Mengenal Konsep Slow Living, Bisa Minimalisir Stres dan Ketegangan

- Konsep slow living adalah gaya hidup santai, sederhana, dan bermakna dengan minim screen time.
- Gaya hidup ini menawarkan waktu untuk melakukan aktivitas lain yang berarti seperti hobi, berhubungan, atau merawat diri sendiri.
- Istirahat dalam konsep slow living bukanlah kemewahan melainkan kebutuhan yang penting untuk kesehatan fisik dan mental.
Apa yang akan terjadi jika kita gak melakukan apa pun selama setahun penuh? Gak ada email masuk, gak ada kemajuan karier, gak ada usaha atau pencapaian, serta gak menjadi produktif. Mungkin yang terlintas ketika kita dihadapkan dengan situasi tersebut adalah serangan kecemasan dan ketakutan.
Bekerja untuk bisa mendapatkan uang dan melanjutkan hidup memang sebuah keharusan. Namun, terkadang banyak orang bekerja dan menjadi sangat sibuk hingga melupakan hal lain yang gak kalah berarti, misalnya memerhatikan kesehatan fisik dan mental.
Itulah kenapa, konsep slow living jadi marak digunakan oleh banyak orang akhir-akhir ini. Lantas, apa itu gaya hidup slow living dan manfaatnya? Simak selengkapnya di bawah ini, yuk!
1. Mengenal slow living

Konsep slow living belakangan ini kembali marak di sosial media. Secara sederhana, slow living bisa didefinisikan sebagai gaya hidup yang lebih santai, sederhana, dan bermakna. Dilansir BBC, Holly Williams, menjelaskan, konsep slow living bagi Milenial pada prinsipnya mengedepankan gaya hidup yang berkelanjutan dan penuh kesadaran dengan screen time yang minim.
Sementara, bagi Gen Z gaya hidup ini menawarkan konsep di mana seseorang melakukan pekerjaan seminimal mungkin untuk menghemat energi. Dengan begitu, kamu masih bisa untuk melakukan aktivitas lain yang gak kalah berarti seperti melakukan hobi, berhubungan, atau merawat diri sendiri.
2. Berjuang tanpa henti yang kerap menyisakan kelelahan total

Emma Gannon, penulis, podcaster, dan pengusaha, dilansir BBC, membagikan kisahnya yang mengambil cuti selama 12 bulan penuh. Hal tersebut ia lakukan setelah mengalami kelelahan yang sangat parah dan jalan satu-satunya adalah berhenti bekerja.
Gannon menyebut, bahwa saat itu dirinya sangat sibuk hingga membuat sakit kepala yang berdenyut dan gak bisa fokus pada hal-hal lain, di satu sisi ia memiliki pemikiran untuk terus maju. Dari insiden itu, ia lantas merasa bahwa dirinya harus berhenti dari rutinitasnya yang gak sehat.
"Namun, kita diciptakan untuk tidur siang dan berjalan-jalan di taman. Untuk berenang dan melihat langit. Hal-hal itu sangat penting. Gak ada yang sepadan dengan kesehatan kamu," jelasnya.
Mengalami kelelahan total membuat Gannon sadar akan pentingnya istirahat. Karena terkadang, berjuang tanpa henti untuk meraih kesuksesan jarang mendatangkan kebahagiaan yang sejati.
3. Lebih fokus pada alam dan diri sendiri dibandingkan ketergantungan media sosial

Buku karya Jenny Odell berjudul How to Do Nothing: Resisting the Attention Economy, juga menjelaskan tentang bagaimana teknologi dan media sosial lebih banyak menarik perhatian dan fokus banyak orang. Hal tersebut kerap membuat seseorang merasa semakin lelah setelah aktivitas hariannya. Untuk itu, Odell menyarankan agar mengubah fokus menjadi ke alam sekitar dan inferioritas diri sendiri.
"Berorientasi pada tujuan" terkadang mematok "produktivitas" hanya tentang waktu yang digunakan di tempat kerja, padahal hal tersebut juga berlaku dalam hal pengembangan diri. Oliver Burkeman dalam buku Four Thousand Weeks, menjelaskan bahwa hidup ini singkat dan kita gak akan pernah menyelesaikan semua hal dalam daftar tugas kita.
Daripada berusaha untuk menjadi semakin efisien, ia berpendapat bahwa kita harus fokus pada apa yang benar-benar penting. Membuang perfeksionisme dan meningkatkan kesadaran hidup di masa sekarang.
4. Istirahat bukan suatu kemewahan melainkan keharusan

Dalam konsep slow living, istirahat bukanlah suatu kemewahan melainkan kebutuhan. Gannon mengatakan, kita semua benar-benar lelah. Itulah kenapa kita memiliki tubuh dan pikiran yang perlu dirawat. Meskipun tampak sederhana, namun nyatanya gak semua orang benar-benar melakukan hal tersebut
"Tagar #SlowLiving mengarahkan (di media sosial) mungkin mengarahkan kamu ke banyak sekali foto rumah pertanian dan perempuan anggun tengah merangkai bunga. Apakah ini sekadar gaya hidup yang berbeda?," kata Gannon.
Untuk menerapkan gaya hidup ini kamu gak harus langsung meninggalkan pekerjaan secara sepenuhnya hanya untuk bisa istirahat dan menikmati hidup. Gannon mengatakan, bahwa itu adalah perubahan pola pikir lebih dari apa pun.
Membiarkan diri kamu beristirahat sehari atau seminggu dapat membantu. Gannon juga menegaskan, ada baiknya mengingat pepatah lama "that the best things in life are free" (bahwa hal-hal terbaik dalam hidup itu gratis).
Itu dia penjelasan seputar konsep slow living yang saat ini cukup marak diperbincangkan. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasanmu, ya!