Pemberani, 5 Pemuda Muslim Dunia Ini Bisa Jadi Panutan Generasi Muda

Setelah videonya di YouTube yang berjudul “Gifted with Cancer” menjadi viral, sosok Ali Banat pun dikenal luas oleh banyak orang di berbagai negara. Video tersebut menceritakan kisah tentang kehidupan Ali Banat sebagai seorang pengusaha sukses yang membuatnya memiliki kehidupan yang sangat nyaman dan mewah.

Namun di tengah kehidupannya yang bergelimpangan harta tersebut, dokter menyatakan bahwa dirinya sedang mengidap penyakit kanker mulut stadium 4. Dengan sisa umur yang ia miliki, miliarder muslim berkebangsaan Australia itu pun mendonasikan seluruh harta kekayaannya untuk membantu ribuan orang yang hidup dalam keterpurukan di berbagai negara dan mendedikasikan hidupnya sebagai seorang aktivis sosial.

Setelah 3 tahun lamanya bertahan hidup dari kanker yang ia derita dan bergelut dengan berbagai kegiatan sebagai seorang pekerja kemanusiaan, ajal pun menjemput pria dermawan tersebut di usianya yang ke-36 tahun pada tanggal 29 Maret 2018.

Masyarakat muslim di seluruh dunia merasa sangat sedih dan kehilangan sosok Ali yang sangat baik dan inspiratif. Meski kini Ali telah tiada, namun kedermawanannya selalu dikenang dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Konflik antara Palestina dan Israel telah menyebabkan banyak rakyat Palestina terusir dari tanah air mereka dan menjadi pengungsi di berbagai negara. Sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan hak rakyat Palestina atas tanah air mereka, sejak akhir bulan Maret 2018 aksi protes damai besar-besaran pun dilakukan di sepanjang pagar perbatasan Palestina-Israel.

Rakyat Palestina dari berbagai latar belakang baik rakyat sipil, aktivis, politisi, sukarelawan medis dan insan pers turut mengambil bagian dalam aksi protes yang bertajuk “The Great March of Return” tersebut.

Saat remaja putri yang lain sibuk dengan pendidikan, trend fashion, dan berbagai urusan khas anak muda, Razan Al-Najjar memilih untuk turut memperjuangkan kemerdekaan tanah airnya dengan menjadi seorang sukarelawan medis di aksi protes “The Great March of Return”.

Selama bertugas untuk memberikan pertolongan medis kepada para demonstran yang terluka, Razan dikenal sebagai sosok perawat yang pemberani dan bertugas dengan penuh dedikasi. Keberanian dan dedikasi Razan selama bertugas pun menjadi pemberitaan media. 

Sosok Razan menjadi semakin dikenal oleh banyak orang saat dara cantik berusia 21 tahun itu gugur akibat tewas tertembak peluru tentara Zionis Israel ketika sedang bertugas untuk memberikan pertolongan medis pada seorang demonstran Palestina yang tengah terluka.

Kepergian Razan yang begitu memilukan pada tangal 1 Juni 2018 membuat masyarakat dunia sangat mengecam tindakan pihak Israel tersebut. Kematian Razan pun menjadi pemberitaan media internasional. Meski kini Razan telah pergi untuk selamanya, namun pengabdiannya yang begitu tulus untuk tanah airnya selalu dikenang oleh seluruh rakyat Palestina dan umat muslim di mancanegara.

Malala Yousafzai adalah seorang gadis muslim asal Pakistan yang merupakan aktivis untuk pendidikan perempuan. Di usianya yang masih sangat muda, Malala berani mengungkapkan kekejaman pihak militan Taliban yang mengekang kebebasan untuk mendapatkan pendidikan bagi perempuan, anak-anak dan pemuda di area tempat tinggalnya melalui tulisan-tulisan dalam blognya untuk BBC Urdu.

Di dalam tulisan-tulisannya tersebut, Malala menceritakan betapa terbelenggunya kebebasan para perempuan, anak-anak dan pemuda untuk bersekolah di bawah tekanan pihak Taliban.

