Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari saat Baca Buku Digital

ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Membaca dengan pencahayaan yang buruk dapat menyebabkan ketegangan pada mata dan membuat tulisan sulit terbaca
  • Terlalu lama menatap layar tanpa istirahat bisa menyebabkan ketegangan mata, pandangan kabur, serta kesulitan fokus
  • Membaca dalam posisi yang tidak nyaman dapat menyebabkan gangguan postur tubuh dan berpotensi menimbulkan nyeri kronis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membaca buku digital semakin populer di era modern karena kemudahannya dalam diakses di berbagai perangkat. Dengan sekali unduh, berbagai judul buku bisa disimpan dalam satu gawai tanpa perlu membawa beban fisik seperti buku cetak. Kemudahan ini membuat aktivitas membaca lebih fleksibel, baik saat bepergian, bersantai, atau bahkan sebelum tidur.

Namun, kebiasaan membaca buku digital yang tidak tepat dapat berdampak pada kesehatan mata, pemahaman isi bacaan, serta efektivitas dalam menyerap informasi. Banyak orang tidak menyadari bahwa cara membaca juga memengaruhi kenyamanan serta daya tahan dalam menikmati sebuah buku.

Untuk memaksimalkan pemahamanmu, langsung saja simak ketujuh kebiasaan buruk yang harus dihindari saat baca buku digital berikut ini. Simak sampai akhir, ya!

1. Membaca dengan pencahayaan yang buruk

ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)

Pencahayaan yang kurang optimal saat membaca buku digital bisa menyebabkan ketegangan pada mata. Layar perangkat memancarkan cahaya biru yang dapat membuat mata lebih cepat lelah, terutama jika digunakan dalam kondisi minim cahaya. Jika membaca dilakukan dalam ruangan yang terlalu gelap, mata harus bekerja lebih keras untuk menyesuaikan dengan perubahan kontras antara layar dan lingkungan sekitar. 

Di sisi lain, pencahayaan yang terlalu terang juga bisa mengurangi kenyamanan saat membaca. Cahaya yang berlebihan dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan silau pada layar, membuat tulisan sulit terbaca. Untuk mengurangi dampak negatif ini, pengaturan kecerahan layar harus disesuaikan dengan kondisi pencahayaan ruangan. Menggunakan fitur night mode atau blue light filter pada perangkat juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi paparan cahaya biru yang berlebihan.

2. Terlalu lama menatap layar tanpa istirahat

ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/jcomp)
ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/jcomp)

Membaca buku digital dalam waktu lama tanpa jeda dapat menyebabkan ketegangan mata. Layar perangkat elektronik memancarkan cahaya yang terus-menerus masuk ke mata, yang bisa membuat otot mata tegang dan menyebabkan gangguan penglihatan dalam jangka panjang. Gejala seperti mata kering, pandangan kabur, serta kesulitan fokus bisa muncul jika tidak ada waktu istirahat yang cukup selama membaca.

Untuk menghindari dampak negatif ini, metode 20-20-20 dapat diterapkan. Setiap 20 menit membaca, disarankan untuk melihat objek yang berjarak sekitar 20 kaki selama 20 detik. Selain itu, mengalihkan pandangan dari layar dan mengistirahatkan mata sejenak dengan berkedip lebih sering atau melakukan peregangan ringan juga bisa membantu mengurangi ketegangan.

3. Membaca dalam posisi yang tidak nyaman

ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/wayhomestudio)
ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/wayhomestudio)

Banyak orang terbiasa membaca buku digital sambil berbaring atau duduk dengan postur yang kurang baik. Membaca dengan posisi yang tidak ergonomis bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada leher, punggung, atau bahu. Jika kebiasaan ini dilakukan dalam jangka panjang, gangguan postur tubuh dapat terjadi dan berpotensi menimbulkan nyeri kronis.

Posisi membaca yang ideal adalah dengan duduk tegak dan memastikan layar perangkat sejajar dengan mata agar leher tidak harus menunduk terlalu lama. Selain itu, menggunakan penyangga atau stand untuk perangkat dapat membantu menjaga posisi yang lebih nyaman dan mengurangi tekanan pada leher serta punggung.

