Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Elmi yang berada di kursi roda ketika sedang melakukan kegiatan GARAMIN. (dok. IDN Times/Elmi Sumarni Ismau/bt)

Astra bersama IDN Times mengajak seluruh anak bangsa untuk semangat bergerak dan
tumbuh bersama, melalui inovasi & karya dalam memajukan bangsa melalui SATU Indonesia Awards ke-13 tahun 2022.

Apresiasi yang diberikan kepada anak bangsa yang senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat dalam lima bidang, yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Daftarkan dirimu atau orang lain yang memenuhi syarat dan ketentuan melalui
https://bit.ly/SIA2022IDNTimes. Kunjungi website www.satu-indonesia.com untuk informasi lengkap mengenai syarat dan ketentuannya.

Seseorang yang memilih untuk mengabdi kepada masyarakat sudah pasti membutuhkan impian dan motivasi yang kuat agar dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Pengabdian tersebut pastinya tidak memiliki dimensi keterbatasan, siapa pun bisa melakukannya jika memiliki semangat yang besar untuk dapat mewujudkannya.

Tersenyumlah Indonesia, sebab sosok inspiratif itu dapat kita saksikan dari kisah Elmi Sumarni Ismau yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Wanita yang akrab disapa Elmi ini begitu serius untuk mengentaskan isu inklusi disabilitas yang ada di sekitar. Apalagi dirinya yang kini juga menjadi seorang difabel juga jadi motivasi tersendiri untuk aktif bergerak demi membantu orang lain yang membutuhkan bantuannya. 

Berdasarkan niat yang kuat tersebut, pada 14 Februari 2020 Elmi beserta 5 orang temannya membentuk sebuah gerakan yang diberi nama Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas Untuk Inklusi (GARAMIN). Pada awalnya ia diposisikan sebagai wakil direktur, sebelum akhirnya kini menjabat sebagai sekretaris dari GARAMIN.

Gerakan yang digagas olehnya ini memiliki fokus untuk mengubah pola pikir masyarakat umum, pemerintah, atau bahkan bagi penyandang difabel yang masih memandang kalau penyandang difabel selalu berada di posisi lemah atau perlu dikasihani. Padahal jika diberi kesempatan dan akses yang memadai, mereka juga dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Penasaran bagaimana cara Elmi untuk membantu masyarakat difabel di sekitarnya? Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!

1. Awal mula keinginan mendirikan gerakan yang bermanfaat bagi masyarakat

Elmi bersama dengan anggota GARAMIN lainnya (dok. IDN Times/Elmi Sumarni Ismau/bt)

Pada awalnya Elmi, yang kala itu belum menjadi penyandang difabel, merupakan anggota dari Perkumpulan Tuna Daksa Kristiani (PERSANI) Nusa Tenggara Timur. Pada masa awal bergabung dengan organisasi tersebut, ia sebenarnya sekadar belajar mengenai isu-isu disabilitas.

Elmi mulai menumbuhkan minatnya untuk terjun ke dalam isu-isu tersebut saat ia masuk ke dalam bangku kuliah. Terlebih ketika itu ia telah menjadi penyandang difabel fisik akibat kecelakaan yang dialaminya pada tahun 2010 silam yang mengakibatkan kedua kakinya harus diamputasi.

Saat mengikuti salah satu lomba kepenulisan, Elmi menyebutkan salah satu impiannya untuk dapat membantu  mengentaskan isu disabilitas.

"Saya menulis impian saya adalah ingin membuat satu organisasi (gerakan) difabel dan lanjut kuliah ambil S-2," ujarnya ketika menceritakan awal mula keseriusannya untuk terjun ke dalam isu tersebut.

Menariknya ia justru memulai kegiatannya bukan dari daerah asalnya, melainkan dari Sumba. Sebab ia melihat kalau terdapat banyak sahabat difabel di Sumba, tetapi hak-hak mereka masih belum banyak terpenuhi.

"Waktu itu (saya) menulis buat impian kami itu bulan Oktober (tahun 2019). Januari (tahun 2020) itu sudah mulai planninguntuk membuat organisasi ini (GARAMIN)," tambahnya.

Beruntungnya, niat baik dari Elmi tersebut juga disetujui oleh teman-temannya yang ternyata juga memiliki impian yang serupa sehingga GARAMIN dapat terbentuk pada 14 Februari 2020.

Uniknya lagi, pendiri GARAMIN merupakan anak muda dengan beragam latar belakang pendidikan, kondisi fisik, maupun hal-hal lain. Meskipun begitu, menurut Elmi semangat mereka dalam mengentaskan isu inklusi disabilitas justru jadi faktor kunci dalam pembentukan GARAMIN.

"Ketika membentuk GARAMIN ini, impian kami itu adalah sebagai anak muda, kita ingin belajar untuk menjadi pemimpin. Kami adalah seorang pemimpin di masa depan." ujar Elmi.

2. Hambatan yang dihadapi Elmi dan teman-teman selama berjalannya GARAMIN

Editorial Team

Tonton lebih seru di