Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Stres Hingga Alergi, Kenali 5 Penyebab Over Grooming pada Kucing!

Kucing
ilustrasi kucing (pexels.com/fox)
Intinya sih...
  • Kucing bisa over grooming karena alergi terhadap makanan, tungau, atau bahan kimia
  • Stres dan kecemasan dapat menyebabkan kucing melakukan grooming berlebihan
  • Infeksi kulit, rasa sakit, kebosanan, dan kurang stimulasi juga menjadi penyebab over grooming pada kucing
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kucing dikenal sebagai hewan yang sangat menjaga kebersihan dirinya. Mereka bisa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjilati bulu supaya tetap bersih, lembut, dan bebas kotoran. Namun, kamu perlu waspada ketika aktivitas grooming ini jadi berlebihan, bahkan sampai meninggalkan bekas botak atau iritasi.

Masalah over grooming ini sering gak disadari pemilik karena terlihat seperti rutinitas normal. Bulu yang rontok di satu titik, kucing yang terus menjilati area yang sama, atau munculnya bercak merah sering dianggap biasa. Padahal, perilaku ini bisa jadi respon terhadap sesuatu. Berikut ini lima penyebab over grooming pada kucing yang patut kamu perhatikan!

1. Alergi yang tidak disadari

ilustrasi kucing (unsplash.com/ludemeula)
ilustrasi kucing (unsplash.com/ludemeula)

Salah satu penyebab over grooming adalah alergi. Kucing bisa mengalami alergi terhadap makanan tertentu, tungau, serbuk tanaman, atau bahan kimia dari produk pembersih rumah. Ketika alergi muncul, kulit kucing jadi lebih gatal dan sensitif.

Untuk meredakannya, mereka refleks menjilati bagian yang terasa gatal, dan lama-lama kebiasaan ini berubah jadi over grooming. Alergi makanan menyebabkan gatal pada wajah, kaki, atau perut. Sementara alergi lingkungan cenderung menyerang area punggung dan bagian ekor. Kamu bisa coba memperhatikan kapan gejalanya mulai muncul.

2. Sedang mengalami stres atau kecemasan

ilustrasi kucing (pexels.com/amuro_akira)
ilustrasi kucing (pexels.com/amuro_akira)

Meskipun terlihat santai, kucing sebenarnya sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Mereka bisa stres karena pindah rumah, kedatangan hewan baru, suara bising, atau bahkan perubahan kecil seperti posisi furnitur yang bergeser. Stres pada kucing sering muncul dalam bentuk perilaku berulang, dan grooming berlebihan.

Over grooming akibat stres biasanya membuat bulu rontok di area yang mudah dijangkau, seperti perut, kaki, dan pangkal ekor. Menariknya, grooming bagi kucing juga berfungsi sebagai mekanisme self-soothing. Jadi, ketika merasa gelisah mereka cenderung melakukannya lebih sering.

3. Infeksi kulit atau parasit

ilustrasi kucing terkena scabies (unsplash.com/nardly)
ilustrasi kucing terkena scabies (unsplash.com/nardly)

Kutu, tungau, atau jamur kulit bisa menyebabkan rasa gatal ekstrem pada kucing. Ini membuat mereka menjilati atau menggigit tubuh mereka terus-menerus sebagai usaha menghilangkan rasa gatal. Infeksi kulit akibat jamur bisa membuat area kulit memerah, bersisik, dan akhirnya botak karena terlalu sering di-grooming.

Parasit seperti kutu sering bersembunyi di bagian belakang leher atau di pangkal ekor. Kalau kucingmu sering grooming di area tersebut sampai bulunya menipis, parasit bisa jadi tersangka utamanya. Perawatan rutin seperti pemberian obat anti-kutu atau mandi khusus jamur bisa membantu, tapi pastikan selalu konsultasi dulu supaya perawatannya sesuai kondisi kulit kucing.

4. Rasa sakit pada bagian tubuh tertentu

ilustrasi kucing (pexels.com/Lucas Andrade)
ilustrasi kucing (pexels.com/Lucas Andrade)

Kadang over grooming bukan karena gatal, tapi karena sakit atau nyeri di bagian tertentu. Kucing sulit menunjukkan rasa sakit secara langsung, jadi mereka menutupi ketidaknyamanan itu dengan menjilati area yang terasa sakit. Contohnya, kucing dengan radang sendi bisa menjilati area kaki atau pinggul berulang-ulang.

Over grooming karena nyeri biasanya terjadi di area yang sama secara konsisten. Kalau kamu perhatikan kucing terus menjilati satu titik tanpa henti, coba cek apakah ada pembengkakan, luka, atau tanda iritasi lain. Dibanding penyebab lain, rasa sakit ini paling sulit ditebak, jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter hewan, ya!

5. Merasakan kebosanan dan kurang stimulasi

ilustrasi kucing (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi kucing (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kucing indoor biasanya lebih rentan bosan. Ketika tidak ada permainan, aktivitas, atau interaksi yang cukup, mereka mencari cara untuk mengalihkan rasa jenuh. Salah satunya adalah grooming berlebihan. Perilaku ini akhirnya berubah jadi kebiasaan compulsive jika dibiarkan terlalu lama.

Jika penyebabnya kebosanan, kamu biasanya akan melihat kucing grooming ketika gak ada aktivitas lain yang menarik. Kamu bisa mengenali gejala ini dan mengajak kucing jalan-jalan. Kamu juga bisa memberikan mainan, ngajak main, atau menambahkan scratching post dan climbing tree di rumah.

Over grooming memang terlihat biasa, tapi sebenarnya bisa jadi tanda masalah yang serius. Mengamati perilaku kucing dan perubahan kecil dalam kesehariannya bisa sangat membantu kamu menemukan penyebabnya lebih cepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

4 Jenis Lampu Baca Nyaman untuk Kamu yang Suka Membaca di Malam Hari

25 Nov 2025, 00:00 WIBLife