4. Tidak menyesuaikan ukuran dan jenis huruf

ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)

Membaca buku digital dengan ukuran huruf yang terlalu kecil atau jenis huruf yang kurang nyaman bisa membuat mata bekerja lebih keras. Huruf yang terlalu kecil bisa memicu ketegangan mata, sementara jenis huruf yang kurang jelas dapat memperlambat kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan.

Untuk meningkatkan kenyamanan, ukuran huruf sebaiknya disesuaikan agar mudah terbaca tanpa harus mendekatkan perangkat ke wajah. Penggunaan jenis huruf yang sederhana dan bersih seperti sans-serif lebih direkomendasikan karena lebih mudah dikenali oleh mata. Banyak aplikasi pembaca buku digital juga menyediakan opsi untuk menyesuaikan kontras dan spasi teks, yang dapat membantu meningkatkan pengalaman membaca.

5. Membaca dengan gangguan dari notifikasi

ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)

Salah satu tantangan utama dalam membaca buku digital adalah gangguan dari notifikasi yang muncul di layar perangkat. Notifikasi dari media sosial, pesan singkat, atau aplikasi lainnya bisa mengalihkan perhatian dan membuat sulit untuk fokus pada bacaan. Jika gangguan ini terus-menerus terjadi, pemahaman terhadap isi buku bisa berkurang dan pengalaman membaca menjadi kurang maksimal.

Untuk mengatasi masalah ini, fitur do not disturb atau mode pesawat bisa diaktifkan saat membaca. Dengan menonaktifkan notifikasi, fokus dapat lebih terjaga, dan informasi dalam buku bisa lebih mudah diserap tanpa interupsi. Membaca dalam lingkungan yang tenang juga bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan kenyamanan.

6. Mengabaikan kesehatan mata

ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)

Banyak orang membaca buku digital dalam waktu yang lama tanpa memperhatikan kondisi mata. Kebiasaan ini bisa menyebabkan mata menjadi kering, lelah, dan lebih rentan terhadap gangguan penglihatan. Paparan cahaya biru yang berlebihan juga dapat mengganggu ritme tidur jika membaca dilakukan menjelang waktu istirahat.

Untuk menjaga kesehatan mata, kebiasaan berkedip lebih sering dan mengistirahatkan mata secara berkala sangat penting. Selain itu, penggunaan kacamata dengan filter cahaya biru bisa membantu mengurangi dampak negatif dari layar perangkat. Jika mata mulai terasa lelah, membaca bisa dihentikan sejenak atau digantikan dengan metode lain seperti mendengarkan buku audio sebagai alternatif.

7. Tidak memanfaatkan fitur yang tersedia

ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria membaca buku digital (freepik.com/freepik)

Banyak aplikasi pembaca buku digital memiliki fitur yang dirancang untuk meningkatkan kenyamanan membaca, tetapi sering kali fitur ini tidak dimanfaatkan dengan optimal. Misalnya, banyak orang tetap membaca dalam format standar tanpa menyesuaikan mode malam, spasi teks, atau warna latar belakang yang lebih nyaman bagi mata.

Menggunakan fitur seperti dark mode dapat membantu mengurangi silau, terutama saat membaca dalam kondisi minim cahaya. Fitur penanda halaman, catatan digital, dan pencarian kata juga dapat membantu meningkatkan pemahaman terhadap isi bacaan. Dengan menyesuaikan pengaturan sesuai kebutuhan, pengalaman membaca bisa menjadi lebih menyenangkan dan efektif.

Membaca buku digital menawarkan berbagai kemudahan, tetapi kebiasaan yang kurang baik dapat mengurangi manfaat yang diperoleh. Dengan menghindari kebiasaan buruk yang harus dihindari saat baca buku digital, kenyamanan dalam membaca dapat meningkat, serta kesehatan mata dan postur tubuh tetap terjaga. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us