Ogah Ikuti Tren, Ini 6 Desainer Anti-Fashion Ternama Dunia

Mereka merancang busana tanpa dipengaruhi tren yang ada

Bagi pnecinta fashion, suatu rancangan busana merupakan sebuah seni yang dapat dikenakan. Setiap rancangan mengandung cerita dan karakteristik dari desainer yang merancangannya. Namun, tidak tertutup kemungkinan kesadaran publik terhadap style dan fashion mempengaruhi rancangan seorang desainer.

Ada berbagai mode dan desain pakaian yang begitu diminati hingga membentuk sebuah trend. Tetapi beberapa fashion designer memilih tetap berpegang pada prinsip, konsep, dan style mereka sejak awal, dan tidak mengikuti tren yang tengah berlangsung.

Beberapa alasan para desainer tersebut menolak tren adalah keberlanjutan dari suatu fashion, dan perputaran tren yang begitu cepat, membuat orang-orang menjadi sangat konsumtif. Desainer yang tidak mengikuti tren tersebut disebut sebagai desainer anti-fashion. Siapa saja desainer anti-fashion ternama di dunia? Simak daftar berikut.

1. Rei Kawakubo

Ogah Ikuti Tren, Ini 6 Desainer Anti-Fashion Ternama Duniabeberapa dress rancangan Rei Kwakubo (commons.wikimedia.org/Missvain)

Rei Kawakubo adalah seorang perempuan kelahiran Tokyo, 1942. Pada usia 27 tahun, ia mendirikan fashion label miliknya yang dinamai Comme des Garçons, yang sering disingkat CDG.

Dalam waktu 10 tahun, label miliknya telah membuka 100 gerai di seluruh Jepang. Comme des Garçons yang identik dengan kain berwarna hitam, desain yang asimetris dengan tepian yang sedikit kasar berhasil tampil di Paris Fashion Week untuk pertama kalinya pada tahun 1981.

Istri dari Adrian Joffe ini dikenal radikal dan sedikit cuek. Walau merupakan seorang desainer yang sangat sukses, Rei mengaku bahwa ia tidak pernah terpesona pada sejarah industri fashion dan tidak berambisi menjadi seorang desainer maupun seniman. Ia tidak menyukai tren dan tidak terpengaruh olehnya.

Rei Kawakubo merancang dengan bebas, sesuai dengan keinginannya. Ia fokus dalam menghasilkan sesuatu yang baru, dan yang belum pernah ada ketika menyusun koleksinya. Ia mengatakan CDG adalah style-nya. Ia akan mengenakan apa yang ia rancang. Rancangan perempuan yang dijuluki queen of fashion ini telah dikenakan oleh selebritas terkenal seperti Pharrell Williams, Rihanna, Katy Pery dan Kris Jenner.

2. Vivienne Westwood

Ogah Ikuti Tren, Ini 6 Desainer Anti-Fashion Ternama Duniapotret koleksi Autumn-Winter 2022/23 Vivienne Westwood (twitter.com/FollowWestwood)

Vivienne Westwood adalah desainer lulusan Antwerp's Royal Academy of Fine Arts. Selain menjadi desainer, perempuan kelahiran Inggris, 1941 ini juga merupakan seorang aktivis perubahan iklim yang menggabungkan style punk dengan kegiatan aktivisnya.

Ia awalnya mendesain dengan nuansa punk karena hasil kolaborasinya dengan manajer band punk asal London, Malcolm McLaren. Hal ini membuatnya dijuluki sebagai ikon punk

Ia juga dikenal selalu blak-blakan menolak sifat konsumerisme dan selalu menggunakan koleksi karyanya sebagai alat kampanye. Ia fokus dalam usahanya untuk menghasilkan karya yang tidak bergantung pada tren, melainkan suatu karya yang efisien dan berkelanjutan. Ia menggunakan mode pakaian lama dan mendaurnya menjadi karya baru yang menunjukkan "pemberontakan".

Baca Juga: 10 Penampilan Karya Desainer Hian Tjen di Arab Fashion Week 2022

3. Ann Demeulemeester

Ogah Ikuti Tren, Ini 6 Desainer Anti-Fashion Ternama Duniapotret koleksi Ann Demeulemeester Autumn Winter 2011 (onyourmarkyvr.com)

Ann Demeulemeester merupakan salah satu anggota kelompok Antwerp Six, yaitu sebuah kelompok yang terdiri atas enam orang desainer asal Belgia, yang lulus dari Antwerp's Royal Academy of Fine Arts Belgia, antara tahun 1980--1981. Ann kerap menolak untuk mengikuti tren, dan memilih untuk membentuk dan merancang sendiri koleksi untuk label fashion miliknya, Ann Demeulemeester, yang didirikannya pada tahun 1985.

