Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hypefast Ungkap Perjalanan Inspiratif Mompreneur Indonesia

Devy Natalia, Co-Founder dari BohoPanna, brand fashion anak, dalam wawancaranya di podcast “That’s Mad!”. (dok. Hypefast)
Devy Natalia, Co-Founder dari BohoPanna, brand fashion anak, dalam wawancaranya di podcast “That’s Mad!”. (dok. Hypefast)
Intinya sih...
  • Pertumbuhan jumlah mompreneur di Indonesia kian meningkat dengan kemudahan akses platform digital.
  • Mompreneur menghadapi rintangan sosial dalam bisnis, seperti kesulitan mendapat kepercayaan dan tekanan peran ganda.
  • Mompreneur memiliki literasi digital, kemampuan membangun komunitas, dan keahlian dalam mengelola keuangan rumah tangga.

Pernah dengar istilah mompreneur? Bagi yang belum tahu, mompreneur adalah sebutan untuk para ibu yang menjalankan bisnis sambil tetap mengemban peran dalam mengurus rumah tangga. Di Indonesia sendiri, pertumbuhan jumlah mompreneur kian meningkat dibarengi dengan perkembangan teknologi dan kemudahan dalam mengakses platform digital.

Menurut Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop & UKM), jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2022 tercatat telah mencapai sekitar 65 juta. Mayoritas di antaranya dikelola oleh perempuan, terutama para ibu rumah tangga yang juga berperan sebagai pengusaha.

Meskipun terdengar menakjubkan, namun menjadi seorang mompreneur tidak semudah yang dibayangkan, loh. Ada banyak sekali rintangan yang harus dihadapi dan tidak semua orang mampu melewatinya. Dalam artikel ini, Hypefast, house of brands yang menaungi berbagai merek lokal kategori Mom and Kids, membagikan cerita perjalanan dari para mompreneur Indonesia dalam membangun bisnis sambil merawat keluarga.  

Kisah ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mampu membangkitkan semangat para perempuan Indonesia, khususnya bagi mereka yang ingin menjadi mompreneur. Berikut uraiannya!

1.Tantangan sosial kerap kali dihadapi para mompreneur, terutama saat membangun bisnis

Sheyla Taradia Habib, pendiri brand skincare ibu dan bayi BeeMe, dalam wawancaranya di podcast “That’s Mad!”. (dok. Hypefast)
Sheyla Taradia Habib, pendiri brand skincare ibu dan bayi BeeMe, dalam wawancaranya di podcast “That’s Mad!”. (dok. Hypefast)

Keberhasilan mompreneur dalam membangun bisnis di bidangnya masing-masing tentu dapat memotivasi dan mendorong banyak perempuan lain untuk mengikuti jejak tersebut. Namun, penting diketahui bahwa menjadi mompreneur tidak semudah itu.

Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah dari segi sosial, di mana masih banyak orang yang menganggap bahwa perempuan belum cukup mampu dalam memimpin dan menjalani usaha. Akibatnya, mompreneur sering kali kesulitan memperoleh kepercayaan di lingkungan bisnis, baik dari mitra, tim, maupun pasar, terutama saat mereka masih merintis usaha.

Hal tersebut turut diungkapkan oleh Sheyla Taradia Habib, pendiri BeeMe (brand skincare yang berfokus pada ibu dan bayi). Dalam wawancaranya di podcast “That’s Mad!”, ia mengaku kerap dianggap remeh oleh banyak orang. Bahkan, salah satu karyawan terbaiknya memutuskan untuk resign karena merasa BeeMee tidak memiliki masa depan yang cerah.

“Saat jualan thrifting, aku diledekin. Bahkan, salah satu karyawan terbaikku memutuskan untuk keluar karena dia gak melihat masa depan di BeeMee. Meski awalnya sempat down, tapi kejadian itu yang akhirnya bikin aku bangkit dan ingin membuktikan dan membesarkan BeeMee,” ujar Sheyla, dikutip dari rilis yang diterima IDN Times.

2.Tuntutan menjalani peran ganda juga sering jadi ujian tersendiri

Devy Natalia, Co-Founder dari BohoPanna, brand fashion anak, dalam wawancaranya di podcast “That’s Mad!”. (dok. Hypefast)
Devy Natalia, Co-Founder dari BohoPanna, brand fashion anak, dalam wawancaranya di podcast “That’s Mad!”. (dok. Hypefast)

Tak hanya Sheyla, Devy Natalia, Co-Founder dari BohoPanna, brand fashion anak yang kini menembus pasar internasional pun membagikan kisahnya menjadi mompreneur. Ia menuturkan, bahwa ketika menjadi mompreneur, tuntutan dalam menjalani peran ganda sering kali jadi ujian tersendiri.

