3 Keuntungan Terapkan Gaya Hidup Frugal Living Sejak di Bangku Kuliah

Menjalani gaya hidup frugal living alias hidup hemat dengan memperhitungkan pengeluaran secara rinci biasanya diterapkan oleh orang-orang yang sudah bekerja. Mereka mulai sadar akan pentingnya mengelola keuangan dengan baik dan benar. Namun demikian, tidak mudah membiasakan diri untuk hanya menggunakan sedikit uang, terlebih bila sebelumnya terbiasa punya pengeluaran yang cukup besar. Oleh sebab itu, alangkah baiknya untuk melatih diri supaya lebih akrab dengan gaya hidup yang satu ini.
Gaya hidup ini bisa mulai diterapkan waktu seseorang masih berada di bangku kuliah. Kiriman uang dari orang tua yang biasanya tidak terlalu banyak itu bisa menjadi pemantik semangat agar semakin mahir untuk berhemat. Selain itu, mengaplikasikan frugal living saat menjadi mahasiswa atau mahasiswi juga memberikan keuntungan tersendiri.
1.Tidak mudah mengalami FOMO

Masa-masa menjadi mahasiswa dan mahasiswi tentu dipenuhi oleh berbagai keseruan. Ada banyak event menarik dan tren-tren unik yang pasti bakal ditemui. Sayangnya, tidak semua hal yang sedang jadi pembicaraan atau diikuti banyak orang itu punya faedah nyata. Sebagian orang bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan karena hanya terbatas pada Fear of Missing Out alias FOMO semata. Padahal, aktivitas ini juga butuh modal yang terkadang terbilang besar.
Ketika mahasiswa atau mahasiswi menerapkan gaya hidup frugal living, mereka akan lebih selektif dalam memilih dan memilah sesuatu yang sedang trending. Jika dirasa memang perlu diikuti karena jelas memiliki dampak positif, maka bisa mengeluarkan uang untuk hal tersebut. Namun, bila suatu kejadian tidak membawa manfaat, memasukkan uang ke dalam tabungan akan jadi prioritas utama. Bijaksana banget, kan?
2.Berkesempatan untuk menabung lebih banyak

Sebagian besar mahasiswa dan mahasiswi pada umumnya menghabiskan masa-masa kuliah untuk belajar dan mengikuti beragam kegiatan di dalam atau di luar kampus. Mereka tidak memikirkan bagaimana mendapatkan uang karena sudah mendapatkan kiriman bulanan dari orang tua. Jarang sekali ada yang memanfaatkan waktu luangnya untuk mengambil pekerjaan paruh waktu, kecuali mereka yang uang sakunya terbatas.
Nah, meski belum bekerja, tetapi tetap harus belajar bagaimana caranya untuk menjalani frugal living. Hal ini mendorong untuk berusaha mengelola uang dengan sebaik-baiknya, terutama agar tidak dihabiskan untuk sesuatu yang tidak berguna. Hasilnya, kesempatan untuk menabung jadi meningkat. Jadi mahasiswa atau mahasiswi yang punya banyak uang tentu sangat menyenangkan, bukan begitu?
3.Buka peluang untuk hidup mapan lebih cepat di masa depan

Bukan rahasia lagi apabila masa-masa pertama kali bekerja dan memiliki penghasilan sendiri sering dimanfaatkan untuk “balas dendam” dengan membeli berbagai barang atau pengalaman yang dulu belum mampu dijangkau. Tindakan ini sebenarnya sah-sah saja untuk menghargai kerja keras yang sudah dilakukan dan juga menggunakan biaya pribadi. Namun, banyak orang kesulitan untuk mengontrol pengeluaran dan malah jadi boros.
Kalau seseorang sudah terbiasa menerapkan gaya hidup frugal living sejak masih mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan, dia akan lebih sibuk menabung seiring bertambahnya penghasilan alih-alih berfoya-foya. Tindakan ini membuka peluang untuk dapat menikmati hidup yang mapan lebih cepat dari teman-teman sebaya. Dengan begini, masa depan jadi lebih terjamin dan membuat hati tenang.
Belajar menerapkan gaya hidup frugal living sejak masih berada di bangku perkuliahan akan memberikan beragam keuntungan, di antaranya tidak mudah tergiur tren yang kurang penting, saldo tabungan meningkat, dan membuka peluang untuk bisa mapan lebih cepat di masa depan. Semua itu tentu merupakan dampak positif yang bakal membuat kehidupan semakin berkualitas. Jadi, membiasakan sesuatu yang baik selagi masih muda, kenapa tidak?