Langsung simak logika berpikir yang cukup bijak untuk membuka pola pikirmu berikut.

1. Hidup itu tak adil, untuk semua orang, di situlah letak keadilannya

ilustrasi masalah hidup (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dengan masalah hidup yang saat ini sedang kamu hadapi, wajar apabila timbul pernyataan bahwa hidup ini gak adil bagimu. Rasanya cobaan datang bertubi-tubi, masalah yang kemarin belum kelar, eh datang lagi masalah baru yang bikin makin kompleks.

Tapi, pernahkah kamu membayangkan bahwa hidup ini terasa gak adil bagi semua orang, dan di situlah letak keadilannya. Bukan cuma kamu yang punya masalah hidup, bukan cuma kamu yang merasa hidupnya gak adil, itulah kenapa hidup ini jadi adil karena telah sama rata.

2. Masalah orang lain terasa lebih ringan, karena kenikmatannya tak sebesar kamu

ilustrasi orang panik (pexels.com/Yan Krukau)

Jika kamu tetap merasa bahwa hidup ini gak adil karena masalah hidup yang kamu hadapi jauh lebih besar daripada orang lain. Maka, coba ubah sudut pandangnya dari sisi bahwa yang terlihat lebih ringan cobaan hidupnya itu bisa jadi ruga ringan kenikmatan hidupnya.

Sederhananya, orang disabilitas dengan kerbatasan fisik, terasa lebih diistimewakan, dilayani, hingga hidup santai tanpa harus bekerja keras sepertimu. Tapi, jelas di balik itu kenikmatan akan fisikmu yang lengkap juga tak tak kalah berharga, mereka tidak punya itu. Di situlah letak keadilannya, porsi masalah dan kenikmatan itu jika ditelusuri secara mendalam akan terasa setara.

3. Kenikmatan hidup orang lain terasa lebih besar, karea masalah hidupnya lebih besar daripada kamu

ilustrasi orang panik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebaliknya, ketika kamu merasa kenikmatan hidup orang-orang yang ada di atasmu itu jauh lebih besar darimu. Belum lagi kamu hingga detik ini masih dibuat repot mengurusi masalah ini dan itu, mana kepikiran bisa hidup nikmat.

Coba renungkan, lebih besar mana tenaga yang diperlukan untuk menaiki 3 anak tangga dengan 10 anak tangga? Jelas lebih berat 10 anak tangga, ya. Dari ilustrasi tersebut, bisa jadi kamu hanya bertenaga untuk menaiki 3 anak tangga.

Jadi, kenikmatan yang kamu petik juga gak sebesar dia yang berhasil menaiki 10 anak tangga. Begitu pula berbicara soal masalah hidup, perjalanan terjal dari yang mendaki 10 anak tangga itu jauh lebih besar. Kamu tak perlu selelah dia, masalah hidupnya tak seberat dia, atau bahkan jika diuji coba justru kamu sendiri yang tidak mampu jadi dia.

Pada akhirnya, hidup ini adil dengan segala dilema yang ada di dalamnya. Apa yang tampak di ujung mata belum tentu senyatanya seperti itu, pun berlaku sebaliknya. Semua yang terjadi di kehidupanmu itu sudah berjalan sesuai porsinya, kamu tinggal memberikan yang terbaik di dalamnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us