Tulisan-tulisan Malala itu pun menarik perhatian dunia internasional. Karena hal itulah, Malala pernah mengalami penembakan di kepalanya yang dilakukan oleh pihak Taliban. Setelah mendapatkan perawatan yang intensif di Pakistan dan Inggris, kesehatan Malala pun kembali pulih.

Setelah selamat dari percobaan pembunuhan tersebut, dara yang lahir pada tanggal 21 Juli 1997 itu kembali melanjutkan perjuangannya sebagai seorang aktivis dalam bidang pendidikan. Perjuangan Malala sebagai seorang aktivis pendidikan membuatnya mendapatkan hadiah Nobel untuk perdamaian pada bulan Oktober 2014 di usianya yang ke-17 tahun.

Hal ini menjadikan Malala sebagai penerima hadiah Nobel termuda di dunia. Selain itu, berbagai penghargaan baik di bidang pendidikan, kepemudaan dan kemanusiaan di tingkat nasional dan internasional juga diraih olehnya. Kini, Malala semakin aktif memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi kaum perempuan di berbagai negara.

Fatih Seferagic adalah seorang pemuda muslim berkebangsaan Bosnia yang tinggal di Amerika. Fatih merupakan seorang hafiz Quran yang bersuara merdu, saleh, dan berwajah tampan.

Sosok Fatih mulai dikenal luas oleh banyak orang saat ia memposting videonya yang tengah melantunkan ayat-ayat suci Alquran di YouTube. Suaranya yang sangat merdu dan kefasihannya dalam melantunkan ayat-ayat suci Alquran membuat banyak orang kagum padanya.

Selain itu, Fatih juga merupakan seorang pengajar Alquran yang sangat aktif bersosial media. Dia tidak hanya mengajarkan Alquran secara langsung, namun juga secara online. Fatih pun kerap diundang di berbagai negara untuk menjadi imam masjid dan mengajarkan Alquran.

Meski memiliki popularitas sebagai seorang qari internasional, pemuda berdarah Jerman itu merupakan sosok yang ramah. Kepeduliannya yang besar pada masalah-masalah sosial membuat pemuda berusia 23 tahun itu juga menjadi seorang aktivis kemanusiaan.

Ilyasa Wijaya Kusuma dan Alyasa Wijaya Kusuma adalah dua orang pendakwah muda yang lebih dikenal dengan nama “ILAL”. Nama kedua kakak beradik asal Kabupaten Garut itu mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia ketika mereka mengikuti ajang kompetisi AKSI (Akademi Sahur Indonesia) Indosiar pada tahun 2015.

Cara berdakwah mereka yang selalu kompak dan sangat khas menyita perhatian banyak orang hingga mereka pun berhasil menjadi juara 2 di ajang kompetisi dakwah tersebut. Setelah kompetisi tersebut berakhir, ILAL tetap mengisi hari-hari mereka dengan belajar dan berdakwah.

Berkat bakat, kemampuan dan konsistensi dalam berdakwah, pemuda kembar ini pun terpilih untuk menjadi salah satu perwakilan Indonesia di ajang kompetisi AKSI Asia (Akademi Sahur Asia) 2018. Setelah berupaya sebaik mungkin, ILAL berhasil meraih juara 1 di ajang kompetisi dakwah tingkat Asia tersebut.

Pada tanggal 28 Juni 2018, kedua pendakwah muda ini juga mendapatkan penghargaan sebagai Dai Muda Inspiratif di acara “Anugerah Syiar Ramadhan 1439 H/2018” yang diselenggarakan atas kerjasama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora).

Meski memiliki popularitas dan prestasi yang sangat bergengsi di usia muda, ILAL tetap bersikap ramah dan santun. Kini, kedua kakak beradik itu semakin aktif berdakwah ke berbagai tempat dan sering memposting kegiatan keseharian mereka di akun sosial media Instagram mereka yang memiliki followers mencapai 329 ribu!

Di era milenial yang diwarnai dengan kemajuan teknologi yang sangat canggih seperti saat ini, isilah hari-harimu dengan melakukan berbagai kegiatan positif. Hidup hanya sekali, maka berikanlah yang terbaik.