Quarter-Life Crisis? Mulai Proses Pencarianmu dengan Self Discovery!

Untuk kamu yang berumur 20-an, pasti sudah tidak asing lagi dong sama yang namanya quarter-life crisis. Apa kamu sedang berada di fase tersebut? Atau sebenarnya kamu sedang ada di fase itu tapi tidak menyadarinya? Biasanya, mereka yang sedang mengalami quarter-life crisis akan merasa kehilangan arah, tertekan, stres, serta khawatir akan ketidakpastian di masa depan.
Emosi negatif yang berasal dari quarter-life crisis itu dapat memberikan pengaruh buruk jika dibiarkan begitu saja. Untuk kamu yang sedang mencari jalan keluar dari segala kegelisahan itu, self-discovery bisa menjadi jawabannya, lho. Self-discovery merupakan proses memahami karakter, mencari tahu apa yang hilang, dan menyadari apa tujuan, hasrat, potensi, dan motif pada diri sendiri.
Memahami karakter mungkin terdengar sesuatu yang sangat 'berat'. Namun, saat berhasil menemukannya, hal itu akan membantu kamu untuk membuka versi terbaik dirimu. Kalau kamu masih belum terpikir harus mulai dari mana, jangan khawatir. Yuk simak beberapa tips berikut untuk menemanimu memulai proses self-discovery!
1. Visualisasikan versi diri yang kamu inginkan

Banyak orang yang mendefinisikan dirinya berdasarkan hubungannya dengan orang lain atau peran yang ia biasa lakukan. Tanpa menyadari apa yang benar-benar kamu inginkan, hal itu akan membuatmu hidup untuk orang lain. Tanggung jawab dan prioritas sehari-hari memang penting. Tapi saat kamu mulai bertanya, "Siapa sih sebenarnya aku?", itulah saatnya kamu bertanya pada diri sendiri, versi diri yang seperti apa yang kamu inginkan.
Kamu bisa memulai dari pertanyaan-pertanyaan sederhana, seperti:
- Apa yang sebenarnya aku inginkan dari hidup?
- Hal apa yang membuatku bangga menjadi diri sendiri?
- Hal apa yang aku sesali?
- Dalam 5-10 tahun lagi, di mana aku akan berada?
2. Mulai eksplorasi passion-mu

Dilansir Psychology Today, sebagian orang menganggap passion merupakan minat atau komitmen jangka panjang seseorang terhadap suatu aktivitas atau topik yang dikejar sepanjang hidupnya, bagaimanapun rintangannya di depan nanti. Selain itu, passion juga membantu kita memberikan tujuan hidup dan terasa bermakna.
Meskipun begitu, passion tidak selalu harus kompleks atau berkaitan dengan minat profesional, lho. Kamu bisa mulai dengan memikirkan hal yang ingin kamu lakukan di waktu luang tiap harinya, atau sesuatu hal yang membuatmu semangat.
3. Mencoba sesuatu yang belum pernah kamu lakukan

Belum terpikirkan passion-mu apa? Kalau begitu, cobalah melakukan hal yang belum pernah kamu lakukan! Seperti melukis, merajut, atau bahkan fotografi. Apapun minat kamu, jika belum bisa mengikuti kelas tatap muka, kamu bisa mengikuti kelas online-nya. Bahkan kamu bisa mulai mendalami minatmu melalui internet sebagai permulaan yang cukup memberimu informasi untuk tetap mengejar hobi tersebut atau tidak.
Sesuatu hal yang mungkin kamu ragu untuk mencobanya, coba dulu saja. Kalau belum mencoba, kamu tidak akan pernah tahu kamu menyukai kegiatan itu atau tidak kan?
4. Evaluasi kemampuan kamu secara berkala

Sebagian besar orang memiliki bakat dalam suatu hal. Sebagai salah satu proses self-discovery, kamu bisa luangkan waktu untuk mengevaluasi kemampuan mana yang bisa kamu gunakan nantinya. Seperti banyak teman kamu sering menanyakan pendapatmu sebelum membeli gawai atau alat elektronik lainnya, mungkin kamu bisa mendalami bidangnya dan menjadi gadget enthusiast lalu membuat konten terkait hal tersebut.
Memaksimalkan penggunaan keterampilanmu dapat meningkatkan kepercayaan diri, lho. Saat kepercayaan dirimu meningkat, kamu berpeluang menemukan bakat lainnya yang mungkin belum terpikirkan hingga saat ini.
5. Identifikasi nilai apa yang paling berharga bagimu

Setiap orang biasanya memiliki prinsip dan nilai-nilai spesifik yang bersifat ideal untuk hidup. Hal tersebut merupakan salah satu aspek pondasi dari identitas diri yang memiliki arti besar dan berharga bagi kehidupan kamu, termasuk akan menggambarkan kehidupan seperti apa yang sebenarnya ingin kamu jalani.
Dengan pentingnya manfaat dari mengetahui prinsip dan nilai yang spesifik, ada beberapa nilai kehidupan pokok yang bisa kamu eksplorasi sebagai bagian dari proses self-discovery. Mulai dari kejujuran, kepercayaan, loyalitas, empati, kasih sayang, kreativitas, kecerdasan, sampai keberanian.
6. Bangun komunikasi dengan dirimu

Self-talk bisa menjadi salah satu cara sederhana, yang sebetulnya tanpa sadar sering kita lakukan, untuk mencari jawaban yang dicari tentang diri kamu. Kamu bisa mulai menanyakan pada dirimu beberapa pertanyaan seperti berikut:
- Mengapa aku melakukan apa yang aku lakukan sekarang?
- Apa yang mendorong aku untuk melakukannya?
- Apa ada yang aku lewatkan?
- Apa dampak pilihan aku ke kehidupan yang aku inginkan?
Bila pertanyaan ini terasa sulit, kamu bisa coba dengan yang lebih sederhana. Yang terpenting, coba untuk jujur pada dirimu sendiri. Lalu, terapkan jawabannya pada kehidupan kamu.
7. Berdiskusi dengan terapis

Proses self-discovery memang tidak mudah. Bahkan bila kamu merasa tidak tahu mulai dari mana atau rasanya seperti berada di jalan buntu, itu hal yang normal, kok! Solusinya, kamu bisa menemui terapis atau tenaga profesional seperti psikolog untuk meminta bantuan. Terapis akan membantu untuk memetakan aspek dalam kehidupan kamu agar kamu lebih memahami pilihan-pilihan yang sudah atau akan kamu ambil nantinya.
Setiap orang hakikatnya akan bertumbuh dan berkembang. Hal tersebut lah yang membuat perjalanan dalam self-discovery rasanya tidak berujung. Akan tetapi, jangan pesimis dulu! Selama kamu terus berproses, meski bertahap, kamu akan merasakan manfaatnya. Selamat mencoba, ya!