Punya Mental Pesimis atau Sekadar Realistis? Bedanya Tipis!

- Orang realistis melihat kenyataan tanpa memaksakan harapan positif palsu, sementara orang pesimis fokus pada hal-hal yang bisa salah tanpa bukti kuat.
- Orang realistis mencari solusi saat menghadapi masalah, sementara orang pesimis hanya terus memikirkan masalah tanpa mencari jalan keluar.
- Orang realistis berdiskusi atau minta masukan dari orang lain saat menyampaikan masalah, sementara orang pesimis ingin memvalidasi permasalahan mereka.
Berusaha positif ketika hidup lagi gak baik-baik aja pastinya sulit. Mau yakin kalau rejeki gak akan tertukar, tapi sadar masih banyak kandidat lain yang lebih bagus. Mau percaya pasti bisa dapet rejeki terbaik, tapi bertanya-tanya kenapa rejeki orang terlihat lebih melimpah.
Beberapa situasi mengharuskan kita untuk berpikir realistis, yang mau tidak mau membuat kita memikirkan kemungkinan terburuk. Berpikiran pesimis dan menjadi realistis, keduanya bisa terdengar mirip. Berikut enam perbandingan untuk bantu kamu membedakan keduanya.
1. Realistis fokus ke apa yang benar, pesimis mengasumsikan yang terburuk

Kenyataan memang gak selalu indah. Segala sesuatu gak selalu berjalan sesuai keinginan. Orang yang realistis mencoba melihat kenyataan secara apa adanya, tanpa berusaha memaksakan harapan positif yang palsu. Di sisi lain, orang dengan pemikiran pesimis cenderung fokus pada hal-hal yang bisa salah, meskipun tanpa ada bukti yang kuat.
2. Realistis fokus cari solusi, pesimis fokus di masalahnya

Ketika menghadapi masalah, orang realistis akan mencari cara apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikannya. Sementara, orang yang pesimis hanya terus menerus memikirkan masalah itu, apa penyebabnya, siapa yang salah, tanpa mencoba mencari jalan keluar. Orang realistis memahami apa yang terjadi supaya bisa menyusun strategi. Orang pesimis memahami situasi dan kondisi untuk mencari justifikasi atas apa yang sudah terjadi.
3. Realistis mencari masukan, pesimis mencari dukungan

Ketika seseorang yang realistis menyampaikan masalah, tujuannya adalah untuk berdiskusi atau meminta masukan dari orang lain. Saat orang pesimis menceritakan masalah, tujuannya adalah untuk memvalidasi permasalahan yang mereka miliki. Mencari "teman" sama-sama penting untuk keduanya, hanya berbeda tujuan. Orang yang realistis ingin tau bahwa dia gak sendirian untuk punya harapan. Sebaliknya, orang yang pesimis ingin tau bahwa dia gak sendirian karena rasa takut memiliki perbedaan.
4. Realistis bisa terima ketidakpastian, pesimis anggap semua akan gagal

Orang realistis paham kalau hidup gak selalu bisa ditebak dan mereka siap menghadapi itu. Sebaliknya, orang pesimiss langsung mengambil kesimpulan, “Karena gak pasti, pasti gagal". Kalau terlalu pesimis, hal buruk bisa benar-benar terjadi hanya karena kita berhenti mencoba. Sering kali, kenyataan berjalan sesuai apa yang kita asumsikan.
5. Realistis bikin waspada, pesimis bikin stuck

Bersikap realistis bantu seseorang mengambil keputusan yang lebih baik, memilih risiko yang sudah diperhitungkan. Mental pesimis justru cuma bikin takut bertindak dan gak ke mana-mana. Ada perbedaan di penyebab munculnya kedua sikap ini. Sikap realistis muncul karena menginginkan yang lebih baik. Sementara, sikap pesimis muncul dari rasa takut atau malas menghadapi kenyataan.
6. Perbedaan tujuan saat memberikan kritik

Orang realistis mengkritik karena kepentingan sedangkan orang pesimis mengkritik karena kebutuhan. Realistis adalah berusaha menyampaikan kritik membangun untuk membantu orang lain menjadi lebih baik. Pesimis adalah memberikan kritik untuk memperjelas hal-hal negatif yang dimiliki orang lain untuk merasa lebih baik tentang dirinya sendiri. Tak jarang, kritik yang diberikan merupakan sikap yang sebenarnya tidak mereka sukai dalam diri mereka sendiri
Jadi pesimis kadang tak terhindarkan. Penting untuk memperhatikan alasannya biar tetap realistis. Jangan menjadi pesimis hanya karena realitasmu sedang buruk. Hidup terlalu sebentar untuk dihabiskan memikirkan hal negatif.