Money Dysmorphia: Saat Kamu Gak Pernah Puas sama Keuanganmu

- Money dysmorphia, kondisi psikologis merasa tidak puas dengan keuangan, meskipun cukup uang.
- Kondisi disebabkan oleh kecemasan finansial, pengalaman trauma finansial, dan perbandingan dengan orang lain di media sosial.
- Generasi muda dan kelompok dengan latar belakang keluarga masalah keuangan lebih rentan mengalaminya.
Pernahkah kamu merasa selalu kekurangan uang, meskipun penghasilanmu sebenarnya sudah cukup? Atau mungkin kamu terus-menerus cemas tentang uang, walaupun saldo rekeningmu stabil?
Jika iya, bisa jadi kamu mengalami money dysmorphia, sebuah kondisi di mana seseorang tidak pernah merasa puas dengan keuangan yang dimilikinya. Ini bukan hanya soal pengeluaran yang tak terkendali, tapi lebih pada perasaan tidak pernah cukup, yang sering kali menyebabkan stres dan ketidakpuasan.
Lantas apa itu money dysmorphia? Yuk, kenali lebih jauh tentang money dysmorphia, penyebabnya, serta siapa saja yang rentan mengalaminya.
1. Apa itu money dysmorphia?

Money dysmorphia atau dismorfia uang adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak pernah puas dengan situasi keuangannya, meskipun secara objektif ia memiliki cukup uang. Dilansir Verywell Mind, kondisi ini berasal dari kecemasan finansial, pengalaman masa lalu dengan uang (seperti trauma finansial), atau perbandingan terus-menerus dengan orang lain, terutama dari media sosial yang memamerkan gaya hidup yang terasa mustahil untuk dicapai.
Orang yang mengalami money dysmorphia akan terus merasa khawatir dan cemas bahwa uangnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan hidup.
Padahal kenyataannya, mereka bisa saja memiliki penghasilan yang baik, tabungan yang cukup, bahkan investasi yang berjalan, namun tetap merasakan ketidakamanan finansial.
2. Penyebab money dysmorphia

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami money dysmorphia. Salah satunya adalah lingkungan dan tekanan sosial yang tinggi.
Di era digital saat ini, media sosial memiliki kontribusi besar dalam hal ini.
Saat membuka media sosial, tanpa disadari kita mungkin sering kali membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat memiliki gaya hidup lebih mewah. Hal ini bisa memicu perasaan tidak puas, meskipun kita sebenarnya sudah cukup.
3. Orang yang rentan mengalami money dysmorphia

Dilansir Verywell Mind, generasi muda, khususnya, lebih rentan mengalami dismorfia uang dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Hal ini diperkuat dengan sebuah studi tahun 2024 yang dilakukan oleh Credit Karma menemukan bahwa 43 persen Gen Z dan 41persen milenial mengalami money dysmorphia.
Selain itu, ada beberapa kelompok yang juga lebih berisiko mengalaminya. Pertama, orang yang bekerja di industri dengan tekanan tinggi dan kompetitif, seperti dunia bisnis atau kreatif, lebih mungkin merasakan ketidakcukupan finansial meski secara kasat mata mereka sukses. Hal ini bisa disebabkan karena standar sosial yang terus meningkat dan perasaan ingin selalu lebih unggul dari yang lain.
Kedua, mereka yang memiliki latar belakang keluarga dengan masalah keuangan di masa kecil lebih rentan mengalami disformia uang. Pola pikir tentang uang yang terbentuk sejak kecil bisa sangat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap keuangan saat dewasa atau di masa depan.
4. Bagaimana mengatasi money dysmorphia?

Jika kamu merasa selalu cemas tentang uang atau tidak pernah merasa cukup, langkah pertama adalah mengenali bahwa kamu mungkin mengalami money dysmorphia. Sadari bahwa uangmu selalu kurang, hanyalah perasaanmu saja.
Kedua, ubah sudut pandang kamu mengenai uang. Lihatlah uang sebagai alat, bukan sebagai penentu harga diri. Dengan mengubah cara pandang kamu terhadap uang, maka kamu tidak akan terjebak dengan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, terutama soal uang.
Money dysmorphia bukanlah hal yang bisa disepelekan begitu saja. Kondisi ini bisa berdampak pada buruk pada kesehatan fisik dan mentalmu.
Mulai sekarang, cobalah untuk tidak terlalu sering membandingkan dirimu dengan orang lain, terutama di media sosial agar kamu tidak mengalami money dysmorphia.
Ingat bahwa apa yang kamu lihat di media hanyalah bagian dari hidup seseorang, bukan keseluruhan cerita yang sebenarnya.
Fokuslah pada pencapaian finansialmu sendiri dan hargai apa yang sudah kamu miliki.