Selain dituntut untuk menerapkan kedisiplinan tinggi, Devy juga harus mempunyai manajemen waktu yang ketat agar bisa membagi waktu, tenaga, dan emosinya untuk urusan bisnis maupun merawat keluarga. Akibat tekanan tersebut, gak jarang Devy kelelahan, bahkan mengalami stres emosional.

“Saat awal membangun bisnis di rumah sambil mengurus anak. Di ruangan 3x3 bersama anak keduaku, aku nitikin baju kimono. Bahan baju Boho ramah lingkungan, tapi aku gak sadar kalau itu gak ramah buat anak keduaku yang baru lahir,” kata Devy.

Akhirnya, momen tersebut jadi titik balik baginya dalam menyeimbangkan ambisi bisnis dengan kesejahteraan keluarga. Ia pun tergerak untuk terus berusaha membuat dan menerapkan manajemen waktu lebih baik agar semua perannya bisa berjalan seimbang.

Masih berbicara tentang manajemen waktu, Sheyla juga memiliki strategi tersendiri untuk tetap fokus menjalankan bisnis tanpa mengabaikan kedekatannya dengan sang anak, yaitu dengan melibatkan anak-anaknya dalam kegiatan bisnis.

“Kalau aku ada meeting, aku suka ajak anakku. Selain supaya mereka ngerti kesibukan orangtuanya, mereka juga jadi bisa belajar. Bahkan, anak aku juga punya ide bisnis di sekolahnya,” ungkap Sheyla.

3.Literasi digital dan kemampuan dalam membangun komunitas merupakan kekuatan yang dimiliki mompreneur

Potret Devy Natalia bersama sang buah hati. (dok. Hypefast)
Potret Devy Natalia bersama sang buah hati. (dok. Hypefast)

Meskipun ada berbagai rintangan yang harus dilalui oleh mompreneur demi menciptakan kesejahteraan, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya, para mompreneur juga mempunyai kekuatan yang luar biasa, yaitu literasi digital dan kemampuan dalam membangun komunitas.

Riset dari The AsianParent menunjukkan, bahwa lebih dari 90 persen ibu menggunakan media sosial setiap hari, terutama Instagram. Delapan dari sepuluh ibu mengandalkan rekomendasi sesama orangtua dalam mengambil keputusan sebelum membeli sesuatu. Ini membuktikan kalau komunitas ibu tidak hanya menjadi ruang untuk saling mendukung secara emosional, melainkan juga memiliki kekuatan ekonomi kolektif yang signifikan.

Sebagai contoh, komunitas “Ibuku Bahagia” yang dipelopori oleh Sheyla menjadi salah satu sumber kekuatan di balik kesuksesan BeeMe. Sebuah gerakan pemberdayaan ibu-ibu ini, kini telah memiliki lebih dari 18.500 pengikut di Instagram. Menariknya, komunitas ini telah menginisiasi berbagai kegiatan, mulai dari acara komunitas yang melibatkan brand sponsorship hingga kelas digital, seperti pelatihan affiliate marketing.

4.Selain tangguh secara mental, mompreneur juga andal dalam mengelola keuangan bisnis maupun rumah tangga

Potret Sheyla Taradia Habib bersama sang buah hati. (dok. Hypefast)
Potret Sheyla Taradia Habib bersama sang buah hati. (dok. Hypefast)

Karena memiliki peran ganda, yaitu merawat keluarga dan menjalankan bisnis, gak heran jika mompreneur juga andal dalam hal mengelola keuangan. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 dari OJK dan BPS, ibu rumah tangga menempati posisi ketiga dalam indeks literasi keuangan nasional, yaitu sebesar 64,44 persen. Pengalaman mereka dalam megatur keuangan rumah tangga menjadi modal penting dalam menjalankan usaha, mulai dari mengelola arus kas sampai mengatur anggaran dan efesiensi operasional.

Di sisi lain, Sheyla juga menegaskan bahwa kepemimpinan diri dan ketangguhan mental sangat penting dalam menjalani peran sebagai mompreneur. Meskipun perempuan, tapi bukan berarti tidak bisa menjadi seorang pemimpin yang baik.

“Kuncinya adalah tidak mudah menyerah karena perjuangan kita buat sendiri. Selain itu, resilience atau ketangguhan juga gak kalah penting karena aku tahu perjalananku sampai di sini tidaklah mudah,” tutup Sheyla.

Perjalanan inspiratif para pendiri brand lokal seperti Sheyla Taradia (BeeMee) dan Devy Natalia (BohoPanna) bisa kamu simak lebih lanjut dalam seri konten “Tha’s Mad!” di kanal YouTube Hypefast. Semoga melalui kisah ini kamu bisa ikut terinspirasi, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us