Motif bulu, warna-warna gelap, setelan-setelan longgar, dan bahan kulit bertekstur kasar menjadi ciri khas rancangan perempuan kelahiran Kortrijk tersebut. Karena gaya tersebut berulang kali muncul dalam setiap koleksi musimannya, Ann beberapa kali dikritik karena dianggap terlalu sering menggunakan ide yang sama dalam koleksinya. 

dm-player

Walau dikritik, Ann lebih memilih berpegang pada prinsipnya, di mana ia percaya bahwa fashion merupakan hal yang personal bagi setiap orang. Saat ini Ann telah meninggalkan brand miliknya, dan menunjuk Sébastien Meunier, seorang desainer Prancis untuk menggantikannya sebagai artistic director.

Pada September 2020, dengan restu Ann, Claudio Antonioli mengambil alih label. Ann percaya Claudio akan meneruskan label sambil tetap menjaga prinsip labelnya.

4. Issey Miyake

Ogah Ikuti Tren, Ini 6 Desainer Anti-Fashion Ternama Duniapotret busana rancangan Issey Miyake yang diberi nama Flying Saucer Dress (commons.wikimedia.org/Πελοποννησιακό Λαογραφικό Ίδρυμα)

Issey Miyake merupakan desainer asal Jepang yang lahir di Hiroshima, 22 April 1938. Sebagai salah satu fashion designer ternama asal Jepang, ia sering bereksperimen dalam membuat tekstil, teknik desain, dan model. Hal ini membuatnya dikenal sebagai desainer yang inovatif.

Pemilik label Pleat Please ini juga membuat kainnya sendiri. Ia juga selalu menghasilkan karya dan konsep orisinal. Desainer yang menentang kata haute couture ini pernah membuat konsep sebuah pakaian yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh, yang dibuat hanya dengan menggunakan sepotong kain. Konsep ini kemudian disebut dengan APiece-of-Cloth (A-POC).

Selain membuka clothing line, Issey yang memiliki ciri khas gaya rancangan perpaduan budaya timur dan barat ini diketahui membuka gerai parfum. Gerai parfum dan cologne yang diberi nama  L’Eau d’Issey tersebut diluncurkan pada tahun 1992. 

5. Raf Simons

Ogah Ikuti Tren, Ini 6 Desainer Anti-Fashion Ternama Duniakoleksi ready-to-wear Fall 2022 Raf Simons (twitter.com/lahearchive)

Raf Jan Simons adalah seorang desainer asal Belgia, pemilik label fashion pakaian pria Raf Simons, yang didirikan pada tahun 1995. Selain memiliki label sendiri, ia juga pernah bekerja pada brand fashion ternama seperti sebagai creative director di Jil Sander dan Christian Dior, dan sebagai chief creative officer di Calvin Klein. Sejak April 2021, ia menjadi co-creative director di Prada.

Desainer kelahiran 1968 tersebut memiliki pola pikir layaknya orang-orang muda. Ia ingin menjunjung nilai-nilai anti-fashion, dan menghasilkan karya yang menarik dalam setiap koleksinya. Pengalamannya bekerja di berbagai brand ternama membuatnya melihat bagaimana bisnis yang berfokus pada komersial saja akan membosankan.

Untuk pertama kalinya Raf Simons merancang pakaian perempuan di bawah labelnya sendiri pada tahun 2021. Koleksi pakaian perempuannya dipamerkan bersama dengan koleksi menswear edisi spring di bulan Oktober 2021.

6. Yohji Yamamoto

Ogah Ikuti Tren, Ini 6 Desainer Anti-Fashion Ternama Duniapotret koleksi rancangan Yohji Yamamoto (commons.wikimedia.org/Manuelarosi)

Yohji Yamamoto dikenal dengan rancangan avant-garde-nya. Pria kelahiran Tokyo, 1943 ini awalnya adalah seorang tamatan jurusan hukum yang kemudian beralih menjadi seorang fashion designer. Pemilik brand S'YTE ini merupakan salah satu desainer asal Jepang pertama yang datang ke Paris di tahun 1980-an. Ia meluncurkan rangkaian koleksi ready-to-wear-nya untuk pertama kalinya di Paris pada tahun 1981. 

Dalam merancang karyanya, Yohji berprinsip bahwa fungsi dasar dan utama pakaian adalah sebagai pelindung tubuh, sehingga ia tidak ingin mengikuti tren. Ia ingin agar rancangannya awet, sehingga dapat dikenakan orang-orang dalam waktu yang lama.

Baginya tren membuat orang-orang - terutama orang-orang muda - menyia-nyiakan pakaian. Tren yang selalu berubah, dan perubahannya semakin cepat, ditambah lagi dengan munculnya pakaian dengan harga yang semakin murah, membuat orang kerap membeli pakaian untuk mengikuti tren. Karena makna dan nilai dari suatu pakaian jadi terabaikan akibat tren, pemilik fashion line Y's ini memilih untuk menolaknya.  

Keberlanjutan industri fashion dan kebebasan berekspresi dan berkarya menjadi alasan umum para desainer anti-fashion menolak tren. Rancangan-rancangan mereka yang tidak mengikuti tren kerap terlihat unik dan mencolok, sehingga menarik perhatian. 

Baca Juga: 9 Koleksi Fashion Unik dari Gucci di Milan Fashion Week 2022, Classy!

MONICA GRACIA Photo Verified Writer MONICA GRACIA

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya