6 Keputusan Terburuk yang Sering Diambil dalam Hidup Menurut Psikologi

Kehidupan kita penuh dengan pilihan yang dapat membentuk masa depan. Namun, tak jarang beberapa keputusan yang kita ambil ternyata malah menjerumuskan ke jalan yang kurang baik. Menurut psikologi, ada beberapa keputusan umum yang ternyata bisa berdampak besar terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan kita.
Terkadang, keputusan ini didasari oleh dorongan emosional atau kebiasaan yang sulit diubah hingga tanpa sadar kita merasa terjebak dan sulit berkembang. Berikut beberapa keputusan dalam hidup yang sering dianggap remeh tapi berisiko membawa dampak negatif berdasarkan Psikologi.
1. Mengikuti kehendak orang lain daripada diri sendiri

Sering kali kita terjebak dalam keinginan untuk menyenangkan orang lain sampai lupa diri sendiri. Penelitian dari Xintong Li tentang teori keterikatan dan perilaku people-pleasing menunjukkan bahwa kita cenderung lebih peduli pada pendapat orang lain daripada kebutuhan sendiri. Akibatnya, kita merasa terkuras secara emosional dan kehilangan arah.
Saat memilih untuk mengikuti keinginan orang lain secara berlebihan, kita kehilangan kesempatan untuk berkembang sebagai pribadi yang autentik. Dalam jangka panjang, hal ini bisa membuat kita merasa hampa dan tidak puas dengan kehidupan sendiri.
2. Berhenti belajar

Tuntutan keluarga, pekerjaan, dan hubungan sosial sering membuat kita lupa akan pentingnya belajar hal baru. Penelitian di jurnal Procedia menunjukkan bahwa proses belajar membuat hidup lebih kaya dan penuh warna. Bahkan, belajar hal sederhana yang kita sukai bisa mengembalikan semangat dan energi positif yang mungkin hilang.
Meluangkan waktu untuk mempelajari sesuatu yang menarik, baik membaca buku baru atau mengikuti kelas, bisa menambah warna dalam hidup. Hal ini juga membuat kita merasa lebih dinamis dan terbuka pada berbagai kemungkinan. Dengan kebiasaan belajar yang konsisten, kita dapat terus berkembang dan merasakan hidup yang lebih bermakna.
3. Membuat keputusan berdasarkan rasa takut atau kecemasan

Keputusan yang didasari ketakutan atau kecemasan sering kali mengaburkan penilaian kita. Menurut jurnal Cognition and Emotion, rasa takut cenderung menghambat pikiran jernih dan membuat hasil akhir tidak optimal. Sebaliknya, mengambil waktu untuk merenungkan keinginan sejati kita akan memberi landasan yang lebih stabil dalam mengambil keputusan.
Memang menantang untuk menghadapi rasa takut, tapi melawan rasa takut dengan tindakan yang bijak adalah investasi terbaik bagi diri. Dengan demikian, keputusan yang diambil tidak hanya memenuhi kebutuhan jangka pendek tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi kehidupan kita.
4. Tidak berkomunikasi secara jujur dan terbuka

Salah satu keputusan terburuk adalah menahan diri untuk tidak menyampaikan perasaan atau keinginan kepada orang-orang terdekat. Sering kali, keinginan untuk menghindari konflik justru memperburuk hubungan. Sebuah tinjauan dalam Current Psychology Journal menunjukkan bahwa mendengarkan tanpa membela diri dapat membantu meredakan konflik dan mempererat hubungan.
Jika ada ketegangan dengan orang terdekat, berkomunikasilah secara terbuka dan jujur. Dengan mendengarkan tanpa mencoba membela diri, kita memberikan ruang bagi orang lain untuk merasa didengarkan. Hal ini akan memperkuat ikatan dan membantu kita menjaga hubungan yang sehat dan harmonis.
5. Mengkhianati diri sendiri atau orang lain

Mengkhianati orang lain atau diri sendiri adalah keputusan yang merugikan. Penelitian oleh Robyn Gobin dan Jennifer Freyd tentang trauma pengkhianatan menunjukkan bahwa perbuatan seperti selingkuh atau membohongi teman dapat menghancurkan kehidupan orang lain dan meninggalkan beban negatif bagi pelakunya.
Ketika mengkhianati orang yang disayangi, kita sebenarnya merusak kepercayaan dan menghancurkan hubungan yang berharga. Menjaga integritas dan menghargai kepercayaan orang lain akan membuat hidup lebih damai dan penuh makna.
6. Tidak membuat keputusan sama sekali

Kadang-kadang, kita takut mengambil keputusan hingga akhirnya tidak membuat keputusan apa pun. Hal ini justru bisa memperburuk situasi, seperti yang didukung oleh studi dalam Behaviour Research and Therapy Journal. Keputusan yang ditunda atau tidak diambil bisa membawa dampak buruk, misalnya mempertahankan hubungan yang seharusnya sudah diakhiri.
Menghindari keputusan penting hanya membuat hidup terasa stagnan dan menghalangi kita untuk maju. Dengan menghadapi kenyataan dan mengambil keputusan, kita membuka jalan untuk hidup yang lebih baik dan penuh potensi baru.
Memahami kesalahan mengambil keputusan dapat membantu kita untuk lebih bijak dan selektif dalam menjalani hidup. Melalui introspeksi dan kesadaran diri, kita bisa belajar untuk lebih menghargai proses pengambilan keputusan dan membangun kehidupan yang lebih bermakna serta seimbang.