Saat Misa Akbar bersama Paus Fransiskus di GBK pada Kamis (5/9/2024), terlihat potret Maria Bunda Segala Suku di altar. Diketahui patung Maria Bunda Segala Suku merupakan representasi Bunda Maria dengan sentuhan unsur-unsur budaya Indonesia.
Adanya patung Maria Bunda Segala Suku seperti menjawab keresahan masyarakat Indonesia terhadap isu politik identitas yang ada di Indonesia beberapa tahun terakhir. Untuk tahu arti dan asal usulnya, simak artikel ini sampai habis, ya!
Maria Bunda Segala Suku merupakan penggambaran atau representasi Bunda Maria yang dibalut dengan unsur-unsur kekhasan Indonesia. Detailnya menunjukkan betapa beragamnya suku dan budaya di Indonesia. Maria Bunda Segala Suku juga menjadi wujud dari Bhinneka Tunggal Ika.
Detail dari Maria Bunda Segala Suku memiliki makna yang berbeda menurut Robert Gunawan, sang pencipta. Detail warna merah dan putih pada kerudung menggambarkan warna dasar bendera Indonesia. Sementara aksen emas menggambarkan warna dari kain-kain etnik di Indonesia seperti batik dan tenun.
Ada banyak aksen emas dalam lukisan tersebut yang dimaknai sebagai warna yang murni dan agung. Sebagaimana Bunda Maria diagungkan oleh umat Katolik. Mahkota yang dikenakan Bunda Maria menunjukkan kekhasan Indonesia, yaitu peta Indonesia yang dikelilingi oleh ukiran etnik.
Bunda Maria mengenakan kebaya putih berhiaskan Garuda Pancasila di dada yang menggambarkan Bhinneka Tungga Ika dan aksen lukisan wayang di bagian bawahnya. Kebayanya dipadu padankan dengan bawahan merah dengan motif etnik. Motif tersebut kombinasi tenun Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi.
Patung Maria Bunda Segala Suku merupakan bentuk 3D dari lukisan karya Robertus Gunawan. Jika melihat lukisannya, Bunda Maria dikelilingi oleh awan biru kehitaman dengan simbol Rosario di bawahnya. Artinya, Bunda Maria dimaknai sebagai penerang yang bisa menyatukan perbedaan dan keberagaman.
Gregorius Gomas Harun berkomitmen menunjukkan baktinya kepada Bunda Maria dengan caranya sendiri. Maka dari itu, tercetuslah lomba karya seni bertemakan "Maria, Bunda Segala Suku" pada tahun 2015 untuk menunjukkan kekhasan dari karya anak bangsa. Kemudian, pengumuman lomba lukisan dimenangkan oleh Robertus Gunawan pada tahun 2017.
Lukisan tersebut diresmikan pada tanggal 6 Januari 2018. Sedangkan pemenang seni rupa patung adalah AM Zacharia yang berhasil membuat patung Bunda Maria berbahan dasar keramik.
Sementara replika patung Maria Bunda Segala Suku yang merupakan bentuk 3D dari lukisan, telah diberkati oleh Uskup Ignatius Kardinal Suharyo pada 13 Mei 2018. Patung tersebut kabarnya disimpan di Museum Katedral Jakarta. Sedangkan, patung yang ada di gereja Katedral merupakan patung imitasi.
Bukan hanya meresmikan patung, Museum Maria Bunda Segala Suku juga diresmikan pada 20 Oktober 2018 dilansir Sesawi. Harapannya hadirnya museum tersebut bisa mendorong umat Katolik untuk mengembangkannya devosinya kepada Bunda Maria.
Museum tersebut berada di Marian Centre Indonesia. Berlokasi di Jl. Karmel II Blok D No.1, RT.012/RW.004. Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan bisa dikunjungi dari Senin-Jumat, pukul 10.00-16.00 WIB.
Meskipun patung Maria Bunda Segala Suku ada di Gereja Katedral Jakarta, umat Katolik bisa menemukannya juga di e-commerce. Sudah banyak toko yang menyediakan patung replika Maria Bunda Segala Suku dalam ukuran yang lebih kecil.
Kamu bisa mendapatkannya di beragam e-commerce. Kisaran harganya variatif dari Rp200 ribu hingga Rp1 juta lebih. Selain patung Maria Bunda Segala Suku, ada banyak patung-patung lain maupun aksesori untuk umat Katolik yang bisa didapatkan di e-commerce atau toko-toko rohani.
Demikian informasi singkat seputar Maria Bunda Segala Suku. Apakah kamu juga punya patung yang sama?