Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kamu Generasi Sandwich? 5 Cara Menyikapinya agar Tak Jadi Beban

ilustrasi stres (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Tak semua orang dilahirkan dengan kecukupan finansial. Hal ini menjadi tantangan berat bagi kamu yang lahir sebagai generasi sandwich. Satu sisi harus bertanggung jawab terhadap kebutuhan kamu dan rumah tangga sendiri. Di sisi lain, masih harus menyokong finansial orangtua ataupun adik-adiknya.

Situasi demikian memang berat, tak heran bila kamu rentan mengalami stres. Untuk meminimalkan tingkat stres dengan tanggung jawab besar sebagai generasi sandwich, berikut lima tips agar tanggung jawab tersebut gak jadi beban untukmu.

1. Ubah mindset beban jadi kesempatan

ilustrasi orang tua (unsplash.com/Hennie Stander)

Poin pertama ini sangatlah krusial, karena bagaimana pola pikirmu akan memengaruhi tindakan. Supaya kamu gak menganggap tanggung jawabmu sebagai generasi sandwich itu sebagai beban, maka ubah pola pikir tersebut.

Sebagai contoh, uang bulanan yang rutin kamu keluarkan untuk menyokong finansial orangtua jangan dilihat sebagai tanggungan, melainkan kesempatan untuk berbuat baik. Tak semua orang masih diberi kesempatan berbakti pada orangtua. Nah, kamu termasuk beruntung, orangtua masih ada, masih bisa membahagiakan mereka.

2. Terima keadaan

ilustrasi merenung sendiri (unsplash.com/Joshua Rawson Haris)

Ikhlas memang sulit. Namun, kalau kamu sudah mampu menerapkannya maka hati jadi lega. Kendati saat ini masih tertatih-tatih dengan besarnya tanggung yang mesti kamu tunaikan, terimalah keadaan tersebut.

Yakinlah kalau Tuhan gak memberi ujian melebihi kesanggupan hamba-Nya. Dengan penerimaan dan keyakinan kalau yang kamu jalani saat ini punya makna, hidup jadi terasa lebih lapang.

3. Buat perencanaan keuangan

ilustrasi membuat perencanaan keuangan (pexels.com/RODNAE Productions)

Supaya keuanganmu gak berantakan, maka perlu membuat perencanaan keuangan. Berapa yang mesti dikeluarkan untuk kebutuhan rumah tangga sendiri dan berapa untuk kebutuhan orangtua atau adik.

Bila ternyata pemasukan yang ada belum bisa membuatmu dan keluarga memiliki gaya hidup seperti yang diinginkan, maka terima dan syukuri. Gak perlu membandingkan dengan orang lain, karena setiap orang jenis perjuangannya beda-beda.

4. Jangan pasrah

ilustrasi pasrah (pexels.com/Ron Lach)

Manusia itu bukan benda mati yang hanya bisa pasrah mengikuti keadaan sekelilingnya. Kamu dikaruniai intelektual tinggi yang dapat digunakan untuk mengubah keadaan bila gak sesuai dengan keinginan, maka gunakan itu.

Bila kondisi finansial saat ini dengan menjadi generasi sandwich bikin kamu keteteran, coba cari solusinya. Sebagai contoh, mencari penghasilan tambahan atau melirik jenis pekerjaan lain yang dapat memberi gaji lebih besar. Hal yang terpenting adalah jangan pasrah dengan keadaan, ya!

5. Putus mata rantainya

ilustrasi bekerja (pexels.com/RODNAE Productions)

Kamu sudah merasakan sendiri bagaimana beratnya perjuangan menjadi seorang generasi sandwich, bukan? Tentu sebagai orangtua tak ada yang mau anak-anaknya mengalami hal serupa? Maka dari itu, sejak sekarang harus diputus mata rantainya.

Gimana cara melakukannya? Pertama, siapkan asuransi kesehatan mandiri sebagai bekal ketika sudah menginjak usia lanjut. Tak bisa dimungkiri, biaya kesehatan itu besar. Jadi, kalau sudah disiapkan dari sekarang nantinya kamu gak merepotkan anak cucu.

Kedua, siapkan dana pensiun dini. Pasti inginl dong, menjalani masa tua dengan mandiri dan bebas finansial? Maka, persiapkan dari sekarang. Bila ada penghasilan lebih, jangan dihambur-hamburkan. Selain diinvestasikan, disiapkan pula untuk bekal pensiun dini. Dengan begitu, secara finansial kamu merdeka, gak bergantung pada anak cucu nanti.

Semoga dengan uraian tadi, kamu jadi bisa melihat tanggung jawab generasi sandwich dari kacamata baru. Sebenarnya kalau mindset-nya digeser, gak harus jadi beban, kok. Justru, hal itu jadi kesempatan untuk menabung amal baik. Selain itu, jadi pelecut semangat supaya kamu bisa mempersiapkan masa depan dengan lebih bijaksana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
L A L A .
EditorL A L A .
Follow Us