5 Alasan Kamu Perlu Mengabaikan Beauty Standard, Simak!

Di mana pun kita tinggal, sepertinya tidak akan pernah bebas dari berbagai stereotip tertentu. Dengan adanya berbagai stereotip yang ada di masyarakat, tak jarang malah menciptakan racun tersendiri. Termasuk adanya beauty standard yang sudah tertanam sejak kita kecil, iklan-iklan, majalah, karakter film, dan lain-lain turut berkontribusi menanamkan persepsi tentang cantik tersebut.
Adanya standar kecantikan dapat menjadi toksik, lho! Sehingga, perlu cara bijak kamu untuk menanggapi standar kecantikan tersebut. Salah satunya dengan mengabaikannya. Terdapat beberapa alasan mengapa kamu perlu mengabaikan standar kecantikan, untuk lebih jelasnya langsung saja simak ulasan berikut ini!
1. Beauty standard yang ada cenderung tidak realistis

Seperti yang kita ketahui beauty ideals yang ada saat ini terutaman untuk perempuan beranggapan bahwa tubuh yang cantik adalah ketika kamu kurus, tetapi bokong yang on point, tubuh kurus tetapi dada perlu on point, kulit putih, alis on point, mata besar.
Hal tersebut terdengar tidak realistis, di mana kenyataannya sulit sekali ditemui seseorang yang secara natural memiliki keadaan yang sesuai dengan standar kecantikan tersebut. Sehingga, munculnya fenomena operasi plastik yang diminati banyak perempuan muda, agar sesuai dengan standar kecantikan yang ada.
Adanya standar kecantikan yang ada saat ini tidak lain karena sudah ditanamkannya sejak kecil standar-standar tersebut. Di mulai, penggambaran barbie dengan bentuk tubuh yang tidak realistis jika dibandingkan dengan tubuh manusia, penggambaran sosok "cantik" pada iklan-iklan, dan lain-lain. Sehingga, hal tersebut menanamkan persepsi cantik
2. Membuat kamu selalu mempertanyakan penampilan dirimu sendiri

Harapan society tentang penampilan yang sesuai standar menyebabkan seseorang yang tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada terus mempertanyakan mengenai penampilannya, merasa tidak aman dengan penampilannya dan selalu merasa tidak cukup sebagaimana dirimu sendiri. Jika kamu terus dihantui rasa tersebut, kamu akan memikirkan citra buruk tentang dirimu sendiri.
Kita perlu menemukan arti cantik versi diri kita sendiri, terdapat kecantikan hati (jiwa) dan pikiran yang juga tak kalah penting, karena keduanya bisa terpancar ke luar. Bagaimana cara mencapainya?
Lihat dirimu dengan lebih baik, pastikan dirimu selalu merasa cantik. Tetap miliki positive vibes. Selalu berbuat baik. Walau tanpa pamrih, orang-orang akan melihat inner beauty dirimu. Juga, lihatlah sekitar dengan lebih baik. Banyak orang yang sayang pada dirimu apa adanya.
3. Berusaha mencapai standar kecantikan hanya akan menciptakan kebiasaan yang tidak sehat

Adanya beauty ideals yang diamini banyak orang akan memunculkan diskriminasi tertentu terhadap golongan yang dianggap berbeda dengan standar kecantikan yang ada.
Munculnya iklan-iklan yang terus mendoktrin persepsi cantik yang muncul di berbagai media seperti TV, media sosial, ataupun majalah dan lain-lain menyebabkan lahirnya kebiasaan-kebiasaan yang dil uar batas normal.
Misalnya ajakan untuk diet, alih-alih diet untuk menjaga kesehatan, tetapi karena tujuannya untuk membentuk badan yang sesuai dengan ideal kecantikan yang ada malah menyebabkan kondisi kesehatan yang buruk.
Selain itu, kemudahan generasi muda mengakses social media seperti Instagram, TikTok yang merupakan sumber dari rasa insecurity yang dapat menyebarkan toksikitas standar kecantikan. Hal tersebut membuat generasi muda banyak ter-influence dengan pandangan standar kecantikan yang ada. Sehingga, lahirlah fenomena operasi plastik, suntik putih, diet tidak sehat, dan lain-lain.
Budaya diet menjadi populer karena menjadi solusi bagi mereka yang berjuang untuk mencapai tubuh yang diinginkan, menyediakan sarana untuk menurunkan berat badan dengan cepat tanpa memperhatikan ketepatan cara menurunkan berat badan tersebut.
4. Ada aspek penting lain selain penampilan, maksimalkan kompetensi yang punya. Itu akan membuatmu cantik

Seseorang yang memposisikan penampilan fisik sebagai hal utama dan ia merasa tidak memenuhi standar kecantikan yang ada, ia dapat saja melupakan kompetensi yang ada. Kehilangan kepercayaan diri membuat tidak berkembangnya potensi yang ia punya. Merasa malu, merasa memiliki harga diri yang rendah karena tidak terpenuhinya standar kecantikan tersebut bisa menjadi penghambat kamu untuk bertumbuh.
Untuk dapat bertahan hidup, kamu memerlukan kemampuan untuk dapat menunjang hal tersebut. Berkutat pada hal yang sulit dicapai dalam hal ini berusaha untuk menjadi sesuai dengan standar kecantikan yang tidak realistis, hanya akan membuatmu stuck pada citra diri yang buruk. Alih-alih demikian, kembangkan potensi yang kamu punya agar kamu punya citra yang baik untuk dirimu sendiri. At the and of the day, yang membuat kamu dihargai adalah karena value yang kamu punya, bukan hanya penampilan semata.
5. Ingat, penampilan fisik tidak dapat disama ratakan, karena semua dilahirkan dengan karakteristik yang berbeda. Jadi percaya diri saja!

Kita tidak dapat memilih ingin dilahirkan seperti apa, setiap individu dilahirkan dengan keunikan tersendiri, dengan kulit yang berbeda, putih, cokelat, hitam, kuning langsat, bentuk tubuh yang berbeda, gemuk, kurus, tinggi, pendek, dan lain-lain. Sehingga, jangan merasa bersalah ketika kamu terlahir terlalu tinggi, terlalu putih, terlalu pendek, dan lain-lain. Karena, semua itu bukan kamu yang ciptakan.
Dengan keragaman bentuk dan warna tubuh tersebut, tidak mungkin setiap manusia di distandarisasi untuk menjadi sama. Sehingga, beauty ideals itu hanya konstruksi sosial saja.
Apakah kamu setuju bahwa semua manusia dilahirkan sebaik mungkin, cantik dan ganteng? Yang membedakan hanyalah pola pikir saja. Sampai saat ini kita masih mencari-cari apa itu makna cantik yang absolut, karena pada dasarnya cantik atau ganteng itu relatif.
Dengan demikian, yang harus kamu lakukan adalah berbangga dengan bagaimana kamu dilahirkan, selama kamu memiliki etika yang baik, memiliki kompetensi yang mempuni, penampilan yang rapi, itu akan membuatmu cukup.