Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan yang Mengikis Self Mastery Secara Perlahan

ilustrasi pria diam (pexels.com/Eren Li)
ilustrasi pria diam (pexels.com/Eren Li)
Intinya sih...
  • Membiarkan emosi negative mendominasi
  • Menunda-nunda secara konsisten
  • Mencari validasi eksternal secara terus-menerus

Self mastery adalah kemampuan untuk mengelola pikiran, emosi, dan tindakan dengan sadar dami pertumbuhan diri yang berkelanjutan. Namun, tanpa disadari, kebiasaan kecil bisa menjadi racun halus yang menggerogoti fondasi penguasaan diri. Alih-alih berkembang, seseorang justru terjebak dalam pola yang melemahkan kendali atas diri sendiri. Berikut lima kebiasaan yang secara perlahan namun pasti dapat merusak self mastery.

1. Membiarkan emosi negative mendominasi

ilustrasi marah (pexels.com/Engin Akyurt)

Penguasaan diri seharusnya dilakukan dengan mempertahankan hal-hal positif dalam tubuh seseorang. Pertumbuhan diri harus juga dibarengi dengan sikap optimis yang tinggi. Tapi membiarkan emosi negative mendominasi dalam diri akan mengikis self mastery secara perlahan.

Ketika amarah, kecemasa, atau rasa takut dibiarkan tumbuh tanpa diolah, seseorang kehilangan kendali atau reaksi dan keputusan. Self mastery menuntut kemampuan untuk menyadari, menerima, dan mengelola emosi bukan menjadi budaknya.

2. Menunda-nuda secara konsisten

ilustrasi cewek malas (unsplash.com/Aleksandra Sapozhnikova)
ilustrasi cewek malas (unsplash.com/Aleksandra Sapozhnikova)

Kebiasan kecil yang sering dilakukan tapi berakibat fatal dalam kehidupan ialah menunda-nunda. Jika terus dilakukan, akan menghambat perkembangan diri. Menunda-nunda secara konsisten malah akan membuat kualitas seseorang semakin muncur.

Kecenderungan menunda membuat seseorang lemah dalam komitmen dan disiplin. Prokastinasi bukan hanya soal waktu, tapi refleksi dari lemahnya kendali diri dan ketidakmampuan menghadapi ketidaknyamanan.

3. Mencari validasi eksternal secara terus-menerus

ilustrasi wanita selfie (pexels.com/ Tommy Huang)
ilustrasi wanita selfie (pexels.com/ Tommy Huang)

Setiap orang memang butuh validasi dari orang lain. Namun, semua juga harus ada batasnya. Self mastery akan terus terkikis jika seseorang hanya haus validasi eksternal secara terus-menerus.

Ketika seseorang terlalu bergantung pada pujian atau pengakuan orang lain, seseorang dapat kehilangan arah internal. Self mastery mengandalkan Kompas batin, bukan sorotan dari luar.

4. Mengabaikan refleksi diri

ilustrasi pria merenung (pexels.com/Alena Darmel)
ilustrasi pria merenung (pexels.com/Alena Darmel)

Self mastery bisa dibangun dengan kesadaran diri yang penuh. Hanya dengan refleksi dirilah self mastery bisa digapai. Jika dirimu mengabaikan refleksi diri  maka tentu akan sulit untuk mencapai proses penguasaan diri.

Tanpa evaluasi rutin terhadap pikiran dan tindakan, seseorang akan terjebak dalam autopilot. Refleksi adalah cermin kesadaran yang membantu memperbaiki diri dan tetap selaras dengan nilai yang diyakini.

5. Tidak menetapkan batasan sehat

ilustrasi dua wanita berbicara (pexels.com/EKATERINA B)
ilustrasi dua wanita berbicara (pexels.com/EKATERINA B)

Membiarkan orang lain melanggar batas pribadi demi menghindari konflik justru merusak integritas diri. Self mastery tumbuh dalam ruang yang dipenuhi oleh kejelasan, bukan ketidakjelasan relasi dan tanggung jawab. Jika tidak menetapkan batasan yang sehat, seseorang akan sulit bertindak bijak.

Ini yang mestinya dihindari bagi seseorang yang hendak menuju keinginan untuk menggapai self mastery. Jika tidak pasti akan sulit untuk mencapai penguasaan diri.

Self mastery tidak dibangun dalam semalam, melainkan dalam keseharian yang penuh kesadara. Jika seseorang ingin berkembang menjadi pribadi yang Tangguh secara emosional dan mental, penting untuk meninjau ulang kebiasaan kecil yang mungkin tampak sepele, namun diam-diam melelahkan penguasaan diri. Saat seseorang mampu menyadari dan mengganti kebiasaan buruk tersebut, seseorang sedang  melangkah menuju versi terbaik dari diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us