Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Inspiratif Nur Yanayirah dan MotherHope Indonesia, Hebat!

Nur Yanayirah pendiri MotherHope Indonesia (dok.Meta)
Nur Yanayirah pendiri MotherHope Indonesia (dok.Meta)
Intinya sih...
  • Postpartum depression (PPD) sering dialami oleh ibu baru di Indonesia
  • Nur Yanariyah mendirikan komunitas MotherHope Indonesia untuk memberikan dukungan dan ruang aman bagi para perempuan yang mengalami depresi pasca persalinan
  • MotherHope Indonesia menggunakan media sosial seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook sebagai platform untuk menyebarkan informasi dan memberikan dukungan kepada para anggotanya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Postpartum depression (PPD) atau depresi pasca persalinan merupakan suatu kondisi yang kerap dialami oleh ibu yang baru melahirkan. Di Indonesia, isu seputar kesehatan mental seorang ibu masih sangat minim. Sehingga, banyak perempuan yang gak berani bercerita tentang kondisi mentalnya setelah melahirkan karena khawatir akan dapat penghakiman.

Berbekal pengalaman pribadinya mengatasi depresi pasca persalinan, Nur Yanariyah mendirikan komunitas MotherHope Indonesia untuk memberikan ruang aman bagi para perempuan yang memiliki pengalaman yang sama. Yuk, kenalan lebih jauh dengan komunitas ini!

1. Apa itu ModerHope Indonesia?

Nur Yanayirah pendiri MotherHope Indonesia (dok.Meta)
Nur Yanayirah pendiri MotherHope Indonesia (dok.Meta)

MotherHope Indonesia merupakan sebuah komunitas yang muncul dari pengalaman pribadi seorang ibu yang pernah merasakan beratnya baby blues atau depresi pasca persalinan. Kondisi ini jadi salah satu yang umum dirasakan banyak perempuan.

Namun sangat disayangkan, karena banyak perempuan masih belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya ini dan lebih memilih memendamnya. Penghakiman orang-orang sekitar seakan menunjukkan minimnya ruang aman untuk perempuan bisa mengatasi kondisi ini. 

"Setelah melahirkan, saya mengalami baby blues yang cukup berat. Sayangnya, saat itu saya tidak memiliki tempat untuk sekadar bercerita atau mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat di sekitar saya. Dari pengalaman itulah, saya terdorong untuk menciptakan MotherHope Indonesia. Saya ingin memastikan bahwa para ibu yang mengalami hal serupa tidak merasa sendirian seperti yang saya rasakan dulu,” ungkap Yana.

2. Peran media sosial dalam perjalanan MotherHope Indonesia

Nur Yanayirah pendiri MotherHope Indonesia (dok.Meta)
Nur Yanayirah pendiri MotherHope Indonesia (dok.Meta)

Pada awalnya memang bukan hal mudah untuk Yana mendirikan komunitas ini. Ia mengaku sangat sulit menjangkau pra ibu yang berada di berbagai wilayah di Indonesia secara langsung. Maka dari itu, Yana memanfaatkan beragam platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, serta WhatsApp untuk bisa menjangkau lebih banyak perempuan.

Untuk media sosial Instagram, komunitas MotherHope Indonesia membuat ragam konten edukatif mengenai informasi kesehatan mental ibu dengan fitur Stories serta Instagram Live. Kemudian, WhatsApp juga digunakan untuk semakin mempermudah para anggota berinteraksi secara langsung.

Terakhir, media sosial Facebook, MotherHope Indonesia membuat sebuah grup yang menjadi wadah untuk para ibu merasa diterima dan didukung. Grup ini jadi ruang aman untuk mereka berbagi pengalamannya tanpa khawatir akan dihakimi.

"Bahkan, ibu-ibu yang sebelumnya merasa ragu untuk berbicara, kini lebih berani setelah menemukan banyak kesamaan dengan anggota lain. Keberadaan komunitas ini menunjukkan, bahwa setiap ibu berhak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan,” ujar Yana.

“Keberadaan aplikasi-aplikasi dari Meta mempermudah kami untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan membantu membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya dukungan bagi ibu pasca persalinan,” pungkasnya.

3. Penguatan jaringan MotherHope Indonesia

Nur Yanayirah pendiri MotherHope Indonesia (dok.Meta)
Nur Yanayirah pendiri MotherHope Indonesia (dok.Meta)

Kini, MotherHope Indonesia semakin memperkuat jaringannya dengan berkolaborasi bersama para ahli di bidang kesehatan mental serta organisasi terkait lainnya. Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya memperluas edukasi dalam memecahkan stigma yang masih melekat pada topik kesehatan mental, terutama dalam konteks keibuan. 

“Melawan stigma tentang kesehatan mental masih menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama, terutama saat banyak orang masih takut membagikan ceritanya. Di sini, Meta menjadi wadah untuk komunitas kami saling terhubung, sehingga bisa bersatu melawan stigma dan menunjukkan bahwa kita tidak sendirian,” ucap Yana.

“Untuk para ibu, jika butuh dukungan mental, jangan sungkan untuk mencari bantuan dari tenaga profesional atau bergabung bersama para ibu lainnya di MotherHope Indonesia. Kami ingin para ibu di seluruh penjuru negeri ini merasa diterima, didengarkan, dan dikuatkan,” sambungnya.

MotherHope Indonesia menjadi contoh nyata bagaimana media sosial dapat digunakan untuk tujuan yang lebih besar dan lebih bermakna. Kamu bisa ikuti terus MotherHope Indonesia melalui akun @motherhopeindoneind di Instagram atau bergabung di Grup Facebook MotherHope Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kori
EditorKori
Follow Us